Pj Gubernur Sulsel Dorong Luwu Raya-Bone Jadi Sentra Produksi Kakao

Pj Gubernur Sulsel Dorong Luwu Raya-Bone Jadi Sentra Produksi Kakao

Tim detikSulsel - detikSulsel
Jumat, 17 Jan 2025 16:30 WIB
Pj Gubernur Sulsel Fadjry Djufry (paling kanan) saat mendampingi Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat meninjau gudang kakao.
Foto: Pj Gubernur Sulsel Fadjry Djufry (paling kanan) saat mendampingi Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat meninjau gudang kakao. (dok. Humas Pemprov Sulsel)
Makassar -

Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Prof Fadjry Djufry ingin mengembalikan kejayaan Sulsel sebagai pusat produksi kakao di Indonesia. Fadjry menilai daerah yang potensial menjadi sentra produksi kakao, yakni Luwu Raya, Bone, Soppeng dan Wajo.

"Sebelumnya Sulsel pernah nomor tiga di Indonesia sebagai penghasil kakao, sekarang turun nomor tujuh. Kita ingin mengangkat lagi petani kakao kita, sehingga kita dapat nilai tambah," ucap Fadjry dalam keterangannya dikutip, Jumat (17/1/2025).

Fadjry mengatakan, hilirisasi pertanian merupakan bagian dari salah satu program Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya pengolahan kakao menjadi butter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sulsel termasuk sentra kakao di Indonesia. Selain itu ada Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat dan beberapa provinsi yang lain, ada Sumatera Barat, Lampung, dan di NTT," urainya.

Diketahui, Fadjry turut mendampingi Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan RI Zulkifli Hasan (Zulhas) meninjau Gudang Kakao PT Papandayan Cocoa Industries di Makassar, Kamis (16/1). Zulhas dan Fadjry turut berdiskusi dengan pelaku usaha kakao.

ADVERTISEMENT

Kunjungan kerja tersebut bagian dari upaya hilirisasi sektor perkebunan. Dalam kesempatannya, Zulhas ingin membangun perkebunan rakyat, karena perkebunan rakyat nilainya sangat tinggi.

Hal pertama yang harus dilakukan, kata Zulkifli, adalah replanting atau peremajaan kakao yang sudah tua tidak produktif lagi. Pemerintah juga mempersiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk UMKM dan para petani yang ingin mengembangkan usahanya.

"Kita harus melakukan replanting yang artinya melakukan peremajaan. Jadi, nanti kami akan siapkan bibitnya dan akan dibagikan kepada petani-petani di Indonesia, dan tentu melakukan riset, cocoknya di daerah yang mana," jelas Zulhas.




(sar/hsr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads