Museum Balla Lompoa merupakan sebuah bangunan berbentuk rumah panggung di Kota Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selayan (Sulsel), yang menyimpan sejumlah koleksi sejarah. Sebelum difungsikan sebagai museum, bangunan ini awalnya merupakan istana kediaman Raja Gowa.
Balla Lompoa dibangun pada tahun 1935-1936 di masa pemerintahan Raja Gowa ke-35 yang bernama I Mangngi-mangngi Daeng Mattutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin. Balla Lompoa digunakan oleh Raja Gowa ke-35 sebagai tempat tinggal bersama keluarganya.
"Jadi Balla Lompoa ini dibangun pada tahun 1935-1936 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-35 yang bernama I Mangngi-mangngi Daeng Mattutu Karaeng Bontonompo Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin," ungkap Pemangku Adat di Museum Balla Lompoa, Andi Jufri Tenribali saat diwawancarai detikSulsel, Senin (12/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah masa pemerintahan Raja Gowa ke-35 berakhir, Balla Lompoa kemudian dihuni oleh penerusnya, Raja Gowa ke-36 yang bernama Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin. Dia memerintah sebagai Raja Gowa terakhir sekaligus menjadi Bupati Gowa yang pertama.
![]() |
Di masa pemerintahan Raja Gowa ke-36 ini masa kerajaan beralih ke masa pemerintahan. Andi Jufri mengatakan peralihan fungsi Balla Lompoa dari Istana Istana Kerajaan Gowa menjadi museum dilakukan setelah Raja Gowa ke-36 memutuskan pindah dan tinggal di Makassar.
Sejak saat itu, Balla Lompoa tidak lagi digunakan sebagai pemusatan kekuasaan Kerajaan Gowa. Balla Lompoa kemudian beralih fungsi menjadi pusat sejarah dan budaya.
"Jadi setelah tidak digunakan lagi tempat kegiatan pemusatan kekuasaan kerajaan, karena Raja Gowa yang terakhir menetap di sini, pindah bertempat tinggal di kota lama Gowa, di Makassar. Sehingga fungsi dan peran istana ini berubah menjadi pusat sejarah budaya orang-orang Gowa," ujar Andi Jufri.
Istana Terakhir Kerajaan Gowa
Andi Jufri menyebut, pada mulanya Kerajaan Gowa memiliki banyak bangunan istana yang bernama Balla Lompoa. Istana Balla Lompoa yang pernah dihuni oleh Raja Gowa ke-35 dan Raja Gowa ke-36 di Kota Sungguminasa merupakan istana terakhir Kerajaan Gowa.
"Jadi, awalnya kita banyak memiliki bangunan istana yang bernama Balla Lompoa," ujar Andi Jufri.
"Balla Lompoa yang ada di sini adalah merupakan istana terakhir sepanjang sejarah Kerajaan Gowa," imbuhnya.
Balla Lompoa jika diartikan secara bahasa memiliki makna rumah besar. Namun dalam pengertian budayanya, disebut rumah besar atau Balla Lompoa karena rumah ini dihuni oleh orang-orang agung yaitu keluarga kerajaan.
"Pengertian harfiahnya itu rumah besar. Pengertian budayanya, kulturnya, adalah rumah agung karena ada orang agung di situ bertempat tinggal," jelas Andi Jufri.
Komposisi Balla Lompoa
Bangunan Balla Lompoa terdiri dari beberapa ruangan, ruangan depan disebut paddaserang ri dallekang, ruangan tengah atau paddaserang ri tangngah, serta bagian belakang yang disebut paddasirang riboko. Masing-masing bagian tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
"Paddaserang ri dallekang, fungsinya adalah untuk menerima tamu-tamu, tempat kegiatan pemerintahan raja juga. Kemudian yang kedua, papdaserang ri tangngah sebagai tempat di mana terdapat beberapa bilik. Bilik pertama tempat penyimpanan benda-benda pusaka utama kerajaan, bilik kedua tempat peraduan raja, bilik ketiga tempat keluarga raja," jelasnya.
![]() |
"Kemudian bagian belakang, paddasirang riboko, tempat kegiatan bagi wanita dalam kegiatan rumah tangga," sambungnya.
Setelah bangunan Balla Lompoa beralih fungsi menjadi museum, ruangan-ruangan yang berada di dalamnya pun sebagian besar difungsikan untuk menyimpan benda-benda Kerajaan Gowa. Sejak difungsikan sebagai museum, Balla Lompoa kini banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai kalangan sebagai tempat edukasi sejarah, serta untuk kebutuhan penelitian.
Koleksi Museum Balla Lompoa
Museum Balla Lompoa menyimpan sejumlah benda bersejarah dari Kerajaan Gowa yang telah ada sejak abad ke-10. Koleksi benda sejarah di Museum Balla Lompoa terbilang cukup lengkap, mulai dari benda-benda pusaka Kerajaan Gowa, naskah-naskah tua, senjata tradisional berbagai bentuk, koleksi pakaian adat, hingga peralatan rumah tangga yang terbuat dari emas, emas putih, dan perak.
![]() |
Selain itu, di Museum Balla Lompoa juga terdapat sebuah koleksi penting berupa sebuah Alquran tulisan tangan. Alquran tersebut sudah ada sejak abad ke-16.
"Jadi ada juga naskah-naskah tua yang paling sangat penting juga, ada quran tulisan tangan yang sudah hadir sejak abad 16, itu masih tulisan tangan, dan beberapa naskah lainnya yang tersimpan di sini," jelas Andi Jufri.
Kawasan Balla Lompoa yang berada di Kota Sungguminasa terdiri dari dua bangunan. Bangunan pertama merupakan Istana Balla Lompoa yang kini menjadi museum, sementara bangunan yang kedua merupakan replika Istana Sultan Hasanuddin.
(urw/alk)