Angka stunting di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) masih tinggi. Penurunan dalam beberapa tahun terakhir merangka dan tidak signifikan. Sebelumnya, angka stunting di Banyuasin menyentuh di angka 24 persen, 26, bahkan sampai 30. Saat ini menjadi 22 persen.
"Angka ini masih tergolong tinggi dari target nasional yakni 14 persen pada 2024 nanti. Namun, kita akan terus lakukan penekanan hingga mencapai titik tersebut meskipun tidak begitu setara atau mendekati saja," terang Wakil Bupati Banyuasin Slamet Somosentono, Selasa (4/7/2023).
Untuk menekan angka tersebut, pemerintah setempat terus melakukan sosialisasi dan edukasi. Dia berharap kepada petugas yang dipercaya memberikan edukasi, sosialisasi penekanan stunting dapat memberikan kontribusinya dalam mendukung program pemerintah terkait penanganan stunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ini penghasil padi terbesar keempat secara nasional, dan juga pertama di Sumatera. Maka ini adalah alasan kita untuk dapat menekan angka stunting di Banyuasin," ungkapnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuasin Erwin Ibrahim yang mengatakan angka stunting di wilayahnya mengalami kenaikan di angka 22 persen.
"Kalau angka stunting terakhir itu 22 persen. Jadi, kita dua tahun terakhir turun di bawah 22, nah di 2022 kemarin naik jadi 22, sebelumnya di bawah 22," katanya.
Dia mengatakan, kenaikan itu terjadi karena ada beberapa tambahan indikator dari UNESCO yang membuat Pemda Banyuasin tidak melihat tambahan itu, salah satunya adalah tinggi badan.
Baca juga: Berpulangnya Dwi Usai Mengikat Janji |
"Selama ini kita melihat dengan tinggi badan yang sudah ditentukan oleh Kemenkes RI itu kita ikuti sehingga tidak ada lagi tinggi badan anak-anak itu yang dianggap stunting atau ada perubahan perubahan dan kita tidak melihat itu," ujarnya.
"Akhirnya kita lengah, dan terjadi selisih ada berapa tinggi badan yang baru dikeluarkan oleh Kemenkes yang baru akhirnya bertambah sedikit. Tapi dari itu di tahun 2023 akan kembali turun," sambungnya.
Sementara itu, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan mengungkapkan bahwa Kabupaten Banyuasin salah satu Kabupaten dengan angka stunting tertinggi di Sumatera Selatan.
Namun, kata dia, secara nasional angka stunting tertinggi berada di wilayah Timur Indonesia.
"Secara nasional memang tertinggi adalah wilayah Timur Indonesia, sementara untuk daerah Barat Indonesia berada di Provinsi Aceh. Namun untuk di Kabupaten Banyuasin ini tergolong tinggi di Sumsel," ujarnya.
Menurutnya, jika ingin program gizi berjalan dengan baik, maka harus diiringi dengan penurunan angka kemiskinan di Indonesia.
"Sebenarnya di posyandu tidak hanya menimbang anak saja yang dilakukan namun juga sosialisasi dan edukasi gizi harus dikuatkan, minimal 15 menit baru dilakukan hal lainnya selama posyandu," ungkapnya.
(bpa/bpa)