Luas Lahan yang Terbakar di TPA Sukawinatan 3 Hektare

Sumatera Selatan

Luas Lahan yang Terbakar di TPA Sukawinatan 3 Hektare

Candra Budi - detikSumbagsel
Rabu, 16 Agu 2023 19:06 WIB
Petugas berjibaku memadamkan api di TPA Sukawinatan Palembang
Kebakaran di TPA Sukawinatan (Foto: Dok DLHK Palembang)
Palembang -

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang Ahmad Mustain mengatakan luas lahan yang terbakar di tempat pembuangan akhir (TPA) Sukawinatan sebanyak 3 hektare. Saat ini api sudah berhasil dipadamkan.

"Luas area TPA ini 25 hektare, yang terbakar sekitar 10 sampai 15 persen diperkirakan 3 hektare," katanya ditemui detikSumbagsel di lokasi TPA, Rabu (16/8/2023).

Dia mengatakan setiap harinya TPA Sukawinatan menampung sampah dengan total 800-900 ton."Satu hari sampah masuk ke TPA mencapai 800-900 ton," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kata Mustain, untuk api di TPA Sukawinatan sudah padam. Saat ini, petugas masih melakukan pembasahan baik menggunakan jalur darat dan udara dengan 2 helikopter water bombing.

"Alhamdulillah semua sudah diatasi dan hari ini masih melakukan pembahasan lewat udara maupun darat untuk mengurangi asap yang ada," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Untuk apinya memang sudah clear karena ini memang mengandung gas metan. Panasnya masih sangat rentan menimbulkan api jadi kita harus basahi terus untuk menekan kemunculan adanya api lagi," sambungnya.

Dia mengaku bahwa cuaca di Palembang memang panasnya sangat ekstrem hingga terjadi kebakaran pada Jumat (11/8/2023) lalu di TPA Sukawinatan.

Setelah kejadian ini, kata dia, pihaknya akan melakukan pembahasan terhadap area-area yang dapat menimbulkan kebakaran.

"Untuk penyebab panas sendiri memang panas yang sangat ekstrem hampir 5 hari dari kejadian pertama Jumat. Itu sudah hari ke 5 panas dan mulai terjadi kebakaran dan itu memang kita mendapat pelajaran kalau memang suhu yang panas sangat luar biasa, 3 hari akan kita lakukan pembasahan terhadap area-area yang mungkin kita nilai terpantik api," katanya.

Ditanya soal adanya dugaan terjadinya kebakaran adanya pemulung yang menyalakan api hingga terjadi kebakaran, Mustain belum bisa memastikannya.

"Kita tidak bisa memastikannya (pemulung), tapi kami mengira karena hampir dalam cuaca panas kita harus warning terhadap kondisinya karena memang sampah itu mengandung gas metan yang sangat rentan terpantik dengan panas. Kita yakin dan percayalah teman-teman pemulung yang mengambil sampah ini tidak melakukan itu (membakar) kita yakin dan percaya, tapi memang kondisi alam yang menyebabkan ini terjadi (kebakaran)," ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, pemulung itu bagian dari bagaimana sampah itu berputar bernilai ekonomi. Namun, idealnya perputaran sampah itu di rumah tangga ataupun sejauh-jauhnya ada di TPS.

"Ini tidak dapat kita pungkiri karena bagian dari bangsa kita bahwa banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan penghasilan dari mengolah sampah yang ada," pungkasnya.




(mud/mud)


Hide Ads