Menko Pangan Zulhas Dorong Replanting Pohon Kakao Tingkatkan Produksi Cokelat

Menko Pangan Zulhas Dorong Replanting Pohon Kakao Tingkatkan Produksi Cokelat

Sahrul Alim - detikSulsel
Kamis, 16 Jan 2025 19:57 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan mengunjungi pabrik pengolahan coklat di Barry Callebaut, Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jalan Ir Sutami, Makassar, Kamis (16/1/2025).
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Sahrul Alim/detikSulsel)
Makassar -

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas) mendorong replanting tanaman kakao atau coklat untuk meningkatkan produksi cokelat dalam negeri saat kunjungan kerja di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia mengaku salah satu fokusnya di lingkup Kemenko Pangan yakni mengembangkan perkebunan rakyat.

"Salah satunya yang ingin kita kembangkan termasuk perkebunan rakyat," ujar Zulhas saat berkunjung ke pabrik coklat di Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jalan Ir Sutami, Kota Makassar, Kamis (16/1/2025).

Pengembangan potensi perkebunan rakyat ini juga akan dibahas dalam rapat koordinasi dengan para kepala daerah di Sulsel, Jumat (17/1). Rapat itu akan dihadiri para menteri dan kepala badan di bawah naungan Kemenko Pangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah salah satunya coklat, coklat itu sudah masuk dalam yang akan direplanting di BPDPKS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit). Selama ini sawit saja kan, ini coklat sudah masuk. Karena kita cocok, negara kita cocok untuk coklat tetapi kok produksinya turun," ujar Zulhas.

Dia mengungkap, Indonesia saat ini masih di urutan ketiga dunia untuk produksi coklat. Pihaknya kini menargetkan Indonesia untuk rangking satu dunia.

ADVERTISEMENT

"Kita ranking ketiga dunia, nanti kita akan target menjadi ranking satu dunia lagi. Harganya bagus, memang ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama bibitnya, yang pertama kita harus replanting," bebernya.

Dia menyebut tanaman kakao yang ada saat ini umumnya sudah tua. Makanya sudah tidak produktif lagi.

"Kita harus replanting, artinya yang tua-tua diganti yang baru," katanya.

Pihaknya juga akan menyiapkan bibit kakao bagi petani. Meski demikian tetap harus disesuaikan dengan kondisi geografis tiap daerah.

"Tapi ini kan perlu research yang cocok dimana, dan sekarang coklat sudah masuk di BPDPKS. Sehingga juga mudah untuk pembiayaannya untuk replanting itu lebih mudah," jelasnya.

Menurutnya, tanaman kakao punya potensi besar untuk dikembangkan oleh petani. Apalagi harganya cukup tinggi dibanding komoditas lain.

"Coklat harganya bagus yah, 10.000 dolar satu ton, berarti kan 10 dolar sekilo. Mahal sekali ngalahkan cengkih ini," katanya.

"Jadi mahal sekali sekarang ini. Jadi sekali lagi kita akan coba untuk mendukung petani kita replanting dengan menyiapkan bibit yang unggul, teknologi, karena harus ada teknologi metiknya, mengeringkannya dan seterusnya, mengolah kebunnya," tambahnya.

Kemudahan bagi petani dalam pengembangan perkebunan rakyat juga akan didukung dengan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Para petani akan jadi salah satu prioritas mendapat pinjaman dari pemerintah.

"Pak Presiden sudah perintahkan KUR nanti diutamakan untuk kemitraan dan petani-petani kita yang ingin melakukan pengembangan usaha taninya," katanya.




(hsr/hsr)

Hide Ads