Tim Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengusut dugaan kecurangan pemilihan rektor (Pilrek) di Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2024-2028. Kali ini, tim investigasi dari Itjen Kemendikbudristek memeriksa 3 orang dalam kasus dugaan kecurangan tersebut.
Pantauan detikSulsel, Selasa (5/3/2024), pemeriksaan berlangsung secara tertutup di salah satu ruangan di lantai 6 Menara Pinisi UNM. Ketiga orang yang diperiksa adalah Wakil Rektor 2 UNM Prof Ichsan Ali sebagai pelapor, Ketua Panitia Pilrek UNM Prof Hamsu Abdul Gani, dan Dekan Fakultas Teknik UNM Prof Muh Yahya sebagai terlapor.
Pemeriksaan terhadap ketiga orang tersebut dilakukan secara perorangan dan saling bergantian. Ichsan Ali menjadi orang yang paling pertama diperiksa, lalu disusul oleh Hamsu Abdul Gani, dan terakhir Muh Yahya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ichsan Ali mengatakan dirinya diperiksa selama 1 jam oleh tim investigasi dari Itjen Kemendikbudristek. Dia menyebut dirinya dimintai keterangan atas 9 laporan yang ia layangkan pada Kamis (29/2) lalu.
"Sudah (diperiksa). Tapi sebentar ji. Sekitar satu jam lah. Yang masuk kemarin dikonfirmasi kebenarannya. Fakta-faktanya," ujar Prof Ichsan kepada wartawan di lokasi usai diperiksa.
Ichsan mengaku akan bertanggungjawab sepenuhnya atas laporan dugaan kecurangan yang ia layangkan itu. Dia menegaskan pihaknya menerima sanksi jika dianggap berbohong atas laporannya tersebut.
"Kalau berbohong, eh, saya siap kalau dikenai sanksi. Masa kita mau bohong. Bukan main-main ini," tegasnya.
Dia menuturkan tim investigasi dari Itjen Kemendikbudristek ini beranggotakan 3 orang. Ichsan belum mau banyak berkomentar atas hasil pemeriksaannya hari ini.
"Belum pi. Baru sementara ini. Kalau saya, indikasi toh yang saya laporkan. Apakah itu terbukti atau tidak, ya, ini mi nanti hasilnya," ungkapnya.
Terpisah, Hamsu Gani juga mengaku dirinya diperiksa sebagai terlapor. Dia dilaporkan oleh Ichsan dengan dugaan tidak netral sebagai Ketua Pilrek UNM.
"Tadi ini baru saya. Karena dianggap panitia ini tidak netral itu intinya. Jadi pertanyaan kepada saya itu panitia dianggap tidak netral karena... Jadi saya bilang, saya selaku anggota senat kan tentu saya berhak berkomunikasi kepada anggota senat yang lain. Tapi tidak selaku ketua panitia," kata Hamsu Abdul Gani.
Hamsu menegaskan dirinya tak pernah mengorganisir massa untuk memilih calon rektor tertentu kepada anggota senat lainnya. Dia mengatakan ia hanya mengajak agar kontestasi Pilrek ini disukseskan oleh seluruh anggota senat.
"Mengajak saja menyukseskan. Nda menyebut pilih ko si A, si B. Tidak. Nda ada saya katakan seperti itu," bebernya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Selain itu, dia mengatakan tim investigasi menanyakan soal dugaan intimidasi dari Rektor UNM Prof Husain Syam. Hamsu pun dengan tegas menepis tudingan intimidasi tersebut.
"Tidak ada. Saya juga di anu, apakah ada intimidasi dari Pak Rektor. Saya bilang tidak ada. Pak Rektor tidak pernah mengintimidasi. Dia membebaskan kita. Kita ini kan profesor semua, masa mau dipaksakan," ungkapnya.
Selanjutnya, dia menambahkan Dekan Fakultas Teknik UNM Prof Muh Yahya turut diperiksa dengan dugaan menzalimi salah satu calon rektor yang berasal dari Fakultas Teknik. Dugaan tersebut lantaran anggota senat dari Fakultas Teknik justru tak memilih calon rektor dari fakultas yang sama.
"Pak Dekan Teknik. Pak Dekan Teknik ini tuduhannya begini, salah satu calon dari Teknik, Prof Ichsan. Ada 13 orang anggota senat dari Teknik. Dituduh kita menzalimi dia. Karena tidak memilih dia sebagai orang Teknik," jelasnya.
Hamsu merasa aneh dengan dugaan yang dilaporkan oleh Ichsan itu. Pasalnya, memang tidak dibolehkan untuk membangun komitmen tertentu antara anggota senat dan salah satu calon rektor.
"Saya bilang, ih, tentu kan semua orang punya dasar dalam menentukan pilihan. Meskipun dia dari Teknik, belum tentu memilih orang dari Teknik," ucapnya.
"Nda pernah juga kita ada pertemuan. Kecuali kalau memang pernah Prof Ichsan memanggil kita, bertemu, dan kita saling berkomitmen. Bahwa orang Teknik pilih orang Teknik. Tapi kan kita tidak bisa begitu," pungkasnya.
Diketahui, senat UNM telah melakukan pemilihan 3 calon rektor yang lolos ke putaran kedua. Tiga dari lima calon yang lolos yakni Prof Hasnawi Haris, Prof Karta Jayadi, dan Prof Hasmyati.
Penyaringan 3 besar calon rektor ini diikuti oleh 64 senat pemilik suara di Ruang Senat UNM, Menara Phinisi, Selasa (27/2). Hasilnya, calon rektor nomor urut 5 Prof Hasmyati unggul telak dengan 51 suara, disusul calon rektor nomor urut 4, Prof Karta Jayadi dengan perolehan 5 suara, dan calon rektor nomor urut 1 Prof Hasnawi yang meraih 4 suara.
Calon rektor nomor urut 2 Prof Muhammad Ichsan Ali menolak hasil penyaringan suara tersebut. Wakil Rektor IV UNM inipun melaporkan adanya dugaan pelanggaran ke Kemendikbudristek dengan surat yang dibawanya langsung ke Jakarta, pada Kamis (29/2).