Kasus Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA) di Palembang, Sumatera Selatan telah menjangkit 4.325 warga. Begini potret Kota Palembang saat diselimuti kabut asap di malam hari.
Pantauan detikSumbagsel, Senin (11/9/2023) malam di beberapa pusat kota di Palembang, termasuk salah satunya Jembatan Ampera, kabut asap nampak begitu pekat.
![]() |
Selain menggangu pernapasan bagi pemotor dan pejalan kaki yang tak pakai masker, kabut asap sendiri mengurangi jarak pandang pengemudi saat berkendara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dedi Sudarsono, salah satu warga Palembang yang ditemui di sekitar Jembatan Ampera mengaku sebenarnya malas untuk keluar rumah karena adanya kabut asap ini. Dia mengaku sesak saat bernapas jika tak pakai masker.
"Sebenarnya saya sangat malas keluar rumah dengan keadaan kabut asap seperti ini, sesak kalu narik napas panjang-panjang mas. Tapi ya gimana kalau kewajiban kita harus keluar malam," kata warga Pahlawan, Kemuning, Palembang itu.
Dia berharap Pemerintah dapat konsisten untuk menuntaskan kasus kebakaran lahan seperti di wilayah Ogan Ilir (OI) dan Ogan Komering Ilir (OKI). Dia menilai asap yang menyelimuti Palembang merupakan kiriman dari dua Kabupaten tersebut.
"Kita harap pemerintah dapat serius. Kalau pemerintahnya serius saya yakin tidak mungkin bakal jadi seperti ini," ungkapnya.
Bahkan kepada pihak berwajib, Dedi pun berharap agar dapat mengusut tuntas dan transparan dalam memproses hukum orang-orang yang tak bertanggung jawab nekat membuka lahan dengan cara membakar.
"Jarang terdengar kalau ada yang bakar itu diproses, seperti kayak kejadian ratusan hektare di OI kemarin itu kan ditemukan ada bekas bensin sama apalagi itu, tapi sampai sekarang nggak kedengaran kalau yang bakar lahan itu ditangkap. Tolonglah kepada bapak-bapak petugas, agar ditindak tegaslah pelaku-pelaku (bakar lahan) itu," jelasnya.
Senada, Rozi warga Kenten Laut, Banyuasin saat dijumpai di sekitaran Masjid Agung Palembang mengaku matanya perih hingga berair akibat kabut asap ini. Dia berharap bencana ini bisa segera berakhir, agar anak-anak sekolah tak terdampak hingga harus kembali belajar di rumah seperti di zaman COVID-19 lalu.
Mata berair dan perih karena ini (kabut asap). Semoga cepat berakhir, saya khawatir anak-anak bisa samo sekolah daring lagi kalau kayak gini terus-terusan.Rozi, warga Kenten Laut, Banyuasin. |
Diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang yang diterima detikSumbagsel, sudah ada 4.325 kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dikarenakan udara yang buruk terjadi saat ini.
Rinciannya pada minggu pertama Agustus sebanyak 2.203 kasus, minggu kedua naik menjadi 2.387. Lalu pekan ketiga 2.428 kasus, pekan keempat sebanyak 3.141 kasus, dan minggu pertama di bulan September naiknya cukup signifikan menjadi 4.325 kasus.
"Kasus ISPA ini cukup tinggi saat udara di Palembang cukup buruk pada minggu pertama September," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Kota Palembang, Yudhi Setiawan, Senin (11/9/2023).
Dengan meningkatnya kasus ISPA, Dinkes Palembang memaksimalkan 42 puskesmas induk. Selain itu ditambah dengan 35 rumah sakit untuk penanganan kasus ISPA.
"Kami mengimbau kepada masyarakat Kota Palembang untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, perbanyak minum air putih hangat, jika sakit bertambah berat segera datang ke Fasyankes," imbaunya.
(des/des)