Museum Arajang di kompleks Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak hanya menyimpan benda-benda pusaka peninggalan Kerajaan Bone, tapi juga menyimpan potongan rambut milik mendiang Raja Bone ke XV La Tenritatta Arung Palakka Daeng Serang Malampe'e Gemme'na.
Potongan rambut Arung Palakka yang disimpan dalam sebuah lemari tersebut diyakini bertambah panjang setiap tahun. Penyebab bertambahnya rambut tersebut hingga kini masih menjadi misteri.
"Rambutnya Arung Palakka sudah hampir 400 tahun. Rambut itu dipotong pada tahun 1672 pada waktu selesai memerdekakan rakyat Bugis dari cengkraman lain. Dia mengatakan 'Baru saya akan potong rambut setelah dilantik jadi raja'," kata Budayawan Bone Andi Yushan Tenri Tappu kepada detikSulsel, Jumat (21/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yushan menerangkan, rambut itu disimpan dalam satu tempurung bentuk kepala. Rambut tersebut setiap tahun dipotong karena bertambah panjang. Bahkan, sampai di lantai lemari tempatnya disimpan.
"Pak Syahrul dulu saat masih menjabat Gubernur Sulsel setiap Hari Jadi Bone (HJB) datang, dan kalau panjang lagi rambutnya sampai di lantai lemarinya, dipotong lagi. Semua potongannya disimpan, dan tidak bisa dibawa keluar," sebutnya.
Selain bertambah panjang, potongan rambut itu juga sakral sehingga tidak bisa diambil ataupun dibawa keluar dari Arajang dengan sembarangan.
Yushan menceritakan, pernah ada orang yang mengambil sehelai dari potongan rambut Arung Palakka tersebut diam-diam untuk digunakan sebagai jimat. Saat keluar orang itu mengamuk-ngamuk terus.
"Makanya na kembalikan itu cepat sehelai rambutnya Arung Palakka, karena tidak bisa tidur itu orangnya. Merasa diganggui terus. Nah begitulah di kompleks Rujab Bupati Bone, kalau niat orang tidak baik akan ditegur seketika, makanya memang keramat," jelasnya.
Tidak hanya itu, presenter kondang Tukul Arwana sempat memasuki Arajang untuk meneliti rambut Arung Palakka tersebut untuk sebuah program TV. Namun, ketika sampai di dalam Arajang Tukul Arwana langsung merinding dan enggan tinggal berlama-lama.
"Tukul pernah datang sama ustaznya tidak mau tinggal di Arajang lama-lama. Langsung saja keluar, memang ada aura mistiknya," beber Yushan.
Sementara Dewan Adat Bone Andi Baso Bone Mappasissi menambahkan, Arung Palakka memiliki tinggi badan 2 meter 10 cm. Ia dulu memiliki rambut yang panjang.
"Rata-rata pangeran dulu rambutnya panjang. Potongan rambutnya pernah memang bertambah panjangnya. Cuman sekarang tidak pernah lagi saya lihat," ucapnya.
Kisah Mistis Bangunan Arajang
Bangunan Arajang merupakan salah satu tempat paling sakral di Kompleks Rujab Bupati Bone. Jika tidak mempercayainya maka bisa mengalami kejadian mistis saat berkunjung.
Yushan mengungkapkan memasuki Arajang tidak boleh sembarang waktu. Hanya pada momen-momen tertentu Arajang ini bisa dibuka.
Meskipun memasuki Arajang tidak memiliki aturan khusus. Namun harus dipastikan saat masuk ke dalam Arajang memiliki niat baik dan sopan.
"Di dalam Arajang semua benda pusaka yang pernah digunakan Arung Palakka untuk mempertahankan Kerajaan Bone. Semua benda dianggap benda sakral dan mistik. Tidak boleh sembarang bicara misal, apa ini, begini ji. Biasa orang kemasukan. Makanya tidak bisa main-main di Arajange. Tidak sembarangan orang bisa berkata-kata," sebutnya.
Yushan mengatakan jika memasuki Arajang dan tidak percaya akan kesakralannya maka saat itu juga akan mengalami kejadian mistis sebagai pembuktian. Yusan menceritakan hal ini pernah terjadi pada salah satu rombongan instansi yang masuk ke Arajang.
Diantara mereka tidak percaya akan kesakralan Arajang. Tidak lama setelah memasuki Arajang orang tersebut langsung kesurupan. Ia kembali sadar setelah ditangani oleh ustadz.
"Pernah dulu ada orang yang masuk dan tidak percaya, malah banyak bicara langsung kerasukan. Dipanggilkan pi ustaz untuk rukyah ki baru sadar. Makanya orang di situ tidak boleh bermain-main," kata Yushan.
Yushan menjelaskan Arajang awalnya difungsikan sebagai pendopo saat Rujab Bupati Bone digunakan sebagai istana sementara pada masa pemerintahan Raja Bone ke-31, La Mappanyukki pada tahun 1931.
Saat ini Arajang menjadi pusat tepat penyimpanan benda-benda pusaka Kerajaan Bone. Benda-benda pusaka ini disucikan dan tidak dibuka untuk umum.
"Benda-benda kerajaan itu tersimpan dengan baik di Museum Arung Palakka (Museum Arajange) yang berada di Kompleks Rumah Jabatan Bupati Bone. Benda-benda pusaka itu disucikan tidak tidak terbuka untuk umum, melainkan proses penyuciannya hanya dilaksanakan di dalam Museum Arajange," sebutnya.
Adapun isi bangunan Arajang yakni senjata pusaka peninggalan Kerajaan Bone. Benda pusaka tersebut dulunya digunakan Raja Bone ke XV Arung Palakka untuk mempertahankan Kerajaan Bone.
Senjata pusaka yang tersimpan di Arajang diantaranya adalah pedang Latea Riduni, keris Lamakkawa, Alameng Tata Rapeng, dan tombak yang bernama La Salaga.
Selain itu juga terdapat foto Arung Palakka berukuran 20R. Adapula beberapa lemari yang menyimpan seluruh naskah perjanjian asli Kerajaan Bone.
(alk/nvl)