Kesaksian Warga soal Sosok Terduga Teroris Jaringan Al-Qaeda di Gorontalo

Gorontalo

Kesaksian Warga soal Sosok Terduga Teroris Jaringan Al-Qaeda di Gorontalo

Tim detikcom - detikSulsel
Kamis, 05 Sep 2024 07:30 WIB
Penampakan rumah terduga teroris yang ditangkap di Gorontalo.
Foto: Penampakan rumah terduga teroris YLK yang ditangkap di Gorontalo. (Apris Nawu/detikcom)
Gorontalo -

Warga mengungkapkan kesaksiannya terhadap sosok terduga teroris berinisial YLK yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. YLK dikenal sebagai pribadi yang ramah dan rajin beribadah sejak setahun terakhir menetap di Gorontalo.

Diketahui, YLK ditangkap di Desa Mongolato, Kecamatan Telaga, Gorontalo pada Rabu (21/8/2024) sekitar pukul 15.29 Wita. YLK disebut terafiliasi dengan kelompok teroris luar negeri bernama Al-Qaeda.

"Kalau (terduga pelaku) dengan saya, cuman sering bicara soal agama, karena orangnya sering salat," ungkap tetangga YLK di Desa Mongolato, Irfan (39) kepada detikcom, Rabu (4/9).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Irfan menyebut YLK bukan pribadi yang tertutup dengan tetangganya. Dia menilai terduga teroris itu sebagai sosok yang ramah kepada warga setempat yang ditemuinya.

"Alhamdulillah orangnya ini kalau dengan torang (kami) dia baik, rajin salat lima waktu dia sering salat di masjid jalan di sini silaturahmi, selalu tegur sapa dengan orang," bebernya.

ADVERTISEMENT

Penangkapan YLK pun justru membuat warga setempat keheranan. Irfan tidak menyangka YLK yang dikenalnya ternyata ditangkap karena merupakan pelaku tindak pidana terorisme.

"Kalau logikanya, kalau dia (YLK) teroris, sembunyi-sembunyi. (Tetapi) ini tidak, dia ada kerja kayak memperbaiki pagar, ada membersihkan rumput. Itu sering lalu lalang di sini," terangnya.

Irfan menambahkan, terduga pelaku merupakan warga pendatang dari Pulau Jawa. Namun dia tidak mengetahui pasti soal keluarga dan pekerjaan YLK selama menetap di Desa Mongolato.

"Info yang saya dengar beliau (terduga teroris) bukan orang Gorontalo, kalau tidak salah dia orang Jawa," imbuh Irfan.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Mongolato, Yasir Hasania mengaku hadir saat Densus 88 Antiteror Polri menangkap YLK. Dia memastikan YLK bukan warga asal Gorontalo.

"Yang pasti beliau (YLK) pendatang, asli yang kami dapat informasinya beliau orang Jawa. Dia tinggal sama famili, keluarganya yang ada sini," ucap Yasir.

YLK disebut tinggal di rumah milik kerabatnya di Desa Mongolato. Informasi yang diterima Yasir, YLK sudah berada di wilayahnya sejak masa Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

"Saya ketemu dengan pemilik rumah itu, (YLK tinggal di Desa Mongolato) sebelum pelaksanaan pemilihan legislatif kemarin bulan Februari. Saya tidak bisa pastikan kalau bulan Januari atau Februari 2024," tuturnya.

Terduga Teroris Kerap Ganti Identitas

Yaris mengungkap, terduga teroris yang ditangkap kerap berganti identitas. Hal itu berdasarkan keterangan dari pemilik rumah yang menjadi tempat tinggal YLK.

"Yang disebut disampaikan pemilik rumah ke saya, namanya Lucky, dan namanya itu, informasi saya dapat ganti-ganti nama lima sampai enam nama identitas," ungkap Yasir.

Pihaknya pun mengaku kecolongan dengan keberadaan terduga teroris di Desa Mongolato. Pasalnya, YLK tidak pernah melapor ke pemerintah desa selama menetap di rumah tersebut.

"Memang kami tidak mengetahui persis yang bersangkutan, karena yang bersangkutan tidak pernah melapor, apalagi keluarga yang punya rumah tidak pernah melapor kalau ada pendatang," jelasnya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya...

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Gorontalo Kombes Desmont Harjendra mengatakan, terduga pelaku sudah menetap di Gorontalo selama setahun. Namun dia tidak merinci aktivitas YLK selama tinggal di Gorontalo.

"Iya, kurang lebih (1 tahun) karena masih terus didalami oleh Densus 88 Antiteror. Kurang lebih untuk pastinya nanti akan ada rilis dari Densus 88," kata Desmont kepada detikcom, Rabu (4/9).

Desmont menambahkan, kasus ini masih diselidiki lebih lanjut. Pihaknya hanya membantu Densus 88 Antiteror Polri saat melakukan penangkapan terhadap terduga teroris.

"Situasi kamtibmas di Gorontalo kondusif, aktivitas masyarakat tetap berjalan normal," tegasnya.

Jejak Kejahatan Terduga Teroris YLK

Juru Bicara Densus 88, Kombes Aswin Siregar mengungkap jejak kejahatan YLK yang ditangkap di Kabupaten Gorontalo. Dia menyebut YLK pernah berencana melakukan aksi terorisme di Bursa Efek Singapura pada 2014.

"YLK merupakan WNI yang bergabung dengan kelompok teror Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP) yang berencana melakukan aksi teror terhadap Bursa Efek Singapura pada tahun 2014," kata Aswin dilansir dari detikNews, Selasa (3/9).

Dia melanjutkan, YLK berencana melakukan pengeboman di Bursa Efek Singapura atas perintah pimpinan AQAP. Namun rencana itu gagal setelah YLK ditolak Imigrasi masuk Singapura dan dideportasi ke Batam.

"Di Yaman, YLK mengaku mendapat perintah dari AM/AZ (petinggi AQAP) untuk melakukan aksi teror di Bursa Efek Singapura. Pada tahun 2015, YLK mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut, namun ditolak oleh Imigrasi Singapura dan dideportasi ke Batam," terangnya.

Pada 2016, Polri kehilangan jejak YLK karena diketahui kerap berganti identitas. Aswin mengatakan, terduga pelaku merupakan residivis kasus kepemilikan senjata api.

"YLK pernah ditahan pada 2003 terkait kepemilikan senjata api laras panjang, yang merupakan titipan dari UM (napiter kasus Bom Bali I)," ujar Aswin.

Sebelum bergabung dengan AQAP, YLK tercatat pernah melaksanakan pelatihan di Camp Hudaibiyah, Filipina pada 1998-2000. Terduga pelaku juga pernah mengikuti pelatihan militer di Jawa Timur pada 2001 yang digelar oleh Jamaah Islamiyah (JI).

"Pada tahun 2001, YLK pernah mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program Jamaah Islamiyah," ungkapnya.

Pada 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT). YLK juga mengikuti program pengiriman personel ke Yaman sebagai bagian dari jihad global.

"Keberangkatan YLK difasilitasi oleh ABU. Beberapa waktu lalu, ABU ditangkap oleh Densus 88 AT. Saat ditangkap, ABU menjabat sebagai lajnah roqobah (kaderisasi) kelompok Jamaah Ansharuh Syariah," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Terduga Teroris Jaringan Al-Qaeda di Gorontalo Dikenal Ramah-Suka Bergaul"
[Gambas:Video 20detik]
(sar/sar)

Hide Ads