Oknum pimpinan pesantren (ponpes) bernama Zulfikar Syam alias ZU (37) di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar) mencabuli santri pria berusia 16 tahun. Polisi mengungkap ada 7 korban perbuatan bejat pelaku.
Peristiwa pencabulan itu terjadi di ponpes yang dipimpin Zulfikar di wilayah Kecamatan Tapango, Polman pada Sabtu (24/6). Kasus ini terungkap setelah keluarga korban melapor ke polisi.
Kapolres Polman AKBP Agung Budi Leksono mengatakan Zulfikar mengakui perbuatannya. Agung menyebut pengakuan pelaku selaras dengan hasil keterangan saksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Pelaku mengakui perbuatannya) pelaku sudah diperiksa, sudah sinkron, semua sinkron dengan keterangan korban," kata Agung kepada wartawan, Minggu (9/7/2023).
Dirangkum detikcom, Rabu (12/7), berikut 6 hal tentang pimpinan ponpes cabuli 7 santri di Polman:
1. Pimpinan Ponpes Jadi Tersangka
Kasat Reskrim Polres Polman Iptu I Gusti Bagus Wardana mengatakan Zulfikar telah ditetapkan tersangka. Pimpinan ponpes itu juga langsung ditahan.
"Sudah kita tersangkakan," kata Gusti Bagus Wardana kepada wartawan, Senin (10/7).
Gusti menyebut penetapan tersangka setelah alat bukti mencukupi. Atas perbuatannya, Zulfikar dijerat Pasal 82 Undang-undang Nomor 17 tahun 2016 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
"Alat bukti sementara sudah kita penuhi semua," jelasnya.
2. Santri Korban Pencabulan 7 Orang
Polisi mengungkap korban pencabulan pimpinan ponpes itu sebanyak 7 orang. Namun penyidik mengatakan masih ada indikasi korban bisa bertambah.
"Pengakuannya 7 (korban), kita masih melakukan pendalaman," ungkap Gusti.
Gusti mengatakan korban diduga dicabuli di waktu yang berbeda. Penyidik masih melakukan pemeriksaan lantaran Zulfikar beralasan lupa kejadiannya.
"Kita masih dalami semua, karena dia juga mengaku sudah lupa siapa saja (korbannya)," jelasnya.
3. Tersangka Diduga Ada Kelainan Seks
Kanit Pelayanan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Polman Ipda Mulyono menduga tersangka punya kelainan seks. Hasrat seksual pimpinan ponpes itu lebih besar kepada lelaki.
"Dia mengaku hasratnya lebih besar kepada lelaki daripada perempuan," ujar Kanit Pelayanan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Polres Polman Ipda Mulyono kepada wartawan, Selasa (10/7).
Mulyono menambahkan Zulfikar juga punya hasrat kepada wanita. Namun ketertarikannya lebih kepada pria.
"Dia mengaku bisa berhubungan sama perempuan, tapi tidak ada hasrat. Hasratnya hanya kepada lelaki," imbuhnya.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya...
4. Pimpinan Ponpes Berdalih Punya Penyakit
Pimpinan ponpes bernama Zulfikar meminta maaf atas perbuatannya. Tersangka berdalih tindakan pencabulannya karena penyakit yang dideritanya.
"Yang terjadi pada saya bukan karena saya pernah mengalami juga di masa yang lalu. Tidak, ini adalah murni penyakit yang ada di diri saya," kata Zulfikar saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Polman, Selasa (11/7).
Zulfikar tidak menjelaskan lebih rinci terkait penyakit yang dideritanya tersebut. Tersangka mengaku sudah berobat hingga mendatangi psikiater agar bisa sembuh.
"Saya sudah berobat dari sana-sini, psikiater. Di Madinah saya kuliah sudah pernah berdoa di setiap tempat-tempat mustajab, di Ka'bah, di Multazam. Tapi sampai saat ini ketika Allah belum mengabulkan doa saya, saya yakin ada hikmah yang akan terjadi di balik yang terjadi," jelas Zulfikar.
5. Zulfikar Kirim Pesan ke Pembencinya
Zulfikar mengaku perbuatannya tidak dibenarkan hingga menjadi sorotan publik. Dia berharap kejadian ini bisa menjadi evaluasi.
"Mudah-mudahan kita semua saling mengoreksi aib, memperbaiki diri dan saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, saya sadar sesadar-sadarnya atas kesalahan saya," katanya.
![]() |
Zulfikar meminta pembencinya untuk tidak menghujatnya. Dia mengingatkan jangan sampai dia masuk surga sendiri karena kebanyakan dihujat.
"Terakhir buat pembenci saya, jangan membuat saya masuk surga sendiri, maksudnya mungkin kejadian ini sudah sangat viral hingga menjadi buah bibir di kalangan para orang-orang pembenci saya," ucap Zulfikar.
6. Kemenag Polman Turun Beri Pembinaan
Kepala Kemenag Polman Imran K Kesa mengatakan pihaknya akan turun melakukan pembinaan ke ponpes yang dipimpin Zulfikar. Pihaknya belum berpikir soal mencabut izin operasional ponpes itu.
"Menyangkut kelembagaannya, pesantren, kami punya kewajiban untuk melakukan pembinaan di sana dengan dasar bahwa anak-anak di sana itu harus kita penuhi hak-haknya untuk mendapat pembelajaran sebagaimana biasanya yang berlaku di pesantren," tegas Imran saat dikonfirmasi, Selasa (11/7).
Imran ingin proses belajar mengajar di pondok pesantren tersebut tetap berjalan. Dia mengaku banyak orang tua yang memasukkan anaknya menempuh pendidikan di ponpes itu.
"Karena Kementerian Agama Polman memberikan izin operasional, kita berharap tetap berlanjut itu proses pembelajaran. Apalagi orang tua santri masih banyak menginginkan anaknya di pondok pesantren tersebut," terangnya.