Dua calon rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Periode 2024-2028 Prof Muhammad Ichsan Ali dan Prof Karta Jayadi menduga terjadi pelanggaran dalam Pemilihan Rektor (Pilrek) UNM karena selisih suara yang jomplang. Prof Ichsan bahkan melaporkan dugaan pelanggaran ini ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Prof Ichsan yang saat ini menjabat Wakil Rektor IV UNM melayangkan laporan dugaan pelanggaran ke Kemendikbudristek pada Kamis (29/3). Dia mengaku heran karena jumlah suara wakil rektor yang maju Pilrek sangat sedikit.
"Setelah (pemilihan) itu terpukul juga melihat hasilnya, kenapa jomplang. Juara satu 51 (suara) di bawahnya cuma 5, tidak sampai 10%, baru di bawahnya lagi 4 suara baru di bawahnya lagi 3, saya yang lewat, jomplang," kata Ichsan kepada detikSulsel, Jumat (1/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menduga hasil jomplang tersebut karena panitia Pilrek UNM bermain meski prosedur sudah dijalankan dengan baik. Ichsan akhirnya melaporkan dugaan pelanggaran hasil Pilrek UNM ke Kemendikbudristek.
"Saya berpikir lah terus, dalam renungan saya itu mengingat kejadian-kejadian, oh ada masalah ini. Walau ketua panitia bilang ini sesuai prosedur tapi di balik prosedur itu Anda melakukan trik-trik," tuturnya.
Ichsan mengaku sisa menunggu respons kementerian atas laporannya ke Kemendikbudristek di Jakarta. Ia bahkan terbang ke Jakarta menyetorkan langsung laporannya yang berisi 9 poin dugaan pelanggaran.
"Harapan saya ini semua yang tembakan 9 poin ini bisa diterima. Satu poin saja sudah bisa menggagalkan ini pemilihan, itu harapannya saya, tapi kan bukan kita yang menentukan," tuturnya.
Namun Ichsan enggan sesumbar menyebut pihak yang dituduhnya melakukan pelanggaran. Dia mengaku sedang menunggu tindak lanjut proses pelaporannya.
"Nantilah (disampaikan siapa diduga melakukan pelanggaran). Tunggu 1-2 hari, kalau tidak efektif ini (laporan) ku amba' (saya tindak lanjuti) lagi dari sisi lain," tegasnya.
Ichsan berharap laporannya ke Kemendikbutristek membuahkan hasil hingga pembatalan terhadap hasil Pilrek UNM putaran pertama. Ichsan juga berharap jika laporannya diterima pihak yang diduga melakukan pelanggaran diberi sanksi tegas.
"Harapannya kementerian itu membatalkan hasil pemilu (pilrek) dan kalau ditemukan indikasinya pemenang yah dianulir dan sutradara (kecurangan) dapat sanksi. Kita mau ini UNM kembali ke muruah tidak usah atur-atur begitu kasi ini senat sendiri memilih dukungannya," jelas Ichsan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Prof Karta Jayadi Siap Beri Keterangan
Sementara itu, calon rektor nomor urut 4 yang juga Wakil Rektor 2 UNM Prof Karta Jayadi menduga telah terjadi pelanggaran yang terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Meski demikian dia tidak mengikuti jejak Ichsan untuk melapor ke Kemendikbudristek.
"Jika melihat komposisi suara besar dari sisi politik, kemungkinan besar TSM," ujar Karta Jayadi kepada detikSulsel, Sabtu (2/3).
"Kalau sudah ada yang melapor kan intinya sama," tambahnya.
Namun Karta menegaskan siap memberikan keterangan jika kemudian laporan Ichsan itu ditindaklanjuti Kemendikbudristek. Karta Jayadi akan menjelaskan apa yang diketahuinya seputar Pilrek.
"Nanti jika saya dipanggil tim investigasi saya berikan keterangan apa yang saya rasakan, lihat, dan saya ketahui," imbuh Karta Jayadi.
Soal suara kandidat yang jomplang, Karta justru menyinggung soal adanya calon yang super power. Sindiran itu diduga ditujukan ke Hasmyati karena mampu menang telak atas pesaingnya yang notabene 3 wakil rektor dan 1 mantan wakil rektor.
"Hasil Pilrek UNM 2024-2028 tahap penyaringan kemarin menggambarkan ada calon yang super power, kelasnya sangat jauh berbeda dengan calon lainnya sehingga memperoleh perbandingan suara rata-rata 12 kali dari calon lainnya meskipun keseharian pesaing atau kelas teri tersebut wakil rektor dan mantan wakil rektor," paparnya.
Tak hanya itu, Karta juga menyindir mayoritas senat yang dianalogikannya menggunakan kaca pembesar dalam menentukan pilihannya. Sementara hanya segelintir senat yang menggunakan kaca mata biasa.
"Mungkin para senator yang dominan memilih itu melihat calon dengan kaca pembesar sedangkan pendukung yang minimalis suaranya pake kacamata biasa," ungkapnya.
"Dengan komposisi suara yang sangat jomplang ini berarti calon tidak imbang kualitasnya dan kuantitasnya," tambah Karta Jayadi.
Namun Karta Jayadi bersyukur masih bisa lolos dalam penyaringan suara tahap kedua. Dia masih optimis bisa menang dengan menyebut pertarungan dimulai dari nol lagi.
"Iya mulai nol lagi. Harapan menang," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
Panitia Bantah Ada Pelanggaran
Ketua Panitia Pilrek UNM Prof Hamsu Abdul Gani membantah tudingan adanya pelanggaran dalam tahapan Pilrek. Hamsu menyebut tahapan sudah dilakukan sesuai prosedur tanpa penyimpangan.
"Semua tahapan dan prosedur dan peraturan yang ada. Tidak ada yang menyimpang," kata Hamsu dalam keterangannya, Sabtu (2/3).
Hamsu juga menegaskan tidak ada pengaturan suara pada proses pemilihan putaran pertama tersebut. Dia mengklaim senat telah menjatuhkan pilihannya sesuai hati nurani masing-masing.
"Tidak ada pengaturan suara," tegas Hamsu.
"Jika ada calon yang meraih suara signifikan mungkin itu penilaian anggota senat," tambahnya.
Direktur Program Pascasarjana UNM ini juga mengomentari pernyataan Ichsan Ali yang menyebut panitia pemilihan tidak melibatkan dewan pengawas UNM dalam tahapan pemilihan. Hamsu menyebut Ketua Dewan Pengawas UNM Prof Syamsul Bahri hadir langsung dalam pemaparan visi misi calon rektor yang digelar 26 Februari 2024.
Begitu juga Ketua Satuan Pengawas Internal UNM dilibatkan dalam semua tahapan pelaksanaan pemilihan rektor, mulai dari sosialisasi calon hingga pemungutan suara. Pemungutan suara juga disiarkan secara online.
"Perwakilan menteri, guru besar dan civitas akademika UNM juga hadir dalam pemaparan visi misi yang disiarkan langsung melalui live streaming," kata Hamsu.
Diketahui, senat UNM telah memilih 3 calon rektor pada di Ruang Senat UNM, Menara Phinisi, Selasa (27/2). Tiga dari lima calon yang lolos ke putaran kedua yakni Prof Hasnawi Haris, Prof Karta Jayadi, dan Prof Hasmyati.
Calon rektor nomor urut 5 Prof Hasmyati unggul telak dengan 51 suara, disusul calon rektor nomor urut 4, Prof Karta Jayadi dengan perolehan 5 suara dan calon rektor nomor urut 1 Prof Hasnawi yang meraih 4 suara. Sementara dua calon lainnya yakni nomor urut 2 Prof M Ichsan Ali meraih 3 suara dan nomor urut 3 Prof Eko Hadi Sujiono meraih 1 suara.