Sebanyak 7 klub Liga 1 2022/2023 telah mengambil sikap terkait transformasi sepakbola Indonesia buntut Tragedi Kanjuruhan. PSM Makassar menjadi salah satu tim yang mengkhawatirkan kelanjutan kompetisi Liga 1.
Sejauh ini ada 7 klub yang terang-terangan menyatakan sikap terkait masa depan sepakbola Indonesia setelah Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Sejumlah klub menuntut agar PSSI menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti pengurus yang diketuai Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada pula klub yang tidak menuntut KLB, tetapi mereka meminta agar transformasi sepakbola Indonesia dipercepat. Tujuannya agar kompetisi Liga 1 segera bergulir kembali.
Berikut 7 klub Liga 1 yang mengeluarkan sikap buntut Tragedi Kanjuruhan:
1. Persis Solo
Persis Solo menjadi tim pertama yang menyatakan sikap di tengah ketidakjelasan kelanjutan kompetisi Liga 1. Direktur Utama Persis Solo Kaesang Pangarep pun mendorong PSSI untuk menggelar KLB.
Sikap dari anak Presiden RI Joko Widodo itu disampaikan usai pertemuan dengan bos Persebaya Surabaya, Azrul Ananda. Pertemuan tersebut dilaksanakan di Balai Kota Solo bersama Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pada Senin (24/10) lalu.
Dikutip dari situs resmi klub, Persis mendesak KLB dilakukan selambat-lambatnya 30 hari setelah surat dikirim. Adapun Persis mengajukan enam poin dalam pembahasan KLB.
"Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Persis meminta kepada PSSI untuk melakukan Kongres Luar Biasa (KLB) selambat-lambatnya 30 hari setelah surat ini dikirim," bunyi petikan surat dari Persis Solo, Selasa (25/10).
2. Persebaya Surabaya
Persebaya Surabaya menjadi klub berikutnya yang dengan tegas meminta PSSI menggelar KLB. Keputusan tersebut disampaikan Bos Persebaya Surabaya Azrul Ananda saat bertemu dengan Persis Solo.
Selain itu, Persebaya meminta PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk membicarakan nasib kompetisi.
"Kita sama-sama sepakat ingin ada perbaikan di sepakbola Indonesia. Jadi intinya kita dalam waktu dekat akan sama-sama mengeluarkan surat dan statement tentang concern kita pada masa depan sepakbola, termasuk KLB, dan yang lebih urgen menurut kami adalah kelangsungan liga," kata Bos Persebaya, Azrul Ananda di Balai Kota Solo dilansir dari detikJateng, Senin (24/10).
3. Persija Jakarta
Berbeda dengan Persis dan Persebaya, Persija tak menuntut KLB PSSI maupun RUPS PT LIB. Tim Macan Kemayoran hanya meminta investigasi dan pengusutan Tragedi Kanjuruhan.
Sikap jawara Liga 1 2018 tersebut disampaikan melalui akun media sosial resmi Persija pada Senin (24/10). Selain transformasi sepak bola, Persija berharap kompetisi sepak bola nasional kembali bergulir.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
4. Arema FC
Sama halnya dengan Persija, tim Arema FC tidak meminta KLB. Manajemen Singo Edan hanya meminta investigasi menyeluruh terhadap insiden yang menimpa suporter mereka di Stadion Kanjuruhan Malang.
Hal tersebut disampaikan oleh Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana di akun media sosial resmi klub. Arema FC juga meminta transformasi sepak bola Indonesia.
Soal investigasi dan pengusutan, pemerintah sudah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF). Hasil investigasi TGIPF juga sudah diserahkan ke Presiden RI Joko Widodo pada 14 Oktober lalu dengan berbagai rekomendasi.
5. PSIS Semarang
PSIS Semarang sama seperti Persis dan Persebaya, yakni menuntut digelarnya RUPS PT LIB. Namun soal itu, PSIS memilih menghormati suara klub lain yang menuntut hal tersebut.
CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi mengingatkan bahwa KLB hanya bisa digelar jika 50 persen voters setuju. Yoyok yang juga menjabat sebagai Exco PSSI itu mendorong PT LIB melakukan RUPS untuk membicarakan nasib Liga 1 2022/2023.
6. PSS Sleman
PSS Sleman sejak awal dengan tegas menyatakan sikap usai Tragedi Kanjuruhan. Dalam pernyataan sikap pada 11 Oktober, PSS mendukung investigasi TGIPF dan mencari pihak yang bertanggung jawab dari Tragedi Kanjuruhan.
Poin lain yang ditekankan PSS adalah mendukung saran FIFA agar Liga Indonesia mengubah jam kick-off dari sore hari dengan menghapus jam pertandingan malam. Super Elang Jawa juga ingin stakeholder sepak bola melakukan reformasi dan evaluasi sistem serta regulasi dalam kompetisi.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
7. PSM Makassar
PSM Makassar ikut angkat suara soal seruan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. PSM sepakat untuk revolusi di pengurusan PSSI, tetapi kelanjutan Liga 1 jauh lebih penting saat ini.
"Untuk menuju KLB kami dari PSM desak dulu adalah kapan liga mulai. Siapa yang paling rugi sekarang kalau liga belum mulai, itu adalah klub," kata Direktur Utama PSM Makassar, Sadikin Aksa kepada detikSulsel, Selasa (26/10).
Sadikin mengaku, sangat mendukung revolusi di persepakbolaan Indonesia. Hal tersebut sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo dan Presiden FIFA Gianni Infantino.
"Kalau untuk revolusi sepakbola, kami setuju, nggak ada masalah itu. Itukan sudah sesuai dengan arahan presiden (Jokowi) yang sudah ketemu dengan Presiden FIFA (Gianni Infantio), itu sudah sesuai," paparnya.
Nah, yang diperlukan saat ini kepastian kelanjutan Liga 1. Sadikin meminta agar segera ada kejelasan kapan dilanjutkan, sebab PSM dan banyak klub Liga 1 lainnya sudah tertinggal banyak pertandingan musim ini.
"Kalau sekarang mau dijelasin mau jalan (Liga 1) ya jalan, kalau nggak yah nggak, gitu loh. Jadwal kita di musim ini aja itu udah padat, kita ketinggalan 5 (sampai) 6 game sekarang," jelas Sadikin.
Belum lagi, kedepan kompetisi juga harus menyesuaikan dengan agenda FIFA Matchday, Tim Nasional, dan Piala Dunia U-20 2023 dengan Indonesia sebagai tuan rumahnya.
"Kita ada jadwal AFF ada FIFA Matchday kita ada Under 20 FIFA. Terus mau dikemanain ini liga, sampai kapan ini selesainya liga, kapan mau mulai," tegasnya.
"Kalau saya fokus liga kapan mau mulainya, karena apa, kalau liga mulai itu artinya kita ada kejelasan dengan pemain kita, ada kejelasan dengan sponsor," sambungnya.