5 Orang pekerja dilaporkan selamat usai sempat terjebak saat kerusuhan di Dogiyai, Papua Tengah. Dua di antaranya selamat atas bantuan seorang pendeta.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal mengatakan kelima pekerja yang selamat masing-masing bernama M Nasir (34), Alif Padang (48) dan Randa (37). Dua korban lainnya adalah Lukman (21) dan Willy (35).
"Untuk korban M. Nasir, Alif dan juga Randa ditemukan polisi sekitar pukul 12.43 WIT (Minggu 13/11) di rumah milik Pastoran di Kampung Bukapa. Mereka bertiga diamankan masyarakat sekitar setelah dapat melarikan diri dari amukan massa," kata Kombes Kamal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara 2 orang lainnya, Lukman dan Willy selamat setelah dibawa oleh anggota DPRD Simon Petrus Pikey ke Polres Dogiyai. Namun sebelum diantar ke Polres, keduanya bersusah payah menghindar dari amukan massa.
"Lukman Dan Willy diketahui pada saat kejadian menyelamatkan diri ke gereja bersama 2 teman lainnya. Namun karena adanya informasi bahwa massa akan ke gereja, seorang pendeta menyembunyikan mereka di tengah kebun. Akan tetapi ada 2 temannya yang terpisah dari mereka," tutur Kamal.
Setelah sembunyi di tengah kebun, Lukman dan Willy berlari ke arah Gunung Ugapua untuk bersembunyi. Lalu dari sana mereka bertemu dengan seorang guru yang kemudian membawa mereka ke seorang anggota DPRD Simon Petrus untuk selanjutnya diantar ke Polres Dogiyai.
"Lukman diketahui mengalami kondisi luka bacok dan mengalami patah tulang pada tangannya akibat dilukai oleh salah seorang oknum masyarakat. Sedangkan Willy hingga kini masih mengalami trauma," tuturnya.
Kamal menambahkan pada saat dilakukan pencarian pada malam hari, ditemukan satu korban lain yakni atas nama Ikbal di sekitaran Kampung Ikebo. Akan tetapi kondisi Ikbal sudah terkubur tidak jauh dari rumahnya yang sudah hangus terbakar.
"Mayat saudara Ikbal kami temukan di dalam tanah dengan kondisi terkubur secara tak layak. Kami mengetahui hal tersebut juga atas informasi yang diberikan oleh Simon Petrus Pikey," tuturnya.
Menurut Kamal, kelima orang korban selamat tersebut masih di Mapolres Dogiyai bersama masyarakat lainnya. Sementara untuk korban meninggal telah diserahkan ke pihak keluarga untuk dibawa ke kampung halamannya.
Simak di halaman berikutnya..
Kerusuhan Dogiyai Dipicu Balita Tewas Ditabrak Truk
Kerusuhan Dogiyai dipicu peristiwa balita bernama Noldi Goo (5) tewas ditabrak truk di Kampung Ikebo, Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Sabtu (12/11) sekitar pukul 14.30 WIT. Massa yang emosinya sudah tak terkendali membacok sopir truk dan membakar kantor-kantor pemerintahan.
Kapolres Dogiyai Kompol Samuel D Tatiratu mengatakan balita malang itu dilindas truk yang sedang berjalan mundur. Menurut Samuel, sopir truk itu tak menyadari ada korban di belakang kendaraannya.
"Sopir truk mundur dan tak melihat adanya seorang anak kecil di belakangnya. Lalu anak kecil itu terlindas dan informasinya meninggal dunia," ujar Samuel kepada detikcom, Sabtu (12/11).
Insiden tersebut kemudian membuat emosi warga dan keluarga korban terpancing. Mereka pun melakukan penyerangan secara membabi buta.
Sasaran kemarahan massa yang pertama adalah sopir truk tersebut. Sang sopir dibacok oleh massa.
Samuel mengatakan sudah menjadi kebiasaan warga di Dogiyai untuk main hakim sendiri saat ada kasus kecelakaan lalu lintas.
"Kebiasaan masyarakat di Dogiyai itu langsung main massa. Jadi sopirnya informasinya dibacok," tutur Samuel.
Polisi langsung melakukan evakuasi begitu menyadari sopir truk tersebut menjadi sasaran kemarahan massa. Namun aksi polisi memicu kemarahan massa karena mereka bermaksud menghakimi sopir tersebut.
Massa akhirnya menyerang Polres dan meminta sopir truk itu diserahkan. Beruntung aksi massa dapat diredam aparat kepolisian.
"Setelah diamankan massa datang dan mencoba untuk merangsek maju. Namun karena kekuatan personel kita kuat itu tak berhasil," imbuhnya.
Samuel juga terpaksa mengaku bahwa pihaknya tak sempat mengamankan sopir truk tersebut. Ini dilakukan agar amarah massa tak menyasar kantor polisi.
"Kita sampaikan pelaku yang menabrak tak sempat kami amankan. Karena kalau kita sampaikan kita amankan, maka massa akan bentrok dengan anggota," katanya.