Empat SMA negeri di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) diduga memperjualbelikan bangku sekolah saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Hal itu diketahui setelah Ombudsman Sumsel melakukan investigasi.
Terkait investigasi itu, Wakil Ketua Komisi V DPRD Sumsel Syaiful Fadli menyebut bahwa penemuan itu terlambat. Sebab, tanpa investigasi pun banyak laporan dari masyarakat soal kekisruhan dalam PPDB.
"Kalau kami katakan di sini sebetulnya hasil investigasi Ombudsman ini bisa dikatakan terlambat," katanya, Jumat (25/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata dia, saat ini yang dibutuhkan adalah solusi agar penyimpangan dalam proses PPDB itu tidak terulang lagi ke depannya.
Untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam proses PPDB, Syaiful mengaku bahwa Komisi V akan mengusulkan sistem PPDB ke depannya dapat dilakukan dengan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Sistem CAT diyakini akan meminimalisir terjadinya praktik jual beli bangku dan penyimpangan lain.
"Hasil test CAT itu bersifat real time dan kalaupun ada yang mencoba berbuat curang akan dengan mudah dapat diketahui," ujar politisi dari PKS ini.
Dia menambahkan, untuk saat ini sistem PPDB bersifat formalitas dan bisa diakal-akali. Maka dari itu, dia meminta ke depannya dapat dilakukan dengan sistem CAT.
"Yang terjadi sekarang ini kami nilai sifatnya hanya formalitas dan bisa diakal-akali. Contohnya sistem zonasi tinggal dicari alamat terdekat dari sekolah, sistem afirmasi hingga tes tertulis yang terkesan hanyalah formalitas," ungkapnya.
(des/mud)