Setidaknya 28 ekor rusa totol di wilayah Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel), ditemukan mati. Rusa-rusa itu awalnya diduga mati karena digigit anjing liar.
Namun kemudian muncul spekulasi bahwa rusa-rusa itu kemungkinan terinfeksi rabies, sehingga sampel rusa pun diambil untuk diuji laboratorium.
Rusa-rusa ini dirawat di Kompleks Pertamina RU 3 Banyuasin, Sumsel. Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata membenarkan bahwa ada 28 ekor rusa yang mati di kompleks tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di dalam kompleks ada 68 rusa totol, 28 mati dan 5 ekor masih dalam pemeriksaan. Namun sangat kecil kemungkinan hidup," kata Ujang dihubungi detikSumbagsel pada Jumat (7/7/2023) pagi setelah penemuan rusa-rusa itu.
Menurut Ujang, di sekitar kompleks tersebut memang ada permukiman warga. Tetapi sepanjang yang diketahuinya, tidak ada yang memelihara anjing sehingga diasumsikan anjing yang menggigit rusa-rusa itu adalah anjing liar.
"Belum tahu kapan diserang, tapi kemungkinan malam hari rusa-rusa ini diserang anjing liar. Karena pada pagi hari ditemukan sudah banyak yang mati," lanjut Ujang.
Sementara itu, menurut keterangan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel, rusa-rusa itu tidak langsung mati secara bersamaan melainkan secara bertahap.
Kepala DKPP Sumsel Ruzuan Effendi menyebutkan, awalnya ditemukan hanya 11 ekor rusa yang mati. Namun semakin lama jumlahnya semakin banyak karena yang sekarat tidak tertolong. Selain 28 rusa yang mati, ada juga 5 ekor rusa yang sekarat.
Ruzuan sendiri belum 100 persen yakin bahwa gigitan pada rusa-rusa itu benar-benar gigitan anjing liar. Bisa jadi yang menggigit adalah hewan buas lain.
Kalaupun memang benar anjing yang digigit, dan ternyata anjing itu mengidap rabies, maka menurutnya perlu diwaspadai kemungkinan rusa-rusa terjangkit rabies.
"Memang benar ada 28 ekor rusa totol yang mati. Tapi kami masih memastikan. Misal digigit anjing dan kena rabies, kita tetap harus memastikan apakah benar rusa itu tewas digigit anjing atau binatang lain," jelas Ruzuan dihubungi detikSumbagsel, Jumat (7/7/2023) sore.
Untuk mengetahui penyebab kematian rusa-rusa itu secara pasti, pihaknya telah mengambil sampel serum dari organ tubuh rusa yang kemudian akan diujikan di laboratorium. Proses pengecekan sendiri memakan waktu 2-3 hari.
"Hasilnya akan keluar sekitar 2-3 hari ke depan, kita tunggu saja," pungkasnya.
(des/des)