Keluarga Bripda IDF atau ID menilai ada yang mencurigakan dalam kasus polisi tembak polisi di Rusun Polri, Cikeas, Bogor. Pihak keluarga pun bakal melaporkan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi ke Mabes Polri.
Hal tersebut diungkapkan kuasa hukum keluarga Bripda ID, Jelani Christo. Dia mengatakan pihak keluarga saat ini tengah mengumpulkan data-data terkait kejanggalan kasus tewasnya Bripda ID.
"Jadi kami lagi kumpulkan data, mungkin saya balik ke Jakarta hari Rabu atau Kamis, setelah itu nanti kami ambil tindakan hukum membuat laporan ke Mabes Polri," ujar Jelani Christo kepada detikcom, Minggu (30/7).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikcom, Senin (31/7/2023), berikut 3 kecurigaan keluarga di kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Bripda ID.
1. Keluarga Ragu Senjata Meletus Sendiri
Jelani mengatakan, pihak keluarga Bripda ID curiga soal keterangan kelalaian dalam kasus ini. Keluarga menilai senjata pelaku tidak mungkin meletus begitu saja.
"Senjata itu tidak mungkin meletus begitu saja ketika tidak dikokang (pelatuk tak ditarik)," terangnya.
Dari informasi yang diterimanya, senjata yang digunakan tersangka awalnya tidak memiliki peluru. Namun belakangan, senjata itu disebut tidak sengaja meletus hingga mengenai Bripda ID.
"Menurut keterangan, kan itu kami belum gali, waktu dikeluarkan tidak ada isinya. Terus diperlihatkan (ke korban). Terus untuk apa memperlihatkan? Lalu dimasukin lagi ke tas, kok bisa dari tas tembus ke leher sebelah ke leher sebelahnya lagi sih? Kan aneh," terangnya.
2. Keterangan Berubah-ubah
Jelani juga menyebut pernyataan para pelaku masih kerap berubah-ubah. Keluarga juga menaruh curiga dengan informasi awal yang diterima keluarga bahwa Bripda ID sakit keras, bukan ditembak.
"Kami sangat meragukan keterangan pelaku yang berubah-ubah. Kemudian korban ini bukan kematian karena sakit keras dan kecelakaan," ucap Jelani.
Dia mengatakan keluarga Bripda ID ragu dengan informasi awal yang diterima lantaran masih sempat berkomunikasi sebelum tewas tertembak. Sementara keluarga tiba-tiba hanya disuruh datang ke Jakarta.
"Termasuk (pihak kepolisian) meminta orang tuanya datang ke sana bahwa anaknya sudah kritis. Sakitnya sakit apa? Baru hari Sabtunya teleponan sama orang tuanya. Makanya sesuatu yang tidak dipercayai, ya ragu lah orang tuanya," tambahnya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
3. Bripda ID Sempat Dipanggil Pelaku
Pemanggilan Bripda ID untuk mendatangi pelaku sebelum insiden maut terjadi juga menjadi tanda tanya besar pihak keluarga. Atas dasar itu, Jelani menduga ada pembunuhan berencana di kasus ini.
"Makanya kita menduga itu ada pembunuhan berencana itu bukan karena kelalaian. Lalu yang kedua untuk apa mereka panggil dia (korban) ke situ? Malam-malam loh," kata Jelani.
Ayah Bripda ID, Y Pandi sebelumnya juga menyebut putranya bertemu 3 seniornya sebelum tewas tertembak. Ketiga seniornya itu disebut dalam kondisi mabuk.
"Anak kami ini didatangi oleh 3 seniornya, datang ke place-nya anak kami ini dengan kondisi sepertinya sudah minum atau mabuk sehingga terjadi cekcok antara mereka dengan anak kami," ungkap Y Pandi, Kamis (27/7).