Kepsek SMP 3 Suppa inisial CA di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) angkat bicara usai dilaporkan ke polisi gegara menampar enam siswanya. CA mengakui menampar siswanya dengan pelan saat apel pagi dengan maksud memberi efek jera.
"Kalau menurut saya tidak keras karena saya pakai jari tangan ke telinga mereka, ini agar efek jera dan pembinaan saja. Saya berikan pengarahan kembali dan saya usap usap kepala mereka dan sampaikan 'jangan mi berulang seperti itu' dan saya suruh masuk ke kelas," jelas CA kepada detikSulsel, Jumat (6/10/2023).
Namun CA berdalih menampar siswanya bukan karena tidak memakai dasi saat apel pagi. Menurutnya siswanya itu menganggap enteng pembinaan yang diberikan gegara tidak ditegur memakai dasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan karena dasinya kemudian terjadi (penamparan), tetapi karena mereka tertawa dan main-main saat diberikan hukuman," ungkapnya.
Dia menyampaikan saat kejadian memang ada beberapa anak yang kedapatan tidak memakai dasi saat apel pagi. Mereka kemudian dipisahkan dengan siswa lain lalu diberi hukuman angkat satu kaki sembari memegang telinga.
"Saya suruh naik ke depan karena awalnya mereka tak pakai dasi. Namun dalam perjalanannya mereka tertawa dan menurunkan kaki dan tangan mereka, tapi saya abaikan saja dulu sambil selesaikan memberi pengarahan ke anak-anak yang lain," imbuh CA.
Setelah selesai apel pagi, CA memberikan hukuman tambahan kepada enam siswanya. Siswa tersebut lalu ditampar di bagian telinga karena dianggap melakukan pelanggaran berulang.
"Jadi betul betul ada tindakan tambahan yang berikan, tetapi saya sampaikan kasih tambahan tindakan karena bertambah lagi pelanggaran mereka (tertawa saat diberikan hukuman). Saya kasih mi anu (tamparan) ke telinganya, tapi bukan tamparan keras dan bukan di muka dan kepala, hanya di telinga saja," paparnya.
Namun demikian, CA berharap kasus ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan tanpa harus melalui proses hukum. Apalagi kata dia, tak ada niat sedikitpun melukai atau menganiaya siswanya.
"Itu anak saya semua, saya berikan hukuman untuk efek jera, tidak ada niat lain apalagi sampai mau menganiaya anak-anak, astagfirullah. Dari Dikbud juga sementara turun tangan untuk mediasi kami," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, CA dilaporkan ke polisi usai menampar 6 siswanya yang tak memakai dasi. Dugaan tindak kekerasan itu terjadi usai apel pagi di SMP 3 Suppa pada Selasa (12/9) lalu
"Iya, saya melapor karena tidak terima anak saya dipukul. Total ada 6 anak yang korban termasuk anak saya" kata orang tua siswa, Rusna kepada detikSulsel, Kamis (5/10).
Dia mengatakan tamparan itu diberikan sebagai bagian dari hukuman karena siswa tidak memakai dasi. Namun Rusna keberatan dengan cara kepala sekolah melakukan pembinaan.
"Jadi saat apel sekolah dia nda pakai dasi dan dikumpulkan. Kemudian diberikan hukuman suruh angka sebelah kaki dan tangan disilangkan pegang telinga,"terangnya.
(sar/ata)