Sampel dari puluhan rusa totol yang mati dalam kompleks BUMN telah diambil dan diujikan ke laboratorium. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan masih menunggu hasil laboratorium tersebut untuk mengetahui apakah ada kemungkinan rabies.
Sebanyak 28 ekor rusa totol mati di kompleks Pertamian RU 3 Banyuasin, Sumsel, pada Jumat (7/7/2023) pagi. Dugaan awal, rusa mati karena gigitan anjing liar.
Namun, Kepala DKPP Sumsel Ruzuan Effendi mengungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian karena gigitan anjing liar itu saja atau ada infeksi rabies dari anjing tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang benar ada 28 ekor rusa totol yang mati. Tapi kami masih memastikan matinya puluhan rusa ini karena diduga digigit anjing atau kena rabies atau digigit binatang lain," ujar Ruzuan saat dihubungi detikSumbagsel, Jumat (7/7/2023).
Menurut Ruzuan, selain 28 ekor yang mati, ada 5 ekor rusa yang sekarat dan 2 ekor rusa yang masih hidup yang juga menjadi korban gigitan hewan lain. DKPP telah mengambil serum dari organ rusa totol tersebut untuk dicek di lab.
"Misal digigit anjing dan kena rabies, kita tetap harus memastikan apakah benar rusa itu tewas digigit anjing atau binatang lain. Karena kita tahu rusa itu binatang yang lemah, (jangankan digigit) dikejutkan saja dia sudah kaget dan pingsan," lanjut Ruzuan.
Dia menambahkan, kematian 28 rusa ini tidak terjadi secara bersamaan. Melainkan bertahap. Jadi, awalnya ditemukan hanya 11 ekor yang mati. Kemudian jumlahnya bertambah karena yang sekarat tidak sempat diselamatkan, sehingga totalnya menjadi 28 ekor.
Pengecekan sampel rusa totol ini tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama. "Hasilnya akan keluar sekitar 2-3 hari ke depan. Kita tunggu saja hasilnya," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, 28 ekor rusa totol yang dipelihara di kompleks BUMN di Sungai Gerong, Banyuasin, Sumsel ditemukan mati. Diduga puluhan rusa itu mati karena gigitan anjing liar pada malam hari. Rusa-rusa ditemukan mati di halaman kompleks.
(des/des)