13 Senjata Tradisional Sulawesi Selatan, Simbol Jati Diri Seorang Laki-laki

13 Senjata Tradisional Sulawesi Selatan, Simbol Jati Diri Seorang Laki-laki

Al Khoriah Etiek Nugraha - detikSulsel
Rabu, 18 Mei 2022 05:30 WIB
Pameran badik ratusan tahun di Maros, Sulsel.
Badik salah satu senjata tradisional Sulawesi Selatan. Foto: Bakrie-detikcom
Makassar -

Senjata tradisional Sulawesi Selatan tidak kalah dengan senjata modern. Senjata tradisional ini menjadi bukti keberanian masyarakatnya.

Budayawan Universitas Hasanuddin (Unhas) Burhan Kadir M.A mengatakan senjata tradisional Sulawesi Selatan umumnya berfungsi sebagai alat perang, alat berburu, hingga pelengkap pakaian tradisional untuk laki-laki. Senjata tradisional ini juga menjadi simbol sebagai keutuhan jati diri laki-laki di Sulawesi Selatan.

"Khususnya adalah sebagai alat pelindung diri. Bagi kaum lelaki Sulawesi Selatan senjata tradisional adalah membuat utuh dirinya sebagai laki-laki, bahkan diyakini mencukupkan tulang rusuknya," jelas Burhan Kadir kepada detikSulsel, Selasa (17/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan bahwa keunikan dari senjata tradisional Sulawesi Selatan yakni memiliki ukuran bilah khusus. Ada yang memiliki pamor, ada pula yang tidak.

"Bentuk-bentuk senjata tradisional pun sangat beragam dan berbeda nama. Misalnya senjata berupa badik, untuk jenisnya itu sangat banyak," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sementara, Budayawan Bugis-Makassar Unhas, Dr Firman Saleh mengatakan keberadaan senjata tradisional ini sudah ada sejak adanya manusia mendiami Sulawesi Selatan. Karena senjata-senjata ini digunakan untuk berburu dan perlindungan diri.

"Sejak ada masyarakat yang mendiami Sulawesi Selatan itu sudah ada terbentuk senjata tradisional. Karena dipakai berburu dan menjaga diri. Abad ke-9 itu sudah ada," ujarnya.

Nah, berikut beberapa senjata tradisional Sulawesi Selatan seperti dirangkum detikSulsel:

1. Badik Raja

Badik Raja merupakan senjata tradisional Sulawesi Selatan yang berasal dari daerah Kajuara, Kabupaten Bone. Senjata ini memiliki ukuran agak besar dengan panjang antara 20-25 cm.

Senjata tradisional Sulawesi Selatan ini terbuat dari logam kualitas tinggi dan kerap dilengkapi dengan pamor indah di bagian hulunya, seperti pamor Timpalaja atau pamor Mallasoancale. Sesuai namanya, senjata tradisional Sulawesi Selatan ini dahulunya kerap digunakan oleh para raja-raja Bone.

Konon, masyarakat sekitar percaya jika Badik dengan nama lain Gencong Raja atau Bontoala ini dibuat oleh makhluk halus. Tidak heran jika badik ini memiliki nilai sakral yang sangat tinggi.

2. Badik Lompo Battang

Senjata Tradisional Sulawesi Selatan Badik Lompo Battang berasal dari suku Makassar. Lompo Battang memiliki arti perut besar. Ini sesuai dengan bentuk bilahnya yang membesar seperti perut buncit.

Badik Lompo Battang memiliki bilah bagian depan sangat runcing itu. Sekilas Badik Lompo Battang ini mirip dengan bentuk perahu pinisi yang menjadi salah satu ikon budaya Sulawesi Selatan.

3. Badik Luwu

Badik Luwu adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan yang berasal dari masyarakat Luwu. Bentuknya membungkuk dengan bilah yang lurus dan meruncing di bagian ujung.

Badik ini memiliki pamor yang sangat indah. Tak jarang senjata tradisional Sulawesi Selatan ini diburu oleh para kolektor.

4. Badik Lagecong Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Badik Lagecong adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan yang berasal dari masyarakat suku Bugis. Badik ini juga biasa dikenal dengan sebutan "Badik Perang".

Badik ini termasuk berbahaya, karena pada bilahnya terdapat bisa racun. Meski begitu, badik ini banyak dicari karena racunnya yang terkenal. Badik Galecong memiliki bilang Kira-kira sepanjang sejengkal orang dewasa.

5. Bessing

Bessing adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan yang serupa dengan tombak. Bessing sendiri sebutan bagi ujung tombak yang terbuat dari besi/logam.

Bessing biasanya digunakan oleh masyarakat Sulawesi Selatan terdahulu sebagai alat untuk menyerang lawan. Penggunaan Bessing ada dua cara. Pertama, bessing ditusukkan atau disodokkan ke badan lawan. Kedua bessing dilontarkan ke arah lawan sebagai mana halnya penggunaan lembing.

6. Bessing Banranga

Senjata tradisional Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Bessing Banranga, ialah tombak bercabang yang terbuat dari besi. Gagangnya terbuat dari kayu yang panjangnya sekitar 1 meter lebih. Bessing Banranga termasuk salah satu jenis senjata yang digunakan baik di dalam pertempuran maupun berburu binatang.

Seperti halnya Bessing, Bessing Banranga juga digunakan dalam dua cara. Yakni dilontarkan seperti lembing dan ditusukkan langsung ke badan lawan.

7. Keris Tappi Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Keris Tappi adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan yang terbuat dari besi. Senjata ini juga biasa disebut dengan nama Gajang. Keris Tappi memiliki bentuk bergelombang di setiap sisi bilangnya, dimana semakin ke ujung maka kecil hingga runcing.

Awalnya, Keris Tappi memiliki fungsi seperti senjata lainnya yakni untuk membunuh lawan. Namun, saat ini keris Tappi menjadi barang pusaka yang diwariskan secara turun temurun. Keris Tappi lebih banyak digunakan oleh suku Bugis di kawasan Bone.

8. Kanna

Kanna merupakan senjata tradisional Sulawesi Selatan berbentuk perisai. Berbeda dengan senjata lainnya yang telah disebutkan, Kanna berfungsi untuk melindungi diri dari serangan senjata para musuh.

Cara pemakaian Kanna hanya dipegang dengan sebuah tangan, sehingga dapat secara mudah digerakkan ke kanan, ke kiri, ke atas ataupun ke bawah, sesuai dengan perubahan arah serangan musuh.

Kanna sudah dikenal sejak zaman kejayaan kerajaan lokal di kalangan masyarakat Bugis. Senjata ini bahkan disebutkan dalam cerita rakyat berjudul Pau-Paunna Sawerigading sehingga disimpulkan telah digunakan oleh Sawerigading dan laskarnya dari Luwu, serta laskar kerajaan Cina yang berpusat di Latanete.

9. Pantu'

Pantu' adalah senjata tradisional Sulawesi Selatan sejenis tongkat. Senjata ini terbuat dari bahan kayu bulat dengan bebatan besi pada bagian pangkalnya.

Senjata ini digunakan sebagai alat untuk memukul ataupun menyodok. Namun, saat ini Pantu' tidak ditemukan lagi. Kalau pun terdapat dalam masyarakat, maka itu tidak berfungsi lagi sebagai senjata.

10. Waju Rante Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Waju Rante merupakan senjata tradisional Sulawesi Selatan yang jug berfungsi sebagai pelindung tubuh dari terjangan senjata lawan. Berbeda dengan Kanna yang hanya dipegang dengan sebelah tangan, maka Waju Rante dikenakan pada badan sebagaimana halnya mengenakan kemeja biasa.

Pada masa sekarang waju rante jumlahnya dapat dihitung dengan jari. Oleh karena itu cara yang paling mudah untuk melihatnya adalah ke Museum Lagaligo Ujung Pandang.

11. Tado

Senjata tradisional Sulawesi Selatan selanjutnya adalah Tado' atau jerat. Pada zaman silam senjata ini digunakan untuk menangkap binatang buruan seperti rusa, babi, sapi dan kerbau liar.

Selain Tado', dalam hal menangkap binatang, masyarakat Bugis di daerah Bone menggunakan pula senjata berupa sio', juga serupa penjerat. Senjata ini digunakan untuk menangkap jenis unggas, misalnya ayam hutan, balam, unggas, dan lain sebagainya.

Dewasa ini jerat sudah jarang digunakan, sedangkan sio seringkali masih dilakukan di wilayah pedesaan.

12. Alamang

Alamang merupakan senjata tradisional Sulawesi Selatan yang dianggap Keramat oleh masyarakat khususnya suku Makassar. Alamang merupakan senjata jenis pedang berbentuk lurus dan tajam di bagian bawah dengan ujung meruncing.

Nama lain dari senjata ini di masyarakat suku Makassar adalah Sonri atau Salapu. Sementara di suku Bugis dikenal dengan nama Sudang dan suku Toraja menyebutnya dengan Labbo Penai.

Selain berperan sebagai senjata tradisional Sulawesi Selatan, Alamang juga juga digunakan sebagai simbol kedaulatan, kemakmuran, dan kewibawaan Kerajaan.

13. Seppu Senjata Tradisional Sulawesi Selatan

Senjata tradisional Sulawesi Selatan yang satu ini cukup berbahaya dan mematikan. Masyarakat sendiri mengenalnya dengan istilah sumpitan, yaitu senjata yang terbuat dari bilah kayu.

Senjata ini biasa digunakan untuk pertempuran jarak jauh. Senjata ini digunakan untuk melumpuhkan musuh secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi.

Konon senjata ini biasa dipakai saat sedang buru atau sedang berada di Medan perang. Meski terlihat sederhana, namun senjata ini juga bisa berbahaya karena bentuknya yang tajam dan beracun.




(asm/nvl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads