Camat Sungai Bahar, Agus Riyadi melakukan mediasi hari ini, Minggu (30/7/2023) terkait Gereja Pentakosta Indonesia di Muaro Jambi yang akses jalannya ditembok. Ia menegaskan bahwa ini bukan permasalahan pelarangan ibadah, melainkan terkait lahan saja.
Hal itu ia sampaikan sebelum mediasi dimulai pada pukul 15.00 WIB. Ini merupaka mediasi pertama yang dilakukan di tingkat kecamatan.
"Yang jelas perlu digarisbawahi, ini bukan persoalan pelarangan ibadah, hanya persoalan pribadi antara pemilik lahan dengan pihak Gereja Pentakosta Indonesia," tegas Agus kepada detikSumbagsel, Minggu (30/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Agus, permasalahan pribadi itu diduga terkait permintaan pembebasan lahan. Diketahui bahwa gereja itu memang berada di tengah lahan sawit milik warga.
Jika memang benar ada permintaan untuk pembebasan lahan, lanjut dia, maka akan dipastikan berapa total biaya yang dibutuhkan gereja untuk pembebasan lahan akses tersebut.
"Kita carikan jalan keluarnya dulu. Jika seandainya pihak salah satu warga (pemilik lahan) itu mau ada pembebasan lahan buat akses ke gereja itu, berapa totalnya. Nanti akan kita rembuk lagi," lanjutnya.
Pihak gereja sebelumnya sempat dimediasi dengan pemilik lahan dengan fasilitator pemerintah desa. Namun, pada mediasi tersebut, kata Agus, pihak gereja dan pemilik lahan hanya dipertemukan untuk pembicaraan secara lisan.
Nah, pada mediasi dengan pihak kecamatan kali ini, kedua belah pihak akan diminta membawa data-data, seperti sertifikat lahan serta dokumen perizinan. Pihak pengamanan yang berkaitan juga diundang.
"Kalau yang dari desa kemarin itu adalah mediasi yang secara lisan antara kedua belah pihak. Untuk hari ini merupakan mediasi yang mana kita kumpulkan untuk pegang data, baik itu soal sertigikat lahan maupun izin-izin antara kedua belah pihak," ujarnya.
Agus berharap mediasi ini bisa menghasilkan solusi yang tidak hanya berlaku jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.
"Ini semoga saja ada jalan keluarnya. Kita harapkan mediasi ini dapat berjalan lancar dan mencarikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan," tegas Agus.
Senada, Pendeta Ruyanto Situmorang yang beberapa waktu lalu curhat tentang kondisi akses jalan ke gerejanya itu juga berharap ada solusi terbaik. Sehingga jemaatnya dapat mencapai gereja dengan lebih mudah.
"Kita berharap ada jalan solusi terbaiknya. Mediasinya sekitar pukul 15.00 WIB," jelasnya singkat.
(des/trw)