Badan Metereologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Wilyah IV Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menggelar pemantauan bulan atau rukyatul hilal 1 Ramadan 1445 Hijriyah di Makassar. Ketinggian hilal berada di 0 derajat lewat 2 menit.
Pantauan detikSulsel, pemantauan rukyatul hilal terakhir berlangsung di roftoop Mal GTC di Tanjung Bunga sekitar pukul 18.20 Wita. Pada pemantauan kali ini, BMKG Wilayah IV Makassar bekerja sama dengan Kemenag Sulsel, BMKG Stasiun Geofisika Gowa, ormas Islam, dan akademisi dari UIN Alauddin Makassar.
Sebanyak 4 teropong teleskop di pasang di lokasi untuk memantau hilal. Keempat teleskop itu dipasang dan diarahkan menghadap laut Selat Makassar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid mengatakan berdasarkan pantauan bersama, hilal masih berada di posisi 0 derajat lewat menit. Sementara, berdasarkan hasil pengamatan hilal oleh Badan Hisab Rukyat Sulsel, hilal berada di 0 derajat lewat 4 menit.
"Cuaca agak mendung makanya ada dua penjelasan dari BMKG dan Badan Hisab Rukyat Sulsel dengan keilmuannya masing-masing. BMKG menyatakan posisi hilal 0 derajat 2 menit. Kalau dari Badan Hisab Rukyat 0 derajat 4 menit. Beda putusan karena beda tempat mengambil keputusan. Kalau BMKG di sini, Badan hisab di tengah kota," ucap Ali Yafid kepada wartawan di lokasi.
Ali Yafid menyebut dengan kondisi seperti itu, hilal tidak dapat terlihat. Apalagi ditambah dengan cuaca yang tidak terlalu mendukung.
"Belum (terlihat). Wilayah Indonesia tengah sampai Timur masih posisi minus. Tapi Tengah ke Barat posisi 0 sampai 1 derajat di Banda Aceh," ujarnya.
Di sisi lain, dia menuturkan, menurut ketentuan Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura (MABIMS) rukyatul hilal itu dengan posisi 3 derajat. Dengan begitu, hasil pantauan ini akan diserahkan ke Kemenag di pusat untuk dijadikan referensi dalam menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriyah.
"Di Sulsel bukan minus tapi 0 derajat. Ketentuan MABIMS ketetapan seharusnya jatuh bulan di 3 derajat dengan elongasi 6 derajat," tuturnya.
"Baru 0 derajat, yang dua saya bilang. BMKG 0 derajat 2 menit dan Badan Hisab Rukyat Sulsel 0 derajat 4 menit," lanjut Ali.
Dia pun mengimbau agar masyarakat saling bertenggang rasa meski beda pilihan soal awal 1 Ramadan 1444 Hijriyah. Dia menyebut perbedaan itu tak perlu dibesar-besarkan.
"Kalupun ada perbedaan nanti kita sebagai umat beragama kita saling menghargai dan menghormati karena penentuan ini mungkin beda penentuan 1 Syawal sehingga perbedaan 1 Syawal," pungkasnya.
(sar/nvl)