Sumatera Selatan (Sumsel) masuk dalam tiga besar provinsi dengan jumlah penderita kebutaan di Indonesia. Berdasarkan data dari Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), Sumsel berada di bawah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Hal itu disampaikan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini saat meninjau operasi katarak gratis di RSUP Mohammad Hoesin, Palembang. Tingginya kebutaan di Sumsel terlihat dari jumlah pendaftar operasi katarak gratis yang digelar yang diikuti 400-an orang. Namun, karena pembatasan, penyelenggara hanya menerima 101 pasien untuk dioperasi pada 24-25 November 2023.
"Kegiatan saat ini ada 101 pasien. Dilaksanakan di Sumsel karena jumlah penderita katarak cukup tinggi. Meskipun jumlahnya tidak banyak, Sumsel menjadi tiga daerah terbanyak yang mengalami kebutaan," ujarnya saat kegiatan Operasi Katarak Gratis, Jumat (24/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata Risma, penyebab tingginya katarak itu disebabkan letak geografis Sumsel, dan banyak terjadi di wilayah perairan, tak terkecuali di pantai. Hal itu, berefek pada radiasi ultra violet (UV) yang cukup tinggi.
Sejalan dengan operasi katarak ini, Mensos menyebut tugas prioritas Kemensos adalah melakukan penanganan untuk mencegah masyarakat menjadi tunanetra. Hal itu pula mengakibatkan pada tingginya pengeluaran negara karena kebutaan membuat mereka tidak produktif termasuk pihak keluarga penderita.
"Jadi karena mereka tidak produktif (karena kebutaan), keluarganya juga harus menunggui untuk membantunya sehingga keluarganya pun (ikut) tidak produktif. Sehingga hal Itu yang dianggap kerugian negara dan itu ada hitungannya sampai sekian triliun. Karena itu kenapa kita (Kemensos) harus lakukan ini cepat untuk jangan sampai terlambat," ungkapnya.
Mensos menambahkan, aksi operasi katarak gratis ini akan terus dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia. Disebutnya, bulan depan akan digelar kembali operasi katarak gratis.
(Candra Setia Budi/des)