Pihak Gereja yang Aksesnya Ditembok Pasrah Jika Dicarikan Lahan Lain

Jambi

Pihak Gereja yang Aksesnya Ditembok Pasrah Jika Dicarikan Lahan Lain

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Senin, 07 Agu 2023 13:35 WIB
Penampakan Tembok yang Tutup Akses Jalan ke Gereja di Jambi
Foto: 20detik
Muaro Jambi -

Pendeta Ruyanto Situmorang dari Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Sungai Bahar 1, Muaro Jambi mengaku bakal menerima jika akhirnya harus pindah ke lahan lain yang dicarikan pemerintah. Sebab, mereka keberatan jika harus membayar sekian puluh juta untuk pembukaan akses di lahan saat ini.

"Kami sekarang menerima kalaupun kami akan dicarikan lahan lain dari pemerintah. Tetapi kalaupun dicarikan lahan, kami maunya itu tak ada permasalahan (seperti ini), karena kami hanya ingin beribadah," kata Ruyanto kepada detikSumbagsel, Senin (7/8/2023).

Sebelumnya, Gubernur Jambi Al Haris memang sempat menyampaikan opsi mencari lahan baru untuk gereja yang aksesnya ditembok tersebut. Apabila pemilik lahan tak mau tanahnya dijual untuk akses gereja, maka pihak Pemprov siap membantu pihak gereja mencari lahan pengganti.

Namun, Ruyanto berharap bahwa lahan baru itu nantinya juga berlokasi di Kecamatan Sungai Bahar. Hal ini karena seluruh jemaat gereja tersebut merupakan penduduk setempat. Karena alasan itu juga, mereka berencana membangun gereja di lokasi yang ada sekarang.

"Jika dicarikan lahannya, harus di sekitaran Sungai bahar karena jemaat kami sepenuhnya di daerah sini. Kami mohon Pak Gubernur Al Haris bantu kami, mohon carikan jalan solusi ke kami," katanya.

Opsi tersebut diterima Pendeta Ruyanto karena opsi membeli lahan untuk akses ternyata cukup memberatkan. Dari hasil mediasi yang difasilitasi Pemkab Muaro Jambi, katanya, pihak pemilik lahan mau menjual sebagian lahan untuk jalan dengan total harga Rp 90 juta.

"Pemilik minta per tumbuk itu Rp 30 juta, karena butuhnya 3 tumbuk dengan panjang ke belakang, maka dananya itu semua Rp 90 juta, barulah lahan warga itu mau dibebaskan. Bagaimanalah kami bisa membeli lahan itu, kalau harganya kami tak mampu membayarnya," tutur Ruyanto.

Ia mengaku bahwa pihak gereja sudah berusaha menawar harga agar lebih murah, tetapi pemilik lahan bersikukuh. Ruyanto pun menyadari bahwa lahan itu merupakan milik pribadi sehingga gereja tidak bisa memaksa.

"Kami awalnya sempat menawar, tetapi pemilik lahan tak mau. Ya namanya lahan pribadi ya, kami tak mungkin memaksa, tetapi kan ini demi dapat akses jalan kami ke gereja," lanjutnya.

Gedung Gereja Pentakosta Indonesia Sidang Sungai Bahar 1 sendiri saat ini masih proses pembangunan tahap awal. Baru terpasang fondari dengan tiang-tiang kayu menjulang ke atas. Bagian atas dilapisi terpal untuk menghindari panas dan hujan.




(des/nkm)


Hide Ads