Menilik Kasus Pembunuhan Sadis di Rujab Bupati Bone di Masa Lampau

Menilik Kasus Pembunuhan Sadis di Rujab Bupati Bone di Masa Lampau

Tim detikSulsel - detikSulsel
Senin, 17 Okt 2022 07:00 WIB
Rujab Bupati Bone
Foto: Rujab Bupati Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)
Bone -

Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) kini menjadi tempat tinggal kepala daerah untuk menjalankan urusan pemerintah maupun keluarganya. Namun rumah dinas bupati itu menyimpan cerita mistis hingga insiden berdarah yang pernah terjadi di masa lampau.

Di balik bangunan megah Rujab Bupati Bone, ada kisah kelam peristiwa pembunuhan. Peristiwa pembunuhan itu terjadi di dalam Rujab Bupati Bone pada 21 Februari 1982.

Bupati Bone periode 1976-1982, PB Harahap meninggal dibunuh oleh tukang kebunnya sendiri. PB Harahap tewas bersama istrinya, Haniah Harahap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintahan PB Harahap di situ dulu dibunuh oleh seorang petani teh," ungkap Budayawan Bone Andi Yushan Tenri Tappu saat berbincang dengan detikcom, Jumat (14/10/2022).

Petani teh disebut sudah merencanakan pembunuhan terhadap PB Harahap. Perbuatannya dikabarkan dipicu karena dendam.

ADVERTISEMENT

"Datang subuh-subuh dia (petani teh) masuki dan memukulnya bersama dengan istrinya langsung meninggal dua-duanya," lanjut dia.

Andi Yushan menuturkan, sejak insiden itu Rujab Bupati Bone sempat disebut angker oleh sejumlah orang. Seorang ustaz pernah diundang untuk melakukan ritual doa pembersihan di rujab tersebut.

Suatu waktu artis Indonesia, Tukul Arwana disebut berkesempatan melakukan wisata di Rujab Bupati Bone untuk program televisi. Saat itu dikabarkan Tukul Arwana melihat sosok besar dan hitam.

"Kecuali yang (kawasan) Arajange (ruang penyimpanan benda pusaka) tetap mistik. Artis Tukul Arwana dulu pernah datang dengan programnya di televisi tidak berani lama-lama. Dia katanya melihat sosok hitam dan besar," ujarnya.

Selain bangunan utama Rujab Bupati Bone dan Arajange, lapangan tenis di belakang Rujab Bupati juga disebut keramat. Dulunya lapangan itu adalah tempat tinggal pegawai daerah, tetapi karena sudah tidak layak lagi akhirnya dijadikan lapangan tennis.

"Jarang ji orang datang ke situ (lapangan tenis) sehingga disebut keramat. Kalau benda pusaka yang di Arajang itu memang keramat, karena dunia mengakui seperti payung emas Arung Palakka," tutur Andi Yushan.

Aura Mistis di Ruangan Penyimpanan Pusaka

Rujab Bupati BoneRujab Bupati Bone Foto: Agung Pramono/detikSulsel

Rujab Bupati Bone memiliki sejumlah gedung dengan fungsi ruangan yang berbeda. Bahkan ada tempat khusus yang dianggap sakral dan tidak sembarang orang bisa memasukinya.

Salah satu tempat yang dimaksud, yakni ruang penyimpanan benda pusaka peninggalan Raja Bone di kompleks Rujab Bupati Bone atau disebut Arajange. Aura mistis disebut-sebut menyelimuti ruangan tersebut.

"Tidak bisa sembarang orang masuk, dan sembarang teriak. Biasa orang kemasukan (kesurupan). Makanya tidak bisa main-main di Arajange. Tidak sembarangan orang bisa berkata-kata," sebut Budayawan Bone Andi Yushan Tenri Tappu.

Andi Yushan menuturkan, ruangan penyimpanan pusaka itu pun hanya dimasuki pada waktu tertentu. Saat penerimaan tamu besar atau jelang Hari Jadi Bone (HJB) baru bisa dibuka.

Di dalam Arajange, terdapat sejumlah benda pusaka kerajaan seperti, payung emas, salempang emas, pedang Lateya Riduni, keris Lamakkawa. Benda pusaka tersebut dulunya digunakan Arung Palakka untuk mempertahankan Kerajaan Bone.

Semua benda pusaka yang terdapat di Arajange dianggap benda sakral dan mistik. Sehingga kini ruangan tersebut juga kerap terjadi kejadian mistis.

"Pernah dulu ada orang yang masuk dan tidak percaya, dan banyak bicara langsung kerasukan. Makanya orang di situ tidak boleh bermain-main," sambung Andi Yushan.

Rujab Bupati Bone awalnya ditempati oleh Korem. Setelah Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim dilantik jadi raja baru tinggal di rujab sebagai rumah kepala daerah atau tempat tinggal Raja Bone pada tahun 1957-1960.

"Setelah itu dibelakangnya Andi Mappanyukki bukan lagi raja, hanya kepala daerah saja. Digantikan oleh Andi Suradi langsung kepala daerah. Defenitif menggantikan Andi Mappanyukki. Sejak itu ditempatilah kepala daerah turun temurun sampai sekarang, dan menjadi rumah jebatan," katanya .

Andi Yushan menyebut, waktu ditempati Andi Mappanyukki, bagian Arajange adalah pendopo atau tempat pertemuan. Kemudian benda-benda pusaka kerajaan Bone juga disimpan di situ.

"Yang di tengah yang ditempati Raja Bone. Sebelah utaranya tempat menerima tamu," sebutnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Cerita Bupati Bone Sempat 'Ditegur' Penjaga

Pimpinan Bissu Puang Matoa Angel saat menyerahkan benda pusaka ke Bupati Bone.Foto: Pimpinan Bissu Puang Matoa Angel saat menyerahkan benda pusaka ke Bupati Bone. (Agung Pramono/detikSulsel)

Mistisnya Rujab Bupati Bone pernah dirasakan Bupati Bone saat ini Andi Fahsar Mahdin Padjalangi. Teguran dari 'penjaga' itu disampaikan lewat orang yang tiba-tiba kesurupan saat melakukan rehabilitasi di kawasan rujab.

"Contoh pada waktu mau dibangun podium di Lapangan Merdeka saya ditegur. Kenapa tidak minta izin untuk membangun," ucap Andi Fahsar kepada detikcom, Jumat (14/10).

"Katanya jangan terlalu lancang melakukan perubahan tanpa ada izin. Saya bilang ini tujuannya untuk memperbaiki dan mengangkat nama daerah," sambungnya.

Menurut Andi Fahsar, teguran itu agar ada upaya ritual dalam rangka meminta izin terlebih dahulu jika akan mengubah komponen dari kompleks Rujab Bupati Bone.

"Kadang ada orang yang kemasukan, hal itu terjadi ketika ada yang kita lakukan tidak biasa dan ada mau diubah," ujarnya.

Rujab Bupati Bone dulunya ditempati sebagai pendopo oleh Raja Bone. Rumah yang terletak di Jalan Petta Ponggawae Nomor 1, Kelurahan Watampone, Kecamatan Tanete Riattang dulunya merupakan istana Raja Bone. Tidak hanya bersejarah, rumah dengan gaya arsitektur kuno itu memiliki sederet kisah.

Beberapa cerita pengalaman mistis menyelimuti bangunan berwarna putih tersebut. Sepeti melihat bayangan saat malam, televisi yang menyala sendiri di kamar belakang, AC yang juga sering menyala sendiri. Televisi dan AC pun akan mati dengan sendirinya tanpa ada orang yang mematikannya.

"Semisal pernah juga museum dibuka malam hari, ada tamu saat itu diterima. Saya diingatkan jangan buka malam, dan saya pikir tujuannya bagus, dan ternyata ada orang yang kemasukan Raja Bone We Banrigau Daeng Marowa Makkaleppie," ungkap Andi Fahsar.

Tidak hanya itu, Andi Fahsar juga kerap melihat sepintas bayangan saat sedang sholat tengah malam. Sosok itu biasa muncul langsung di sampingnya.

"Kalau saya salat tengah malam saya kadang melihat di samping saya. Kalau saya beri salam dan terbayang itu sosoknya. Pernah juga ada saya dengar (suara) di kamar mandi. Itu sekali-kali saja semacam terlintas pergi ambil air wudu," bebernya.

Halaman 2 dari 2
(sar/tau)

Hide Ads