8 Hal Tentang 14 Pengurus Golkar Parepare Mundur gegara Kepemimpinan Istri TP

8 Hal Tentang 14 Pengurus Golkar Parepare Mundur gegara Kepemimpinan Istri TP

Tim detikSulsel - detikSulsel
Minggu, 07 Apr 2024 09:00 WIB
Pengurus Golkar Parepare mengajukan surat pengunduran diri.
Foto: Pengurus Golkar Parepare mengajukan surat pengunduran diri. (Muhclis Abduh/detikSulsel)
Parepare -

Sebanyak 14 pengurus DPD II Golkar Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengajukan pengunduran diri gegara kecewa dengan kinerja Ketua Golkar Parepare Ernawati Rasyid Taufan. Mereka menilai kondisi partai tidak kondusif sejak kepemimpinan istri Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) itu.

Awalnya, 9 pengurus lebih dulu mengajukan surat pengunduran diri ke Sekretariat DPD II Golkar Parepare pada Selasa (2/4). Berselang tiga hari kemudian, dua pengurus inti menyusul, lalu diikuti tiga pimpinan tingkat kelurahan pada Jumat (5/4).

"Total saat ini ada 14 pengurus yang mengundurkan diri," kata mantan Wakil Ketua Bappilu Golkar Parepare Fadly Agus Mante kepada detikSulsel, Sabtu (6/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadly termasuk salah satu pengurus yang mengundurkan diri. Dia mengutarakan, sejumlah pengurus yang memutuskan mundur memiliki jabatan strategis di DPD II Golkar Parepare.

"Ada dari unsur wakil ketua, wakil bendahara hingga pimpinan kelurahan," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Dirangkum detikSulsel, Minggu (7/4), berikut 8 hal tentang pengurus Golkar Parepare yang memutuskan mundur berjemaah:

1. Kepemimpinan Erna Rasyid Disorot

Fadly memutuskan mengundurkan diri karena merasa tidak sejalan lagi dengan gaya kepemimpinan Erna Rayid Taufan. Dia mengaku kecewa dengan kinerja pimpinan Golkar Parepare.

"Saya mundur dari kepengurusan karena melihat manajemen kepemimpinan bu Ketua Erna Rasyid Taufan yang tidak jelas arahnya," tutur Fadli.

Dia menganggap kinerja Golkar Parepare menurun yang terlihat dari capaian suara pada Pileg 2024. Hasil Pileg tersebut menjadikan Golkar hanya bisa meraih 5 kursi di DPRD Parepare.

"Hasil pileg perolehan kursi yang target 6 (kursi) hanya bisa dapat 5, kemudian suara partai turun 2 ribuan dibandingkan (Pileg 2018) sebelumnya," ungkap Fadly.

Fadly juga menyoroti pola komunikasi Erna Rasyid terhadap jajaran pengurus. Menurut dia, sejumlah kebijakan yang diputuskan kerap tidak melalui proses musyawarah.

"Partai Golkar dikelola secara like dan dislike. Seolah-olah partai Golkar ini perusahaan, pengurus diundang hanya datang rapat untuk menyetujui, bukan bermusyawarah," bebernya.

2. Tersinggung Diganti Jadi Saksi Pemilu

Pimpinan Kelurahan Lemoe Golkar Parepare, La Donrie juga mengajukan surat pengunduran diri. Keputusannya ini dipicu kekecewaan terhadap Erna yang memberhentikannya secara sepihak menjadi saksi partai saat Pemilu 2024.

"Saya mundur karena tersinggung, harga diri saya terluka karena saya pernah diutus sebagai saksi Golkar di kecamatan, tiba-tiba ada yang menggantikan saya secara sepihak dengan membawa mandat dengan tanda tangan Bu Erna Rasyid," imbuh Donrie saat dikonfirmasi, Sabtu (7/4).

Dia berharap pengunduran dirinya ini menjadi bahan evaluasi Golkar Parepare. Donrie menyinggung Erna Rasyid yang mesti introspeksi gaya kepemimpinannya.

"Ya, kami harap dengan pengunduran diri ini, ada pembenahan yang dilakukan di internal Golkar, termasuk gaya kepemimpinan yang bisa menghargai pengurus mereka sendiri," tegas Donrie.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

3. Daftar 14 Pengurus Putuskan Mundur

Diketahui, 14 pengurus yang mengundurkan diri mengajukan surat pengunduran di waktu berbeda. Surat pengunduran diri itu diterima langsung oleh staf pengurus DPD II Golkar Parepare Bahrum. Berikut daftar namanya:

  1. Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Fadly Agus Mante,
  2. Wakil Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Rahman DJ
  3. Wakil Ketua Bidang Tani dan Nelayan Muhammad Sahur Rifai.
  4. Ketua Bagian Pemenangan Pemilu Wilayah II Muhammad Nawir,
  5. Wakil Sekretaris Bidang Kajian Strategis dan Kebijakan Publik Saharuddin Nassa
  6. Ketua Bagian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Haedar Hasan;
  7. Ketua Bagian Pemenangan Pemilu Agung Nugraha;
  8. Anggota Bidang Informasi dan Komunikasi Fatmawati Alimuddin;
  9. Anggota Bidang Pemuda dan Olahraga Akbar Has;
  10. Wakil Ketua Bidang Hubungan Lembaga Politik dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan Yusuf Sjamsu Alam;
  11. Wakil Bendahara Abd Latif Hafid;
  12. Pimpinan Kelurahan Lemoe La Donrie;
  13. Pimpinan Kelurahan Lompo Suyuti;
  14. Pimpinan Kelurahan Bumi Harapan Iswanto.

4. Pengurus Mundur Masuk Daftar Reshuffle

Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Golkar Parepare Tommy mengungkap, jika sejumlah pengurus yang mengajukan pengunduran diri sebenarnya masuk dalam daftar yang akan di-reshuflle. Namun sebelum kebijakan perombakan struktur dilakukan, mereka lebih dulu memutuskan mundur.

"Perlu kami sampaikan pengunduran diri hanya mendahului dari hasil tim kerja yang dibentuk," kata Tommy yang dikonfirmasi, Selasa (2/4).

Tommy mengaku mendapat penugasan untuk melakukan evaluasi terhadap struktur pengurus Golkar Parepare sejak 28 Maret. Makanya, dia kemudian tidak kaget ketika pengurus yang direncanakan diganti justru mengundurkan diri.

"Saya Wakil Ketua Bidang Organisasi mendapatkan surat untuk evaluasi, validasi, reposisi, dan restrukturisasi struktural mulai DPD II Golkar sampai ke tingkat kelurahan. Ini (pengunduran diri) memudahkan kami melakukan evaluasi tidak perlu lagi kami mencari alasannya (untuk me-reshuffle)," paparnya.

5. Status Kader Terancam Dicabut

DPD II Golkar Parepare pun menelusuri dugaan pelanggaran AD/ART terhadap pengurus yang mengundurkan diri. Pihaknya mengancam mencabut status keanggotaan mereka dari Golkar jika terbukti melanggar.

"Bukan apanya, karena ditengarai ada pelanggaran AD/ART partai di dalamnya terhadap perlawanan terhadap muruah partai," kata Sekretaris DPD II Golkar Parepare Hamran Hamdani saat ditemui, Selasa (2/4).

Hamran mengatakan, sejumlah pengurus Golkar Parepare sudah menggelar rapat pada Selasa (2/4). Mereka menilai pengunduran diri pengurus sebagai upaya untuk mendiskreditkan Erna Rasyid Taufan.

"Ini bisa dipikirkan itu kalau mereka terbukti melanggar AD/ART partai, bisa saja bukan hanya mundur dari kepengurusan tetapi diberhentikan dari keanggotaan sebagai kader partai," jelasnya.

6. Erna Tak Khawatir Ditinggal Pengurus

Ketua DPD II Golkar Parepare Erna Rasyid Taufan menanggapi santai pengunduran diri pengurusnya. Dia mengaku tidak khawatir terkait pengunduran diri berjemaah pengurusnya.

"Saya tidak gentar dan saya tidak merasa takut ditinggalkan. Saya hanya takut kalau Allah yang tinggalkan saya. Kalau manusia yang tinggalkan, saya tidak takut," kata Erna kepada detikSulsel, Selasa (2/4).

Istri mantan Wali Kota Parepare Taufan Pawe ini beralasan bisa mencari penggantinya. Dia juga menanggapi tudingan pengurus yang mengundurkan diri karena kinerja Golkar Parepare menurun di Pileg 2024.

"Saya di bulan puasa ini mengajak menjadi ahli syukur, di tengah anomali banyak sesuatu tidak diprediksi masih bisa 5 kursi dan bertahan kursi ketua DPRD. Itu prestasi besar bagi saya. Kalau saya dipandang tidak berhasil, di Sulsel hanya 6 kabupaten dan kota yang mendudukan kembali sebagai ketua DPRD yang lain tidak bisa," terangnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

7. Golkar Usut Penyebab Pengurus Mundur

DPD I Golkar Sulsel memberikan atensi terkait pengunduran diri jajaran pengurus DPD II Golkar Parepare. Golkar Sulsel akan menelusuri penyebab 9 pengurus Golkar Parepare ramai-ramai mundur.

"Saya pelajari dulu apa kasusnya. Saya belum tahu kenapa mundur, kasusnya apa," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD I Golkar Sulsel La Kama Wiyaka, Rabu (3/4).

La Kama enggan berspekulasi terkait masalah yang terjadi di internal Golkar Parepare. Meski, para pengurus yang mengundurkan diri mengaku tidak sejalan lagi dengan gaya kepemimpinan Erna Rasyid Taufan.

"Makanya kita mau tahu dulu apa inti permasalahannya sehingga kejadian itu muncul. Soal evaluasi kita mau tahu dulu konteks masalahnya apa. Belum saya konfirmasi semua ke sana," imbuhnya.

8. Pembelaan TP Kepada Sang Istri

Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe (TP) menduga ada skenario untuk menjatuhkan istrinya, Erna Rasyid. Padahal, TP menganggap Erna berhasil setelah mampu mempertahankan kursi ketua DPRD Parepare di Pileg 2024.

"Parepare kursinya tidak berkurang, cuma suara berkurang. Kenapa suara berkurang? Harus kita realistis di sana tiga dapil menjadi 4 dapil pasti terbagi suara. Saya rasa itu (pengunduran diri pengurus) bahagian untuk menjatuhkan nyonya (Erna) saya. Nyonya saya itu bukan kodong politikus tulen, apa adanya," kata TP saat konferensi pers di Kantor DPD I Golkar Sulsel, Jalan Bontolempangan, Rabu (3/4).

TP lantas menyinggung Fadly Agus Mante alias Erwin yang mundur dari Wakil Ketua Bappilu Golkar Parepare karena menganggap Erna tidak berhasil. TP balik menuding Erwin yang seharusnya bertanggung jawab terhadap perolehan suara Golkar Parepare di Pileg 2024.

"Wakil ketua Bappilu Erwin itu yang menganggap ketuanya itu tidak berhasil pimpin Golkar Parepare. Saya mau bertanya? Kalau Pemilu siapa yang paling bertanggung jawab, Bappilu. Bagaimana bisa diharapkan Bappilu bisa memenangkan Golkar di sana suaranya hanya 98 (di Pileg)," tambah TP.

Menurut TP, pengunduran diri pengurus Golkar Parepare dilakukan dengan maksud sengaja membuat gejolak. TP tidak menjelaskan maksud gejolak yang dimaksud, namun dia menilai hal ini merupakan dinamika yang biasa terjadi dalam organisasi.

"Jadi kemarin itu di Parepare saya lihat secara alamiah, yaitu proses yang sudah berlangsung selama ini bergerak terus. Golkar pemenang loh di Parepare," jelasnya.

"Jadi kalau dikatakan gagal memimpin, dimana kira-kira indikatornya? Karena begini kalau kita mau jujur yah hanya Parepare salah satunya yang berhasil mempertahankan ketuanya," tegas TP.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: Evakuasi 20 Mahasiswa Parepare Tersesat di Gunung Nepo, 1 Hipotermia"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Hide Ads