Besok Tim Gabungan Tentukan Penyebab Ibu Hamil Tewas di Puskesmas Muratara

Sumatera Selatan

Besok Tim Gabungan Tentukan Penyebab Ibu Hamil Tewas di Puskesmas Muratara

Prima Syahbana - detikSumbagsel
Senin, 05 Jun 2023 10:24 WIB
Puskesmas Pauh, Musi Rawas Utara, Sumsel. (Foto: Istimewa)
Foto: Puskesmas Pauh, Musi Rawas Utara, Sumsel. (Foto: Istimewa)
Palembang -

Tim audit gabungan dari Pemprov Sumatera Selatan dan Pemkab Musi Rawas Utara (Muratara) turun mengusut kasus ibu hamil meninggal di Puskesmas Pauh. Besok, tim juga akan menggelar rapat memastikan penyebab tewasnya korban.

"Besok Selasa (6/6) tim audit Pemprov dan Kabupaten akan rapat," kata Plt Kadinkes Muratara Tasman Majid dikonfirmasi detikSumbagsel, Senin (5/6/2023).

Lamanya proses investigasi disebut karena tim tak mau terburu-buru. Tim berhati-hati untuk mengusut tuntas kejadian yang sempat viral itu karena masih menunggu laporan medis resmi dari rumah sakit di Lubuklinggau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Lama investigasi) Karena masih menunggu laporan dari rumah sakit di Lubuklinggau," katanya.

Dalam rapat yang rencananya bakal dilaksanakan besok itu, tim akan menyampaikan hasil audit tim terkait kronologis kejadian yang sebenarnya.

ADVERTISEMENT

"Rapat itu untuk menentukan hasil audit maternal perinatal, mengetahui penyebab kejadian, agar tidak terulang lagi," katanya.

Apabila nanti dari hasil rapat ditemui ada kelalaian ketiga nakes dan Kepala Puskesmas, tidak menutup kemungkinan akan diputuskan sanksinya.

"(Soal sanksi nakes lalai) kita menunggu hasil (rapat) nya dulu," katanya.

Sebelumnya, Lika Santosa menuliskan curhatannya di Facebook terkait meninggalnya sang istri karena tak ditangani oleh bidan dan perawat Puskesmas Pauh. Curhatannya pun viral.

Dalam unggahan itu, ia bercerita kejadian itu terjadi pada 9 Mei 2023. Sang istri yang bernama Tika hendak melahirkan dan dibawa ke Puskesmas Pauh, Muratara.

Namun bukannya mendapat penanganan yang cepat, para nakes terkesan tak mau melayani. Bahkan katanya sampai ditinggal tidur. Padahal sudah ada tanda-tanda pecah ketuban.

"Masuk Puskesmas Pauh jam 10 lewat. Jam 1 setengah (01.30) lewat istri awak pecah air ketuban, sampai jam 2 jugo belum melahirkan," tulisnya di akun media sosialnya.

Hingga pukul 05.00 WIB, baru istrinya dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Bunda Lubuklinggau. Namun saat tiba di rumah sakit rujukan, istri dan bayi perempuan dalam kandungan tak dapat terselamatkan.




(ras/ras)


Hide Ads