Pengacara Lukas Enembe, Petrus Bala Pattyona buka-bukaan soal pemeriksaan istri kliennya, Yulce Wenda dan anaknya, Astract Bona oleh penyidik KPK. Petrus mengklaim pertanyaan penyidik tidak merujuk pada materi perkara.
Hal tersebut diungkap Petrus berdasarkan penyampaian Yulce dan Astract usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi terhadap tersangka penyuap Lukas Enembe, Rijatono Lakka, Rabu (18/1). Keduanya diperiksa selama kurang lebih 6 jam.
"Yang ditanyakan adalah apakah kenal Tono Lakka, identitas keluarga, riwayat pendidikan, komunikasi WA-WA-an antara Lakka ke istrinya, awal percintaan Yulce dan LE seperti di mana berkenalan hingga berumahtangga, sejak kapan LE menjadi Ketua Partai Demokrat," ungkap Petrus kepada detikcom, Kamis (19/1/2023).
Setelah itu, Petrus mengatakan Yulce dan Astract disodorkan surat kuasa untuk memberi kuasa kepada KPK dalam menelusuri rekening mereka sebelum pemeriksaan ditutup. Namun keduanya disebut menolak untuk bertanda tangan.
"Ditutup dengan disodorkan draf surat kuasa dari Yulce dan Astract untuk memberikan kuasa ke KPK untuk menelusuri semua rekening mereka, transaksi keuangan, deposito, pembelian polis asuransi," ujar Petrus.
"Tetapi setelah keduanya membaca draf surat kuasa tersebut keduanya menolak menandatangani surat kuasa tersebut. Bahkan Yulce balik bertanya, buat apa ada surat kuasa segala, sementara KPK sudah memblokir semua rekeningnya sejak 8 bulan lalu," lanjutnya.
Petrus pun menyimpulkan pemeriksaan terhadap Yulce dan Astract tidak fokus pada pokok perkara. Dia menyebut pemeriksaan cenderung mengarah pada pertanyaan hubungan keluarga antara Lukas dan Yulce.
"KPK hanya ingin mendalami percintaan LE dan Yulce karena tidak ada materi kasus yang dapat dikonfirmasi untuk membuat terangnya perkara. Keterangan ini disampaikan Yulce dan Astract kepada tim pengacara seusai pemeriksaan," kata Petrus.
Selanjutnya Petrus mengklaim Lukas Enembe beserta istri dan anak kliennya itu tidak pernah terlibat dalam proyek apapun di Papua.
"Baik LE, Yulce maupun anaknya atau keluarga tidak pernah terlibat dalam proyek apapun di Papua. Satu proyek pun tak pernah ikut cawe-cawe, kenal pengusaha atau kontraktor apalagi, gak ada sama sekali," katanya.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
(asm/hsr)