Keluarga wanita berinisial BT (56) yang ditemukan tewas membusuk di gudang apotek di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), menilai kematian BT tidak wajar. Pihak keluarga menyebut ada sejumlah kejanggalan terkait kematian korban.
Hal tersebut disampaikan salah satu keluarga korban bernama Jusman. Dia awalnya menyoroti CCTV di lokasi kejadian lantaran pihak apotek mengaku tidak memiliki rekaman saat korban berada di apotek pada Rabu (31/1).
"Ya itu janggal sekali buat kami, karena data yang kami mau minta itu (CCTV) per tanggal 31 Januari ternyata itu infonya dari kimia Farma itu sudah enggak ada," kata Jusman kepada detikcom, Rabu (20/3/2024).
Jusman lalu menyinggung soal hasil visum korban. Dia curiga karena hasil visum menyebut korban meninggal selama 5 hari, sementara korban sudah 18 hari berada di dalam gudang apotek.
"Dan itu tidak masuk akal sama sekali, kalau memang hasil autopsi (visum) itu mengatakan 5 hari (dinyatakan meninggal). Berarti selama 12 hari di dalam itu mustahil kalau tidak ada dengar suara (korban)," ungkapnya.
Keluarga pun menilai ada pelaku atas kematian korban. Jusman menduga ada pihak yang sengaja menguncikan korban di dalam gudang.
"Dugaan korban ini dikunci," kata Jusman.
Jusman menegaku yakin ada yang terjadi sesuatu sebelum korban akhirnya meninggal. Terlebih, hasil visum yang diterima keluarga, korban dinyatakan meninggal lantaran kelaparan dan kehausan.
"Ada (dugaan) pelaku, karena kalau ngelihatin jenazah didapat mustahil kalau tidak ada apa-apa. Cuman hasil autopsi mengatakan meninggal karena kehausan, kelaparan," ujarnya.
Selain itu, Jusman mengaku heran dengan pergantian pimpinan apotek yang menurutnya mendadak. Pihak keluarga menganggap hal itu berkaitan dengan kematian korban.
"Dan kejanggalan lain kita tau saat demo pimpinan kimia Farma itu sudah berganti, Itu janggal sekali buat kami," sebutnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video: Demo di Depan DPRD Kaltim Ricuh!"
(asm/asm)