Kapan 1 Ramadhan 2024 Versi Pemerintah, NU, Muhammadiyah, dan An-Nadzir?

Kapan 1 Ramadhan 2024 Versi Pemerintah, NU, Muhammadiyah, dan An-Nadzir?

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Minggu, 10 Mar 2024 17:32 WIB
Ilustrasi Ramadhan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Tabitazn
Makassar -

Tinggal menghitung hari umat Islam akan memasuki bulan suci Ramadhan 1445 H/2024 M. Lantas 1 Ramadhan 2024 versi pemerintah, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan An-Nadzir jatuh pada tanggal berapa?

Penentuan awal Ramadhan oleh pemerintah Indonesia dan sejumlah organisasi Islam kerap mengalami perbedaan. Hal ini lantas membuat masyarakat Indonesia harus memastikan tanggal penetapan pemerintah maupun masing-masing organisasi Islam, seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan An-Nadzir.

Nah untuk mengetahuinya, berikut ini ulasan lengkap mengenai penetapan 1 Ramadhan 1445 H/2024 M baik versi pemerintah Indonesia maupun organisasi Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yuk disimak!

1 Ramadhan 2024 versi Pemerintah Indonesia

Setiap tahunnya, Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Ramadhan melalui sidang Isbat. Sidang tersebut digelar pada akhir bulan Syaban dalam kalender Hijriah.

ADVERTISEMENT

Sehingga belum ada ketetapan resmi yang diumumkan pemerintah Indonesia terkait penetapan 1 Ramadhan 2024. Namun, berdasarkan konversi kalender Hijriah ke Masehi yang disusun oleh Kemenag RI, 1 Ramadhan 1445 H diprediksi akan jatuh pada 12 Maret 2024.

Jadwal dan Lokasi Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 2024

Melalui laman resminya, Kementerian Agama RI juga telah mengumumkan jadwal pelaksanaan sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 2024. Sidang isbat penetapan 1 Ramadhan 1445 H/2024 M akan dilaksanakan pada 10 Maret 2024.

Sidang Isbat tersebut akan melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Selain itu, sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan pihak terkait lainnya.

Berikut ini rincian jadwal dan lokasi sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 2024:

  • Hari/Tanggal: Minggu, 10 Maret 2024
  • Waktu: Pukul 17.00 WIB / 18.00 Wita / 19.00 WIT
  • Lokasi: Auditorium H M Rasjidi Kementerian Agama, Jl M H Thamrin, Jakarta Pusat

Kegiatan sidang Isbat penetapan awal Ramadhan 2024 ini akan digelar secara hybrid, atau daring dan luring. Sehingga masyarakat Indonesia bisa ikut memantau pelaksanaannya secara daring.

Berikut link live streaming sidang Isbat penetapan 1 Ramadhan 2024 oleh Kemenag RI:

Tahapan Sidang Isbat Penentu Awal Ramadhan

Sidang isbat dilaksanakan dalam tiga tahap, yakni pemaparan posisi hilal, penetapan awal Ramadhan, dan konferensi pers. Nah, berikut penjelasan tahapan sidang Isbat penentuan awal Ramadhan:

1. Pemaparan Posisi Hilal

  • Sesi pertama sidang isbat akan dilakukan dengan pemaparan posisi hilal (bulan) awal Ramadhan 2024 berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).
  • Pemaparan dilakukan oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.
  • Pemaparan ini akan dimulai pukul 17.00 WIB.
  • Sesi ini juga terbuka untuk umum dan disiarkan secara langsung melalui Kanal YouTube Bimas Islam Kemenag.

2. Penetapan Awal Ramadhan 1445 H/2024 M

  • Proses sidang isbat akan dilakukan oleh pihak Kemenag untuk menetapkan awal 1 Ramadhan 2024.
  • Sidang ini akan dimulai setelah Shalat Magrib pada pukul 18.15 WIB.
  • Penetapan awal Ramadhan didasarkan pada hasil pemaparan posisi hilal berdasarkan hasil Hisab yang telah dipaparkan oleh Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.
  • Selain berdasarkan hisab, hasil sidang isbat juga akan didasarkan pada laporan hasil pemantauan hilal (rukyatulhilal) yakni pemantauan bulan secara langsung yang dilakukan Tim Kemenag di 134 titik lokasi di seluruh Indonesia.
  • Hasil pantauan ini dijadikan sebagai konfirmasi penentuan hilal berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi).
  • Sesi ini dilakukan secara tertutup.

3. Konferensi Pers

  • Pemerintah selanjutnya akan menggelar konferensi pers untuk mengumumkan hasil sidang isbat penentuan awal puasa 1 Ramadhan 2024. Konferensi pers penetapan awal
  • Ramadhan akan dimulai pada pukul 19.05 WIB.
  • Sesi ini juga akan disiarkan secara langsung melalui media sosial Kemenag.

1 Ramadhan 2024 Versi Muhammadiyah

Berbeda dengan pemerintah, Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H/2024 M. Penetapan ini telah dituangkan ke dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.

Mengutip Maklumat tersebut, disebutkan bahwa 1 Ramadhan akan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Penetapan tersebut didasarkan pada hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid di Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Berikut rincian hasil hisabnya:

  • Pada hari Ahad Legi, 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan 10 Maret 2024 M. ijtimak jelang Ramadan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WIB.
  • Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (ф = -07° 48' LS dan A=110° 21' BT) = +00° 56' 28" (hilal sudah wujud).
  • Pada saat Matahari terbenam, Ahad, 10 Maret 2024 M, di Wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali di Wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
  • Di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin Pahing, 11 Maret 2024 M.

Penetapan Awal 1 Ramadhan 2024 Versi NU

Organisasi Islam Nahdlatul Ulama juga belum menetapkan awal Ramadhan 2024. NU akan menetapkan 1 Ramadhan bersamaan dengan pemerintah melalui sidang Isbat.

Meski demikian, Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) memprediksi 1 Ramadhan 1445 H akan jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. Hal ini berdasarkan pemantauan hilal yang dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 10 Maret 2024 sore.

Mengutip laman resminya, dijelaskan bahwa posisi bulan di wilayah Timur Indonesia secara umum masih negatif dan dianggap terlalu rendah, sehingga tidak memenuhi kriteria untuk dapat melihat hilal. Selain itu, tinggi bulan di Indonesia hanya sekitar 1 derajat atau kurang, sementara elongasinya hanya 1,7 derajat.

Kedua nilai tersebut jauh di bawah kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) pada tahun 2021, yakni ketinggian hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.

Ketua Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU), KH Sirril Wafa, mengatakan dari hasil pengamatan posisinya tersebut kemungkinan hilal tidak dapat dirukyat pada 29 Syaban 1445 H atau bertepatan dengan Ahad sore 10 Maret 2024.

"Untuk awal Ramadhan tahun ini, dengan memperhatikan posisi hilal baik tinggi maupun elongasinya, secara pengalaman atau tajribah, hilal tak mungkin dapat dirukyat pada Ahad sore 10 Maret," kata Kiai Sirril, dikutip dari laman resmi NU Online, Minggu (10/3/2024).

Berdasarkan perhitungan tersebut, ia menyatakan bahwa 1 Ramadhan 1445 H diprediksi bertepatan dengan tanggal 12 Maret 2024 M.

1 Ramadhan 2024 Versi An-Nadzir

An-Nadzir merupakan salah satu organisasi Islam yang bermukin di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Organisasi ini telah mengeluarkan rilis pada 8 Maret 2024 tentang Penetapan 1 Ramadhan 1445 H/2024 M Jamaah An-Nadzir.

Pimpinan Jamaah An-Nadzir Gowa, Ustaz H M Samiruddin Pademmui melalui press release mengatakan organisasi An-Nadzir menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Penentuan awal puasa Ramadhan ini berdasarkan metodologi khusus yang digunakan oleh jemaah An-Nadzir, yakni metodologi yang diajarkan oleh Guru dan Imam KH Syamsuri Abdul Madjid.

Dengan menggunakan metode tersebut, hasil pemantauan An-Nadzir terkait penetapan awal Ramadhan adalah sebagai berikut:

  1. Pemantauan bulan dimulai dengan mengamati tiga bulan purnama 14, 15, dan 16 Syaban 1445 H / 2024 M, yang secara berurutan bertepatan dengan tanggal 23, 24, dan 25 Februari 2024 M, sesuai dengan kriterianya masing-masing.
  2. Setelah menetapkan tiga purnama pada pertengahan bulan Sya'ban, seterusnya menghitung perjalanan bulan, maka didapatkan 27, 28, dan 29 Sya'ban 1445 H, bertepatan dengan tanggal 7, 8, dan 9 Maret 2024 M, sambil memperhatikan jam terbitnya bulan di ufuk Timur, baik saat fajar kazib, fajar siddiq dan pagi hari, maupun melihat bayangan bulan bersusun dengan menggunakan kain tipis hitam.
  3. Jamaah An-nadzir juga menggunakan alat bantu teknologi aplikasi melalui Handphone yang sudah diteliti beberapa tahun terakhir, yang akurasi datanya sangat mendukung dan memudahkan kita untuk menentukan waktu atau jam terjadinya pergantian/new moon/kongjungsi dari bulan Sya'ban ke Ramadhan 1445 H. Yang juga diikuti oleh fenomena alam, seperti adanya hujan, angin kencang, petir dan pasang puncak (kondak) air laut.
  4. Perlu dipahami bahwa selama bulan masih duluan terbit di ufuk Timur daripada matahari, itu artinya masih bulan tua. Namun sebaliknya jika matahari sudah duluan terbit di ufuk Timur daripada bulan maka yakinlah bahwa itu sudah bulan baru atau hilal. Kemudian sebaliknya di ufuk Barat, manakala bulan lebih duluan tenggelam daripada matahari, itu artinya masih bulan tua, namun jika di ufuk Barat matahari sudah duluan tenggelam daripada bulan, maka itu berarti sudah bulan baru atau hilal, bisa nampak di atas ufuk dan bisa juga tidak nampak karena di bawah ufuk dimana tempat kita berada.
  5. Pada hari Ahad, 10 Maret 2024, akhir bulan Syaban 1445 H, terbit di ufuk Timur sekitar jam 05.49 Wita, sementara matahari terbit jam 06.07 WITA, meskipun sudah sulit dilihat secara kasat mata, sebagaimana sulitnya melihat hilal. Perjalanan akhir bulan Sya'ban sudah tidak sampai lagi ke Barat. Artinya, pada hari ahad tersebut sudah terjadi pergantian/new moon/konjungsi dari bulan Sya'ban ke Ramadhan, yang terjadi sekitar jam 17.02 Wita (sore hari).

Imbauan Kemenag tentang Perbedaan Penetapan 1 Ramadhan 2024

Tahun 2024 ini, penetapan awal Ramadhan berpotensi mengalami perbedaan antara pemerintah dan sejumlah organisasi Islam. Terkait hal ini, Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas menerbitkan Surat Edaran No 1 Tahun 2024 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah/2024 Masehi.

Berikut poin-poin yang menjadi imbauan dalam SE tersebut:

  1. Umat Islam diimbau untuk tetap menjaga ukhuwah islamiyah dan toleransi dalam menyikapi potensi perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 Hijriah/2024 Masehi.
  2. Umat Islam melaksanakan ibadah Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri sesuai dengan syariat Islam dan menjunjung tinggi nilai toleransi.
  3. Umat Islam dianjurkan untuk mengisi dan meningkatkan syiar pada bulan Ramadan dengan tetap mempedomani Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
  4. Umat Islam diimbau untuk melaksanakan berbagai kegiatan di masjid, musala, dan tempat lain dalam rangka syiar Ramadan dan menyampaikan pesan-pesan taqwa serta mempererat persaudaraan sesama anak bangsa.
  5. Takbiran Idul Fitri dilaksanakan di masjid, musala, dan tempat lain dengan ketentuan mengikuti Surat Edaran Menteri Agama Nomor 05 Tahun 2022 tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala.
  6. Takbir keliling dilakukan mengikuti ketentuan pemerintah setempat dan aparat keamanan dengan tetap menjaga ketertiban, menjunjung nilai-nilai toleransi, dan menjaga ukhuwah islamiyah.
  7. Salat Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah/2024 Masehi dapat diadakan di masjid, musala, dan lapangan.
  8. Materi ceramah Ramadan dan Khutbah Idul Fitri disampaikan dengan menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah, mengutamakan nilai-nilai toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa, serta tidak bermuatan politik praktis sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 09 Tahun 2023 tentang Pedoman Ceramah Keagamaan.
  9. Mengimbau kepada umat Islam untuk lebih mengoptimalkan zakat, infak, wakaf, dan sedekah di bulan Ramadan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan umat.

Nah, itulah ulasan lengkap kapan 1 Ramadhan 2024 versi pemerintah, NU, Muhammadiyah, dan An-Nadzir. Semoga bermanfaat ya, detikers!




(alk/urw)

Hide Ads