Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyebut bahwa titik api (hotspot) di Bumi Sriwijaya sudah menurun. Hal itu terjadi karena adanya turun hujan dan berkat teknik modifikasi cuaca (TMC). Bahkan, kata dia, pernah dalam satu hari tidak ada hotspot.
"Ini kabar gembira, Sumsel terus ada penurunan titik api bahkan pernah dalam satu hari zero titik api. Ini tentu menggembirakan, ini terjadi karena adanya turun hujan karena izin Allah dan didorong dengan TMC serta Salat Istisqa," katanya Senin (23/10/2023).
Dengan turunnya hujan beberapa waktu yang lalu, kata Agus, cuaca di Palembang tampak cerah dan kabut asap tidak terlihat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus juga mengimbau kepada masyarakat yang ada di kabupaten/kota untuk terus melakukan Salat Istisqa, sehingga hujan dapat turun dan kabut asap yang melanda wilayah Sumsel dapat teratasi.
"Suasana cuaca cerah, tidak kelihatan kabut pagi-pagi juga terang serta malam terang. Saya imbau terus Salat Istiqsa di masjid-masjid, pesantren, kantor desa kabupaten silahkan dilaksanakan," ujarnya.
Kata Agus, untuk mengatasi karhutla sudah dilakukan berbagai cara yakni lewat darat, udara. Bahkan, menambah pasukan. Saat ini juga, lanjut Agus, TMC terus diperpanjang.
"Selain itu operasi darat dan udara terus dilakukan serta tambahan personil dilakukan. Jadi penambahan heli WB dari bnpb sudah perpanjangan TMC juga sudah ini sedang berlajan terus," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahnbana mengatakan, TMC diperpanjang dari tanggal 23-27 Oktober 2023 dan sudah berkoordinasi dengan BNPB terkait perpanjangan ini.
"TMC diperpanjang mulai tanggal 23 sampai 27 Oktober 2023. Ini merupakan upaya kita untuk penanggulangan Karhutla," ungkapnya.
Kata Iqbal, TMC dilakukan di wilayah yang berpotensi ada awan hujan. TMC, lanjutnya, dilakukan satu sampai tiga kali sortir, melihat potensi awan yang ada. Untuk sekali penyemaian (sortir) ditebar 1.000 kg atau 1 ton garam.
Iqbal menjelaskan, sebelum dilakukan penyemaian garam, terlebih dahulu dilakukan penebaran kapur tohor aktif atau Kalsium Oksida (CaO) yang ditaburkan di gumpalan asap. Kata dia, kapur tohor aktif ini diyakini mampu menghilangkan asap yang disebabkan Karhutla, setelah itu baru disemaikan garamnya.
(des/des)