Setelah sebelumnya dinyatakan tidak lolos masuk ke sekolah tujuan lewat jalur zonasi, sejumlah siswa dipanggil pihak sekolah. Termasuk anak dari Hadi (bukan nama sebenarnya), warga Kelurahan Sawah Lebar yang sebelumnya protes anaknya ditolak jalur zonasi dan dimintai Rp 15 juta.
Hadi lega ketika pihak sekolah akhirnya memanggil anaknya setelah kabar tentang anaknya ditolak masuk jalur zonasi. Sebelumnya, Hadi mengaku sempat mendatangi pihak sekolah untuk mencoba memasukkan anaknya melalui jalur prestasi, tetapi malah dimintai Rp 15 juta.
Hadi mengklaim, bukan hanya dirinya saja yang mengalami hal tersebut. Beberapa wali murid juga mengeluhkan hal yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita dipanggil kembali oleh pihak sekolah. Anak saya masih diminta menunggu hingga dikabari pihak sekolah," ujar Hadi, Sabtu (8/7/2023).
Ia juga berharap sang anak bisa diterima dan ada keringanan biaya sekolah. Sebab, pekerjaan Hadi sehari-hari hanya kuli panggul.
"Saya berharap anak saya bisa diterima, karena saya hanya berprofesi sebagai kuli panggul di pasar," imbuhnya.
Sebelumnya, pihak sekolah yang dimaksud yakni SMA Negeri 5 Bengkulu memberikan klarifikasi mengenai isu tersebut. Mereka membantah bahwa pihak sekolah menolak calon siswa, apalagi sampai meminta uang sejumlah Rp 15 juta.
Ketua panitia penerimaan siswa baru SMAN 5 Bengkulu, Hendra Gunawan menegaskan bahwa pihak sekolah tidak bisa menolak calon siswa karena sistem pendaftarannya online. Apabila siswa tidak diterima, maka itu karena sistem yang berjalan otomatis.
"Yang menolak itu sistem, bukan kami. Kalau sudah diterima oleh sistem, baru melakukan pendaftaran (ulang) ke sekolah. Itu fitnah kalau pihak kami meminta uang agar (calon siswa) bisa diterima di sekolah. Siapa orangnya, tunjukkan ke kami," tegas Hendra, Jumat (7/7/2023).
(des/des)