Polisi mengatakan kerusuhan di Dogiyai, Papua sudah mulai reda. Namun kerusuhan tersebut menyisakan sejumlah dampak yang mengerikan.
Kerusuhan di Dogiyai mulai pecah pada Sabtu (12/11). Kerusuhan tersebut dipicu oleh insiden seorang balita 5 tahun, Noldi Goo tewas dilindas truk di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, sehingga warga dan keluarganya marah besar.
Kerusuhan tersebut berlangsung hingga malam hari hingga dapat dikendalikan aparat kepolisian pada Minggu (13/11). Namun massa yang anarkis melakukan sejumlah pembakaran di sejumlah titik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum detikcom, Kamis (17/11/2022), berikut 7 dampak kerusuhan di Dogiyai:
1. Sopir Truk Dibacok
Massa yang marah pertama-tama menyerang sopir truk yang menabrak balita Noldi Goo. Sopir bernama Kevin Mandagi itu dibacok oleh massa.
"Kebiasaan masyarakat di Dogiyai itu langsung main massa. Jadi sopirnya informasinya dibacok," tutur Kapolres Dogiyai Kompol Samuel D Tatiratu, Sabtu (12/11).
Beruntung sopir tersebut langsung dievakuasi polisi. Namun massa berbalik menyerang Mapolres Dogiyai dan meminta sopir truk itu diserahkan.
"Setelah diamankan massa datang dan mencoba untuk merangsek maju. Namun karena kekuatan personel kita kuat itu tak berhasil," imbuhnya.
2. Massa Bakar 102 Rumah-Ruko
Massa pelaku kerusuhan juga melakukan pembakaran di sejumlah titik. Berdasarkan laporan kepolisian, massa membakar total 102 unit bangunan.
102 bangunan itu di antaranya 27 unit rumah tinggal, 51 kios, 9 rumah kos-kosan. Kemudian ada juga pembakaran 9 unit ruko dan 6 unit bangunan pemerintahan.
"Perkantoran Pemda Dogiyai yang dibakar yakni Kantor Dukcapil, Kantor Dinas Keuangan, Kantor Dinas BPMK, Kantor Dinas Inspektorat, Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kantor Dinas BKD," ujar Dirkrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).
Simak di halaman berikutnya...
3. Ada 32 Unit Kendaraan Dibakar
Massa yang melakukan pembakaran tak hanya menyasar bangunan. Polisi menyebut total ada 32 kendaraan yang dibakar massa, termasuk truk milik sopir yang menabrak balita hingga tewas.
Kombes Faizal merincikan bahwa dari 32 unit kendaraan tersebut terdiri jenis truk, sepeda motor hingga alat berat ekskavator.
"11 Unit truk, 20 unit motor, 1 unit alat berat ekskavator," sebut Kombes Faizal Ramdhani.
4. Satu Warga Tewas-Dikubur Tak Layak
Polisi juga menerima laporan adanya korban tewas yang terkubur pada Minggu (13/11). Setelah dicek ke lokasi, informasi itu ternyata benar adanya.
Korban tersebut diketahui bernama Ikbal. Jasadnya kemudian dievakuasi aparat karena mayatnya terkubur secara tak layak.
"Kami mengetahui hal tersebut (mayat terkubur) juga atas informasi yang diberikan oleh Simon Petrus Pikey," ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa kamal.
Simak di halaman berikutnya...
5. Empat Polisi Terkena Panah
Sebanyak 4 anggota polisi juga terdampak kerusuhan di Dogiyai. Keempatnya luka-luka akibat terkena panah saat kerusuhan.
"Ada 4 orang anggota yang terluka dan sudah dibawa ke Nabire serta sedang ditangani. Nanti setelah dilakukan operasi, kami akan segera mengevakuasi ke Kota Jayapura," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri kepada wartawan, Senin (14/11).
Kini keempat anggota Polri yang terluka itu dimutasi. Hal itu dilakukan untuk mencegah anggota mengalami trauma.
"Saya sudah perintahkan bagi anggota yang terluka untuk dimutasikan, agar psikologi tidak terganggu," terangnya.
6. 400 Warga Mengungsi
Kerusuhan di Dogiyai yang diwarnai pembakaran rumah turut membuat 400 warga ramai-ramai mengungsi ke Nabire. Sebagian warga lainnya dilaporkan mengungsi ke kantor TNI-Polri setempat.
"Setidaknya tercatat kurang lebih 400 warga secara bergiliran dengan menggunakan truk mengamankan diri ke Nabire," ujar Kombes Kamal kepada detikcom, Senin (14/11).
400 warga yang mengungsi ke Nabire didominasi perempuan dan anak-anak. Mereka mengamankan diri karena keselamatannya terancam oleh pelaku kerusuhan.
"Sebagian besar kemarin pagi yang mengungsi khusus ibu-ibu dan anak-anak," katanya.
Sebagian warga lainnya yang tetap memilih bertahan di Kabupaten Dogiyai juga mengungsi di Mako Polres, Kantor Koramil dan Pos TNI. Masyarakat memilih bertahan di kantor keamanan sambil menunggu situasi kondusif.
"Jadi banyak warga meninggalkan tempat tinggalnya dan mengamankan diri di Polres dan Kantor Koramil. Masyarakat yang mengungsi juga membawa harta benda berharga yang bisa mereka bawa," ujarnya.
Simak di halaman berikutnya...
7. Massa Serang Pekerja
Massa yang anarkis ternyata juga melakukan penyerangan terhadap sejumlah pekerja. hal ini terungkap setelah polisi menerima laporan 5 pekerja selamat dari kerusuhan, Minggu (13/11).
Kelima pekerja yang selamat masing-masing bernama M Nasir (34), Alif Padang (48) dan Randa (37). Dua korban lainnya adalah Lukman (21) dan Willy (35).
"Untuk korban M. Nasir, Alif dan juga Randa ditemukan polisi sekitar pukul 12.43 WIT (Minggu 13/11) di rumah milik Pastoran di Kampung Bukapa. Mereka bertiga diamankan masyarakat sekitar setelah dapat melarikan diri dari amukan massa," kata Kombes Kamal.
Dua pekerja lainnya, yakni Lukman dan Willy bahkan sempat menyelamatkan diri ke gereja. Keduanya dievakuasi oleh seorang pendeta saat massa menyusul ke gereja.
"Lukman Dan Willy diketahui pada saat kejadian menyelamatkan diri ke gereja bersama 2 teman lainnya. Namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Akan tetapi ada 2 temannya yang terpisah dari mereka," tutur Kamal.
Setelah sembunyi di tengah kebun, Lukman dan Willy berlari ke arah Gunung Ugapua untuk bersembunyi. Lalu dari sana mereka bertemu dengan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke seorang anggota DPRD Simon Petrus untuk selanjutnya diantar ke Polres Dogiyai.
"Lukman diketahui mengalami kondisi luka bacok dan mengalami patah tulang pada tangannya akibat dilukai oleh salah seorang oknum masyarakat. Sedangkan Willy hingga kini masih mengalami trauma," tuturnya.