48 Pesan-pesan Pahlawan 10 November 2025 untuk Upacara Hari Pahlawan

48 Pesan-pesan Pahlawan 10 November 2025 untuk Upacara Hari Pahlawan

Jum Nabillah - detikSulsel
Senin, 10 Nov 2025 06:10 WIB
Ilustrasi lagu wajib Hari Pahlawan.
Foto: Gemini AI
Makassar -

Pembacaan pesan-pesan pahlawan merupakan salah satu rangkaian dalam upacara bendera Hari Pahlawan pada 10 November 2025. Pesan-pesan ini merupakan kutipan dari sejumlah pahlawan nasional.

Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah merilis Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025. Di dalamnya juga pesan-pesan pahlawan 2025 yang dapat dibacakan dalam upacara bendera nantinya.

Tak hanya sekadar rangkaian kata-kata, pesan-pesan tersebut juga menjadi cerminan dari perjuangan yang perlu dihidupkan kembali oleh para generasi penerus. Nilai seperti keberanian, pengorbanan, dan cinta tanah air menjadi inspirasi untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi bangsa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, dalam artikel ini, detikSulsel telah merangkum kumpulan pesan-pesan pahlawan 10 November 2025. Yuk simak selengkapnya di bawah ini!

ADVERTISEMENT

Pesan-pesan Pahlawan 10 November 2025

Berikut pesan-pesan pahlawan 10 November 2025 yang dikutip dari surat Menteri Sosial Nomor S-816/MS/PB.06.00/10/2025 tentang Penyampaian Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan 2025:

  • Dr. Cipto Mangunkusumo: "Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan."
  • Nyi Ageng Serang: "Lemah badan bukan alasan untuk tunduk, sebab jiwa bisa lebih tajam dari keris."
  • Pangeran Antasari: "Hidup untuk rakyat, mati untuk kehormatan."
  • Sisingamangaraja XII: "Jangan berharap hidup tenang selama kemerdekaan belum penuh."
  • Frans Kaisiepo: "Tanah ini bukan milik segelintir orang, tetapi rumah bagi semua anak Indonesia."
  • Maria Walanda Maramis: "Perempuan bukan bayangan, tetapi cahaya dalam rumah tangga dan bangsa."
  • Teuku Cik Di Tiro: "Tidak ada ketakutan bagi mereka yang memperjuangkan kebenaran."
  • Ida Anak Agung Gde Agung: "Politik bukan alat kuasa, tetapi alat menjaga martabat bangsa."
  • Sutan Sjahrir: "Kebebasan berpikir adalah bentuk pertama dari kemerdekaan."
  • Raden Dewi Sartika: "Wanita yang cerdas akan melahirkan bangsa yang kuat."
  • Mr. Iwa Kusumasumantri: "Hukum hanya punya arti jika berdiri bersama rakyat, bukan di atasnya."
  • Martha Christina Tiahahu: "Tubuh ini boleh lemah, tapi keberanian tidak pernah pudar."
  • Wage Rudolf Supratman: "Nyanyian bisa menjadi api dalam dada bangsa."
  • Kasman Singodimedjo: "Kemerdekaan harus dijaga dengan kejujuran, bukan sekadar semangat."
  • Laksamana Malahayati: "Laut bukan penghalang, tapi jalan menuju kehormatan."
  • H.O.S. Tjokroaminoto: "Seorang pemimpin sejati tidak hanya memerintah, tetapi menuntun."
  • Ki Bagus Hadikusumo: "Kemerdekaan adalah amanah Tuhan yang harus dijaga dengan iman dan ilmu."
  • Abdul Muis: "Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan."
  • Ratu Kalinyamat: "Aku rela mati demi harga diri dan tanah airku, sebab kehormatan tidak bisa dibeli."

Pesan-pesan Pahlawan 10 November 2024

Selain dari Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025, detikers juga dapat membacakan pesan-pesan pahlawan 10 November 2025 dari Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2024. Berikut kumpulannya:

  • Abdul Muis : "Jika orang lain bisa, saya juga bisa, mengapa pemuda-pemuda kita tidak bisa, jika memang mau berjuang".
    (Menceritakan pengalamannya di luar negeri kepada para pemuda di Sulawesi, ketika Abdul Muis melakukan kunjungan ke Sulawesi sebagai anggota Volksraad dan sebagai wakil SI).
  • Ki Hajar Dewantara : Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi contoh), Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah memberi semangat), Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan)
    (Semboyan yang diajarkan saat Ki Hajar Dewantara merintis Taman Siswa yang didirikan pada tahun 1922 dan hingga kini masih dipakai dalam dunia pendidikan).
  • Dokter Cipto Mangunkusumo : "Hari kemudian dari pada tanah kita dan rakyat kita terletak dalam hari sekarang, hari sekarang itu ialah kamu, hari Generasi Muda!"
  • Tjut Nyak Dien: "Kita tidak akan menang bila kita masih terus mengingat semua kekalahan"
  • Gubenur Suryo: "Berulang-ulang telah kita katakan, bahwa sikap kita ialah lebih baik hancur daripada dijajah kembali"
    (Pidato Gubernur Suryo di radio menjelang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya)
  • R.A. Kartini: "Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! 2 patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata 'Aku tidak dapat!' melenyapkan rasa berani. Kalimat 'Aku mau!' membuat kita mudah mendaki puncak gunung".
  • Jenderal Sudirman: "Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder Pemerintah TNI akan berjuang terus".
    (Disampaikan pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta dan Jenderal Sudirman dalam keadaan sakit, ketika menjawab pernyataan Presiden yang menasihatinya supaya tetap tinggal di kota untuk dirawat sakitnya).
  • Prof. Moh. Yamin, SH: "Cita-cita persatuan Indonesia itu bukan omong kosong, tetapi benar-benar didukung oleh kekuatan-kekuatan yang timbul pada akar sejarah bangsa kita sendiri."
    (Disampaikan pada konggres II di Jakarta tanggal 27-28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar, dimana ia menjabat sebagai sekretaris).
  • Pattimura: "Pattimura-pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimurapattimura muda akan bangkit"
    (Disampaikan pada saat akan digantung di Kota Ambon tanggal 16 Desember 1817).
  • Nyi Ageng Serang: "Untuk keamanan dan kesentausaan jiwa, kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, orang yang mendekatkan diri kepada Tuhan tidak akan terperosok hidupnya, dan tidak akan takut menghadapi cobaan hidup, karena Tuhan akan selalu menuntun dan melimpahkan anugerah yang tidak ternilai harganya".
    (Disampaikan pada saat Nyi Ageng Serang mendengarkan keluhan keprihatinan para pengikut/rakyat, akibat perlakuan kaum penjajah).
  • Teuku Nyak Arif: "Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama"
    (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, di mana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR seluruh Sumatera).
  • I Gusti Ngurah Rai: "Kami sanggup dan berjanji bertempur terus hingga cita-cita tercapai"
    (surat I Gusti Ngurah Rai kepada Letnan Kolonel Termeulen, seperti tersalin dalam Bali Berjuang)
  • Supriyadi: "Kita yang berjuang jangan sekali-kali mengharapkan pangkat, kedudukan ataupun gaji yang tinggi ".
    (Disampaikan pada saat Supriyadi memimpin pertemuan rahasia yang dihadiri beberapa anggota Peta untuk melakukan pemberontakan melawan Pemerintah Jepang).
  • Ir. Soekarno: "Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Dan berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."
    "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya."
    (Pidato Hari Pahlawan 10 November 1961)
    "Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka"
    (Pidato HUT Proklamasi 1963)
  • Moh. Hatta : "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata untuk membela cita-cita"
    "Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta. Jangan mengharapkan bangsa lain respek terhadap bangsa ini, bila kita sendiri gemar memperdaya sesama saudara sebangsa, merusak dan mencuri kekayaan Ibu Pertiwi."
  • Silas Papare: "Jangan sanjung aku, tetapi teruskanlah perjuanganku"
    (Disampaikan pada saat memperjuangkan Irian Barat/ Papua agar terlepas dari belenggu kolonialisme Belanda dan kembali bergabung dengan NKRI).
  • Bung Tomo: "Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyaidarah merah yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga."
    (Pidato Bung Tomo di radio pada saat pertempuran menghadapi Inggris di Surabaya bulan November 1945)
  • Sutan Sjahrir: "Perjuangan untuk kebebasan harus terus dilakukan. Jangan berhenti berkarya untuk bangsa."
    (Disampaikan pada tahun 1946, dalam pertemuan dengan para pemuda di Jakarta).
  • H.O.S Tjokroaminoto: "Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk berbuat baik dan membantu masyarakat yang kurang beruntung."
    (Disampaikan Dalam ceramah-ceramahnya pada awal 1920-an, saat memimpin Sarekat Islam).
  • Martha Christina Tiahahu: "Jadilah pejuang yang berempati; setiap tindakan untuk membantu sesama adalah bentuk perjuangan."
    (Disampaikan Dalam aksinya melawan penjajah pada tahun 1818, menunjukkan kepedulian terhadap rakyat).
  • Dr. Wahidin Sudirohusodo: "Kerja keras dan kejujuran adalah fondasi bagi kemajuan bangsa. Tanpa keduanya, kita tidak akan mampu mencapai cita-cita."
    (Disampaikan Dalam 1900, saat mendirikan Budi Utomo, dalam pidato mengenai pentingnya pendidikan dan etika kerja bagi generasi muda).
  • Pangeran Diponegoro: "Hanya dengan kerja keras dan kejujuran kita bisa mengubah nasib dan mencapai tujuan bersama."
    (Disampaikan Dalam Dalam pidato kepada pengikutnya menjelang Perang Jawa pada tahun 1825, menginspirasi untuk berjuang secara tulus).
  • Raden Dewi Sartika: "Kecintaan terhadap bangsa ini harus diwujudkan dengan mencerdaskan generasi penerusnya."
    (Disampaikan saat mendirikan Sakola Istri di Bandung pada 1904).
  • Syafruddin Prawiranegara: "Tanah air adalah amanah yang harus kita jaga dengan segenap jiwa dan raga."
    (Disampaikan saat memimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat pada 1948).
  • Tuanku Imam Bonjol: "Cintailah tanah air kita seperti kita mencintai diri sendiri."
    (Pesan ini disampaikan selama Perang Padri di Sumatra Barat pada awal abad ke-19).
  • Ahmad Yani: "Setiap anggota masyarakat harus ikut serta dalam membela kemerdekaan bangsa ini."
    (Disampaikan kepada pasukannya dalam berbagai pertempuran selama Revolusi Nasional Indonesia).
  • Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi): "Masyarakat yang kuat adalah masyarakat yang mengerti pentingnya pendidikan dan persatuan."
    (Disampaikan dalam pidato pendirian Indische Partij pada tahun 1912).
  • Tan Malaka: "Rakyat adalah kunci dari setiap perubahan sosial yang berarti."
    (Disampaikan dalam bukunya "Madilog" pada 1943).
  • Teuku Umar: "Kita harus memperjuangkan hak masyarakat untuk hidup bebas dari penindasan."
    pada abad ke-19.

Nah, itulah kumpulan pesan-pesan pahlawan yang dikutip dari Pedoman Penyelenggaraan Peringata Hari Pahlawan 2025 dan 2024. Semoga bermanfaat!




(alk/alk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads