Garis polisi telah terpasang di lokasi galian sumur bor lahan warga di Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan yang menyemburkan gas berapi. Gas itu bahkan diduga beracun. Kepala desa setempat mengungkap bahwa kejadian ini bukan yang pertama kali.
Kepala Desa Buluh Cawang, Syafrudin mengatakan bahwa laporan resmi terkait peristiwa semburan gas api dari sumur baru kali ini diterima pihaknya.
"Iya, kalau informasi secara resmi baru pertama kali ini kita terima," kata Syafrudin, Rabu (19/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Syafrudin mengakui jika berdasarkan informasi dari masyarakat sekitar, kejadian serupa sebenarnya pernah terjadi pada masa lalu. Lokasi kejadiannya terbilang dekat dari sumur bor yang menyebutkan gas berapi baru-baru ini.
"Tapi menurut sejarah pernah ada juga yang seperti ini, kira-kira 50 meter lah dari lokasi yang sekarang ini," ungkapnya.
Namun, katanya, peristiwa serupa kala itu tidak sampai mencuri perhatian publik, karena tidak diviralkan.
"Itu kejadiannya dulu, tapi tidak viral seperti sekarang ini karena memang dulu itu tidak ada yang memviralkan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Syafrudin menjelaskan bahwa lokasi di dekat sumur itu dulunya merupakan sungai. Lengkap dengan dermaga kapal juga.
"Jadi dulu waktu zaman (penjajahan) Belanda dan Jepang, ada sungai besar di lokasi ini. Terus ada juga pelabuhan kapal, begitulah sejarahnya," katanya.
Terkait kejadian sumur bor menyemburkan gas berapi, proses pengeboran sumur pun untuk sementara dihentikan. Pihaknya juga masih menunggu tindak lanjut dari pihak berwenang.
"Sementara ini ditutup dulu, pembangunannya juga ditunda dulu sementara karena belum ada kepastian atas tindak lanjut penemuan ini," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, gas berapi muncul dari galian sumur bor di OKI dan membuat warga heobh. Peristiwa itu terjadi di lahan milik warga bernama Jumadi (53) di Dusun 1, Desa Buluh Cawang, Kecamatan Kayu Agung, OKI.
Begitu mendapat laporan, polisi langsung mengecek TKP bersama pejabat pemerintah. Desas-desus menyebutkan bahwa gas yang keluar dari sumur bor itu beracun.
"Kita pasang police line agar masyarakat menghindari aktivitas di dekat lokasi. Pengerjaan sumur bor itu juga ditutup sementara," terang Kapolres OKI AKBP Dili Yanto, Rabu (19/7/2023).
(des/des)