Ketua DPD PKS Makassar Anwar Faruq mengaku partainya masih membuka terbentuknya poros baru di Pilwalkot Makassar 2024 usai rencana berkoalisi dengan Demokrat kandas. Anwar mengaku pihaknya kini menanti sikap PAN yang belum menyatakan dukungan ke salah satu pasangan calon saat ini.
"PKS pasti berusaha untuk bisa mendapatkan (mencukupkan) kursi, mendapatkan tiket untuk maju mengusung calon. Kan, (PKS) ada enam kursi, kemudian juga masih ada PAN (punya tiga kursi) yang belum menentukan sikap, partai-partai lain juga masih bisa untuk berpindah," ujar Anwar kepada detikSulsel, Jumat (16/8/2024).
Jika PKS dan PAN berkoalisi, maka keduanya mencukupkan syarat minimal 10 kursi untuk bisa mengusung calon di Pilwalkot Makassar. Namun Anwar mengaku tetap membuka peluang bergabung koalisi partai politik lain yang sudah mengarahkan dukungannya.
"Pertama, itu (rencana membentuk) poros baru. Kedua, ya, kita melihat siapa yang kemungkinan menang dilihat dari hasil survei dan kecocokan kita. Karena kita pengen bergabung, belum tentu mereka mau," katanya.
Anggota DPRD Makassar ini menuturkan PKS akan memprioritaskan membentuk poros baru dengan mengusung kandidatnya sendiri. Menurutnya, poros yang ada saat ini juga belum terjamin selama belum mendaftar di KPU.
"Kan, ini belum sampai ke final, belum sampai ke pendaftaran, sehingga masih mengalir, masih bisa berubah," ucapnya.
Anwar mengakui poros yang ada saat ini adalah bakal pasangan calon Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham, Andi Seto Gadhista Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi, dan Indira Jusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi Amir Uskara. Kendati demikian, tetap ada kemungkinan komposisi itu bisa berubah.
"Ini, kan, belum pendaftaran, ya. Nanti pendaftaran baru ketahuan siapa-siapanya. Tetapi, kami melihat bisa jadi juga ada bongkaran-bongkaran partai dan kita malah justru bisa masuk untuk menjadi pengusung menjadi satu kandidat," bebernya.
PKS, kata dia, akan melihat situasi sebelum pendaftaran kandidat bakal calon wali kota dan wakil wali kota di KPU pada 27-29 Agustus 2024 mendatang. Menurutnya, jika pada akhirnya poros baru urung terbentuk, maka PKS otomatis akan bergabung dengan koalisi lain.
"Kita menunggu waktunya ini 10 hari, ya, masih panjang waktunya untuk bisa menemukan calon yang bagus. Kalau kita tidak mengusung sendiri, jelas kita akan bergabung ke salah satu dari tiga poros yang ada saat ini," terangnya.
Diketahui, poros keempat di Pilwalkot Makassar sempat mencuat usai Ketua DPC Demokrat Makassar Adi Rasyid Ali (ARA) sepakat berduet dengan Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid. Namun rencana itu kandas setelah DPP Demokrat memutuskan mengusung pasangan Appi-Aliyah.
Sebelumnya diberitakan, DPD PAN Makassar masih menunggu keputusan DPP PAN soal usungan pada Pilwalkot Makassar. Sejumlah kandidat yang mencuat sejauh ini masuk dalam radar partai berlambang matahari putih itu.
"Saya sampai sekarang ini belum ada (informasi) juga. Jadi, sampai sekarang ini saya belum ini, ya, menunggu SK B.1-KWK," ujar Ketua DPD PAN Makassar Hamzah Hamid kepada detikSulsel, Sabtu (3/8).
Hamzah mengungkapkan deretan figur mendaftar dan mengikuti mekanisme pada penjaringan bakal calon kepala daerah di DPD PAN Makassar yang punya tiga kursi legislatif. Seluruhnya, kata dia, saat ini telah berada di tangan DPP PAN untuk selanjutnya mengeluarkan SK B.1-KWK nantinya.
Mereka adalah Abdul Rahman Bando (politikus Demokrat), Indira Jusuf Ismail (istri Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto), Munafri Arifuddin atau Appi (Ketua DPD II Golkar Makassar), Andi Seto Gadhista Asapa (mantan Bupati Sinjai), Rezki Mulfiati Lutfi (Anggota DPRD Sulsel Fraksi NasDem), Ahmad Susanto (Ketua KONI Makassar), dan Busrah Abdullah (politikus PAN).
Simak Video "Video Mendagri Tito: Total Anggaran Coblos Ulang Pilkada Rp 719 M"
(sar/hsr)