Badan Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Sumsel) mengekspor komoditas pertanian dan perikanannya senilai Rp 153,4 miliar ke 11 negara. Ekspor dilakukan karena komoditas kebutuhan di Sumsel sudah mencukupi.
Adapun rincian untuk komoditas pertanian dan perkebunan senilai Rp 151 miliar ke-10 negara tujuan. Produk yang diekspor berupa kayu olahan, bubuk teh, santan kelapa, palm kernel expeller, karet lempengan dan kelapa bulat. Di antaranya ke Yordania, Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Srilanka, Vietnam, Rusia dan lainnya.
Sementara komoditas perikanan berupa paha kodok sejumlah 17.076 kilogram senilai Rp 2,3 miliar ke Perancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni akan ikut mendorong peningkatan ekspor komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan dari Sumsel.
"Kita akan terus mendorong agar ekspor bisa ditingkatkan dan memenuhi kebutuhan pasar luar negeri. Ekspor ini juga menunjukkan bahwa kebutuhan di Sumsel telah tercukupi. Namun kita tetap berharap produksi terus ditingkatkan," ujar Fatoni usai pelepasan ekspor di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Boom Baru, Jumat (8/11/2023).
Fatoni juga meminta kualitas produk ekspor menjadi perhatian. Badan Karantina, dimintanya untuk menjadi filter dan ujung tombak untuk memastikan seluruh komoditas ekpor sesuai standar.
"Potensi Sumatera Selatan sangat luar biasa, pelepasan ekspor hari ini turut membuka peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sekaligus menunjukkan sinergitas seluruh instansi baik karantina, bea cukai, dan Provinsi Sumatera Selatan," katanya.
Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat M Panggabean mengatakan bahwa Sumsel punya banyak potensi komoditas yang bisa diekspor. Untuk itu, pihaknya mendorong pemda untuk bisa mengklasifikasikan komoditas unggulan untuk diekspor.
"Kami baru kembali dar Beijing dan ada kesepakatan untuk menambah ekspor sarang burung walet, nah di Sumsel ada banyak dan bisa ditambah kuotanya. Kemudian durian, Sumsel menjadi salah satu kampungnya, bisa juga untuk diperluas pasarnya ke ekspor," ujarnya.
Karantina Indonesia, katanya, hadir untuk mendorong kemudahan berusaha, kelancaran arus barang khususnya komoditas pertanian dan perikanan baik untuk ekspor, impor dan kebutuhan konsumsi masyarakat. Pihaknya, melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan kesehatan, keamanan dan kelayakan komoditas.
"Kita pastikan komoditas dapat diterima di negara tujuan dengan baik, bebas hama penyakit dan penuhi persyaratan teknis," ujarnya.
Sementara itu, Pejabat Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumsel Azhar Ismail menambahkan, salah satu komoditas yang rutin diekspor dan trennya meningkat signifikan saat ini adalah karet lempengan. Tujuan pasarnya ke Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, India, Srilanka dan Rusia.
"Selain fasilitasi di border, kami juga melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan ekspor agar produk diterima di masing-masing negara tujuan pasar," ujarnya.
(cud/cud)