Polisi meringkus seorang pria bernama Ali Hanapiah (43) yang mencabuli anak sahabatnya sendiri. Anak di bawah umur tersebut dicabulinya berkali-kali sejak 2022. Hal ini pun turut menjadi perhatian Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Bangka Belitung.
Berdasarkan data dari UPTD PPA, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bangka Belitung selama 2023 mengalami peningkatan, khususnya di Kota Pangkalpinang. Bahkan dari jumlah kasus yang dilaporkan, Pangkalpinang paling tinggi.
"Hingga Agustus 2023, total ada 105 kasus yang dilaporkan. Terbanyak di Kota Pangkalpinang ada 37 kasus," kata Kasi Pelayanan Pengaduan, Informasi dan Kerjasama UPTD PPA Babel Nadya Maurita dikonfirmasi detikSumbagsel, Jumat (11/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada dua jenis kasus yang kerap dilaporkan, yakni kekerasan seksual (KS) dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Untuk kasus KS, korbannya rata-rata anak-anak yang masih di bawah umur.
"Kekerasan seksual, korban rata-rata anak di bawah umur. Pelakunya pun mayoritas dilakukan orang terdekat korban," tegas Nadya sapaan akrabnya.
Diutarakan Nadya, banyaknya kasus kekerasan atau pelecehan terhadap perempuan dan anak tersebut dikarenakan faktor ekonomi. Selain itu faktor lain yakni pendidikan, misalnya kurangnya edukasi hingga menjadi penyebab maraknya kasus tersebut, khususnya di Pangkalpinang.
"Paling banyak karena faktor ekonomi. Karena berdasarkan data yang dihimpun, beberapa kasus tersebut terjadi pada keluarga yang ekonominya menengah ke bawah," sambungnya.
Naiknya angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Bangka Belitung (Babel) jadi sorotan UPTD PPA Babel. Pihaknya pun melakukan langkah-langkah seperti sosialisasi terhadap masyarakat daerah dan juga sekolah-sekolah.
"Kami juga melakukan langkah-langkah pencegahan dan memberikan pengetahuan terhadap anak-anak sekolah mulai dari SD hingga SMA," jelas Nadya.
Selain Kota Pangkalpinang, kasus kekerasan tersebut juga kerap terjadi di wilayah lain di Bangka Belitung. Kabupaten Bangka ada 1 kasus, Kabupaten Bangka Barat 13 kasus, Kabupaten Bangka Tengah 23, Kabupaten Bangka Selatan 7, Kabupaten Belitung 20 kasus, dan Kabupaten Belitung Timur 4 kasus. Data tersebut dari Januari hingga Agustus 2023.
(des/mud)