Siswa SMA Negeri 1 Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial SMA alias MA (15) mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya usai diduga dikeroyok seniornya di depan sekolah. Usut punya usut, pengeroyokan itu dipicu aksi balas dendam.
Pengeroyokan itu terjadi di depan SMAN 1 Makassar, Jalan Gunung Bawakaraeng No.53 Makassar pada Senin (7/10). Kepala SMAN 1 Makassar, Sulihin Mustafa mengatakan MA awalnya memukul teman kelasnya berinisial RA di depan kelas.
"Secara rasional berpikir, kan, tidak mungkin tiba-tiba (pemukulan senior ke junior). Ya, ada sebab akibat. Adik ini, ananda yang dipukul ini, (sebelumnya) dia memukul teman kelasnya, kelas X atas nama RA," kata Sulihin kepada detikSulsel, Jumat (11/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sulihin menuturkan RA kemudian mengaduk ke kakaknya yang duduk di kelas XII. Setelah itu, kakak RA dan teman-temannya di kelas XII mencari MA hingga terjadi penganiayaan di depan sekolah.
"Mungkin atas nama solidaritas, ya, dari anak kelas XII, dialah (empat orang yang memukul) terlibat. Padahal, kakak-adik ini justru tidak melakukan apa-apa," jelasnya.
Dia menuturkan pihaknya telah melakukan investigasi terkait kasus tersebut. Hasilnya, hanya empat orang yang menganiaya korban secara bergantian.
"Setelah kami investigasi dua hari, kami memperoleh bahwa yang melakukan pemukulan terhadap ananda ini hanya empat orang. Dari semua saksi yang kita hadirkan, yang di sekitar anak-anak itu, dan pengakuan anak memang hanya berempat," terangnya.
4 Siswa Diduga Keroyok Korban Dirumahkan
Pihak sekolah kemudian melakukan rapat bersama Dewan Guru untuk membahas sanksi yang akan diberikan kepada pelaku. Saat ini, keempat pelaku yang diduga menganiaya korban dirumahkan.
"Sudah dirumahkan (4 pelaku pengeroyokan)," kata Sulihin.
Dia menegaskan keempat pelaku akan diberikan sanksi sesuai aturan sekolah. Sanksi bisa berupa skorsing hingga diberhentikan dari sekolah.
"Kita akan melakukan tindakan sesuai dengan tata tertib sekolah. Ada diskorsing, dikasih perjanjian terakhir, bahkan sampai pada pengembalian ke orang tua (dikeluarkan dari sekolah)," lanjutnya.
Sulihin menambahkan pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari aparat kepolisian untuk pemberian sanksi. Pasalnya, korban telah melaporkan kasus ini ke polisi dan sedang berproses.
"Sementara kita akan mengambil keputusan. Insyaallah kami akan sampaikan (sanksinya). Apalagi ini juga berproses hukum karena dia (korban) melapor ke kepolisian. Sambil kita tunggu dari kepolisian," tuturnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Korban Trauma-Hidung Masih Berdarah
Ayah korban, Asdar Zubair mengatakan anaknya mengalami trauma usai dikeroyok seniornya. Dia juga mengungkap anaknya belum kembali ke sekolah karena hidungnya masih kerap mengeluarkan darah.
"Masih trauma, kalau kondisinya saat ini sementara dalam perawatan pemulihan di rumah," ujar Asdar Zubair kepada detikSulsel, Kamis (10/10) malam.
"Anak saya rawat jalan, hidungnya sampai tadi pagi masih keluar darah, memar di kepala, tangan dan badan," lanjutnya.
Asdar menambahkan dari keterangan anaknya ada sekitar 10 orang yang melakukan pengeroyokan. Dia pun menyesalkan perbuatan para pelaku.
"Pengakuan anak saya kurang lebih 10 orang (yang mengeroyok)," ucap Asdar.
Di sisi lain, Asdar mengaku tidak mengetahui duduk persoalan hingga anaknya dikeroyok. Dia pun berharap polisi segera menindaklanjuti laporannya.
"Saya tidak tahu juga masalahnya intinya saya keberatan dengan permasalahan penganiayaan tersebut," tegasnya.
Simak Video "Video: Pernyataan Polisi soal Pengeroyokan Siswa SMA N 1 Makassar"
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/hsr)