Pekerja proyek pembangunan tower BTS dari PT Infrastruktur Bisnis Sejahtera (IBS) yang sempat disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan telah dibebaskan. Salah seorang pekerja bernama Benyamin mengaku sempat ditelanjangi dan dibacok.
KKB menyerang 6 orang pekerja proyek BTS dari PT IBS di Okibab terjadi pada Jumat (12/5). KKB kemudian menyandera 4 orang di antaranya dan 2 lainnya dibebaskan.
Benyamin menceritakan, tujuan kedatangannya ke Okibab saat itu untuk mengerjakan pembangunan Tower BTS yang tertunda. Para pekerja itu ditemani Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Pegunungan Bintang, Alferus Sanuari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kami ke sana bersama Kadis Kominfo, Staf Kepala Distrik dan pekerja BTS dengan jumlah 6 orang. Dan kunjungan saya ke sana ini bukan yang pertama kali, sudah beberapa kali saya ke sana. Sedangkan pekerjaan harus dilakukan, mengingat material sudah ada di lokasi," ujar Benjamin kepada detikcom di RS Marthen Indey, Kota Jayapura, Senin (15/5/2023).
Rombongan saat itu terbang ke Okibab menempuh perjalanan 20 menit dari Oksibil. Mereka disambut banyak masyarakat setibanya di sana.
Saat pesawat yang membawa mereka kembali terbang untuk melanjutkan perjalanan, mereka tiba-tiba dihampiri 2 orang bersenjata lengkap.
"Begitu pesawat take off, ada 2 orang dengan membawa senjata tajam menghampiri kita. Lalu mereka meminta semua dompet dan telepon dan barang bawaan, dengan alasan kita simpan dulu karena kita perlu bicara," terangnya.
Singkat cerita, setelah para pekerja digeledah, masyarakat yang mulanya banyak langsung pergi. Rombongan pekerja itu kemudian diajak berjalan sekitar 50 meter ke arah sebuah rumah.
Sesampainya di depan sebuah rumah, kelompok bersenjata tajam itu meminta mereka baris berjejer. Mereka kemudian difoto serta divideo oleh 5 orang.
Dalam pengambilan foto dan video tersebut mereka membentangkan Bendera Bintang Kejora serta mengeluarkan statemen bahwa mereka Kelompok Kriminal Bintang Kejora dari Bintang Timur. Saat itulah mereka juga ditelanjangi hingga dibacok oleh kelompok bersenjata itu.
"Saya sendiri sudah tidak fokus apa saja yang mereka katakan, karena banyak hal yang mereka katakan termasuk menolak adanya pembangunan. Setelah itu kita disuruh buka baju dan ditelanjangi serta mereka minta lagi agar telepon seluler dibuka dengan tidak menggunakan metode security pin. Lalu tidak tau kejadiannya seperti apa, mereka langsung membacok kami 3 orang. Karena jujur saja dari 6 orang rombongan kami 3 orang pendatang dan 3 orang asli Papua," tuturnya.
Setelah mendapatkan serangkaian penyerangan, Benjamin bersama kepala dinas dibebaskan. Sementara itu, 4 pekerja lainnya sempat disandera dan dibebaskan beberapa hari kemudian.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
Selain melakukan pembacokan kepada para pekerja itu, Benjamin mengaku juga sempat dimintai uang senilai Rp 500 juta.
"Mereka minta pesawat menjemput saya. Lalu saya meminta tolong untuk diberikan telepon agar saya menghubungi pihak maskapai. Saat menelepon pihak maskapai. Saat itu saya mencoba untuk tenang, agar pihak maskapai tidak curiga kami tengah mendapat musibah. Jangan sampai pihak maskapai tau bahwa kami sedang disandera, sehingga tidak mau menjemput kami. Saya katakan saat itu silahkan menjemput kami, karena pekerjaan sudah selesai," jelasnya.
"Setelah pesawat mau menjemput kami, saya bisik-bisik kepada kepala dinas, kalau mereka meminta uang, jujur saja saya katakan kalau uang 500 juta yang diminta bisa dicari. Yang penting kita bisa selamat," tambahnya.
Benjamin sendiri mengaku tidak tahu alasan KKB akhirnya melepaskannya bersama kepala dinas. Bahkan saat ditunjuk untuk dilepas timnya meminta untuk ikut.
"Tim saya sempat katakan, pak jangan bapak lah yang pergi. Lalu saya katakan kita tidak dalam posisi memilih dan saya sendiri tidak akan meninggalkan kalian. Lalu setelah pesawat tiba, dari belakang mereka mengantarkan kami ke pesawat dan kami terbang menuju oksibil," pungkasnya.
Kondisi Pekerja usai Dibebaskan dari Sandera
Empat pekerja tower BTS PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) yang sempat disandera di Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan telah dilepaskan. Kondisi tiga pekerja yang menderita luka bacok sudah tidak mengalami pendarahan.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan keempat pekerja tersebut kini sudah bersama masyarakat setempat. Mereka juga telah mendapatkan pelayanan medis di Puskesmas Okibab.
"Kondisi pekerja proyek BTS PT IBS yang disandera KKB sudah bersama masyarakat," ujar Irjen Mathius kepada wartawan, Minggu (14/5).
Irjen Mathius menuturkan, 3 dari 4 pekerja yang sempat disandera KKB itu mengalami luka bacok. Namun, dia memastikan kondisi ketiganya saat ini sudah membaik.
"Update terakhir sore tadi kemarin, pendarahan pada korban sudah berhenti. Yang Terluka dari 4 korban yakni 3 orang," terangnya.