Warga Palembang mengeluhkan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang tak kunjung mereda. Hal ini membuat warga Palembang mengalami sejumlah penyakit. Antara lain batuk-batuk, sakit tenggorokan, dan mata perih.
Fenny warga Jalan Sudirman, Kecamatan Ilir Timur (IT) I Palembang mengaku sangat terganggu dengan kabut asap ini. Ditambah lagi ia juga menderita penyakit asma yang membuatnya harus minum obat ketika asmanya kambuh.
"Setiap malam saya harus minum obat. Padahal selama ini asma saya tidak pernah kambuh lagi terakhir awal tahun 2023 kambuh. Sekarang sejak Sumsel diserang kabut asap asmanya kembali kambuh," tuturnya, Jumat (29/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Fenny, beberapa minggu kemarin ia sampai harus dibantu oksigen karena sulit bernapas.
"Kabut asap ini tak hanya membuat asma saya kambuh, tapi juga tenggorokan kering dan mata perih. Bahkan anak saya yang masih balita pun juga turut terkena dampak padahal kami hanya di dalam rumah namun kabut asap ini masuk ke rumah," ungkapnya.
Menurut Fenny, pada pukul 02.00 WIB kabut asap biasanya sangat tebal. Pada jam-jam inilah asmanya kambuh sehingga sulit tidur. "Semoga bencana ini cepat berakhir karena kami sangat terganggu," ujarnya.
Tak hanya Fenny, Titin warga Kecamatan Ilir Barat I Palembang juga mengaku semenjak karhutla, kabut asap saat dini hari sangat pekat. Lalu pada sore hari sekitar pukul 17.00 WIB, asap kembali pekat. Akibat kabut asap ini, ia mengalami batuk kering yang tak kunjung sembuh.
"Sangat mengganggu, apalagi kalau menjelang magrib dan dini hari kabut asapnya sangat pekat, susah bernafas dan batuk pasti kumat," ujarnya.
(des/des)