Pakar politik menganalisa kekuatan dua pasangan yakni Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto-Azhar Arsyad versus Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulawesi Selatan (Sulsel). Kedua pasangan ini dinilai punya kekuatan yang berbeda sehingga pertarungan Pilgub Sulsel dinilai akan berimbang.
"Melihat kondisi sekarang justru kekuatannya memang sudah berimbang dalam artian punya kelebihan dan kekurangan masing-masing," ujar Dosen FISIP Unhas Ali Armunanto kepada detikSulsel, Jumat (30/8/2024).
Misalnya, kata Ali, kelebihan ASS-Fatma yakni didukung partai besar bahkan didukung partai pemenang pemilu di Sulsel. ASS-Fatma akan maksimal mendapatkan suara jika mesin partai-partai pengusung itu bekerja optimal.
"Di sisi lain juga ada pemodal besar di belakangnya dan juga ada orang kuat, Amran Sulaiman (Menteri Pertanian) dan RMS (Ketua DPW NasDem Sulsel) di belakangnya," ujar Ali.
Dukungan parpol dan sosok menteri itu dinilai jadi kekuatan utama ASS-Fatma. Pasangan ini juga berpengalaman pernah jadi kepala daerah dan wakil kepala daerah.
"Saya kira itu menjadi kekuatannya," katanya.
Di sisi lain, lanjut Ali, Danny-Azhar juga tak boleh dipandang enteng. Menurut dia, keduanya punya jejaring di akar rumput yang kuat.
"Saya rasa Danny juga punya kekuatan cukup bagus, dia didukung oleh jaringan akar rumput yang militan. Taruhlah jaringan-jaringan politiknya di Makassar yang bentuk tinggal dikembangkan untuk merambah ke daerah-daerah," jelasnya.
Jejaring di akar rumput Danny-Azhar itu, kata Ali, akan efektif jika diorganisir dengan baik. Hal ini dinilai bisa mengimbangi kekuatan ASS-Fatma yang didukung koalisi gemuk yakni 10 partai pengusung.
"Saya rasa tim Danny-Azhar sangat arif memanfaatkan komunitas-komunitas akar rumput untuk ditarik atau diorganisir jadi pemilih atau mesin politik. Saya lihat pergerakan politik Danny Pomanto memang tidak terlalu mengandalkan mesin partai tapi justru mengandalkan jejaring akar rumput," katanya.
"Itu yang jadi kekuatan besarnya Danny-Azhar, jadi meskipun didukung partai yang kelihatannya kalah jauh, tapi Sudirman Sulaiman justru tidak punya kelihaian mengakses akar rumput seperti Danny," tambah Ali.
Dari sisi figuritas, kata Ali, Danny dan Sudirman cukup bersaing. Begitu pula dengan komposisi pasangan masing-masing antara Azhar dan Fatma juga bersaing.
"Berbicara prestasi pembangunan, Sudirman juga menjabat gubernur melanjutkan periode Nurdin Abdullah, dia juga banyak membangun infrastruktur. Danny di Makassar juga banyak membangun infrastruktur yang menjadi landmark Makassar," katanya.
Melihat kekuatan masing-masing itu, Ali menyebut penentu terakhir kemenangan adalah efektivitas mengelola tim. Termasuk strategi membangun branding politik oleh masing-masing paslon.
"Saya rasa semua punya kekuatan sehingga kemudian yang menentukan nanti adalah strategi marketing politiknya, kalau kekuatan sama-sama," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(asm/ata)