Pertama Kali Terjadi KPK 'Sowan' dan Periksa Tersangka di Rumahnya

Papua

Pertama Kali Terjadi KPK 'Sowan' dan Periksa Tersangka di Rumahnya

Tim detikcom - detikSulsel
Jumat, 04 Nov 2022 06:00 WIB
Ketua KPK Firli Bahuri menemui Gubernur Papua Lukas Enembe yang ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus korupsi. Kedatangan Firli Bahuri dalam rangka meminta keterangan Lukas Enembe terkait tindak pidana korupsi yang menjeratnya.
Foto: (Dok. Istimewa)
Jayapura -

Momen kedatangan Ketua KPK Firli Bahuri ke kediaman Gubernur Papua Lukas Enembe menuai sorotan. Momen ini dinilai akan menjadi preseden dengan kasus lainnya karena baru pertama kali terjadi.

Berdasarkan foto-foto yang diterima detikcom, Kamis (3/11/2022), terlihat Firli dalam posisi berdiri dan Lukas dengan posisi duduk. Firli terlihat mengenakan jas hitam dengan dalaman berwarna putih dan Lukas Enembe mengenakan baju kaos berwarna biru hitam.

Firli yang sedang berdiri terlihat sedikit membungkuk di depan Lukas Enembe yang sedang duduk di sebuah kursi. Tampak juga dalam foto itu kedua tangan Firli menggenggam erat tangan kanan Lukas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlihat juga sebuah perbedaan dalam momen itu, yakni Firli terlihat menatap ke arah Lukas. Sedangkan Lukas menatap lurus sehingga tampak tak bertatapan dengan Firli.

Di dekat Firli dan Lukas, terlihat sebuah meja berisi sejumlah sajian. Dari samping meja itu terlihat pengacara Lukas, Alloysius Renwarin yang ikut menyaksikan senyuman Firli dan Lukas Enembe.

ADVERTISEMENT

Sorotan Eks Penyidik KPK

Mantan penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menyoroti gestur Firli Bahuri ketika menjabat erat tangan tersangka kasus korupsi suap dan gratifikasi APBD. Dia menilai gesture Firli di foto itu dapat menjadi preseden di kasus lain lantaran baru pertama kali terjadi.

"Menurut saya, tidak perlulah Ketua KPK datang ke sana. Selain tidak bagus di mata publik karena belum pernah dilakukan Ketua KPK sebelumnya, mendatangi tersangka nanti bisa dipersepsikan ada keistimewaan," kata Yudi Purnomo Harap dalam cuitan di akun Twitternya seperti dilihat detikcom, Kamis (3/11/2022).

Yudi menilai momen keakraban keduanya tersebut tidak pantas diperlihatkan di publik. Menurutnya, hal itu dapat dipersepsikan sebagai keadaan mengistimewakan pihak yang berperkara.

Yudi menceritakan pengalamannya semasa menjadi penyidik yang datang memeriksa tersangka yang sakit. Dia menyebut saat itu pihak yang datang hanya penyidik dan tim dokter, tanpa didampingi pimpinan KPK.

"Ini tentu akan jadi preseden tersangka lain akan meminta hal yang sama, didatangi ketua," sambung Yudi.

Pembicaraan Khusus 15 Menit

Ketua KPK Firli Bahuri mengungkap pembicaraan khusus dengan Gubernur Papua Lukas Enembe di Jayapura. Firli menyebut pembicaraan khusus itu berlangsung selama 15 menit.

"Tadi saya sempat bicara dengan beliau kurang lebih 15 menit dan pertemuan itu terbuka semua bisa melihat dan tidak ada yang disembunyikan," kata Firli Bahuri kepada wartawan usai menemui Lukas Enembe di Jayapura, Kamis (3/11).

Menurut Firli, dia menanyakan hal-hal pribadi ke Lukas. Dia juga mengaku menanyakan kondisi kesehatan Lukas Enembe.

"Saya tanya umur, bagaimana kesehatannya. Saya ajak ngobrol bagaimana kondisi fisik beliau semuanya dijelaskan," tutur Firli.

Selain itu, Firli mengaku juga bertemu dengan sejumlah keluarga Lukas Enembe. Dia bahkan sempat rangkulan dengan salah satu keluarga Lukas Enembe.

"Ketemu juga dengan ibu Lukas Enembe dan ketemu saudara beliau bahkan saya sempat rangkulan dengan kakak perempuan beliau dengan hangat penuh kekeluargaan," kata Lukas.

Menurut Firli, hal-hal sederhana seperti ini penting sebagai wujud kepedulian menjaga hubungan sesama anak bangsa. Hal itu merupakan hukum tertinggi.

"Di situlah letak yang tertinggi bagaimana kita bisa menjaga hubungan sesama anak bangsa dan bagaimana kita menghormati keselamatan jiwa dan itu hukum yang tertinggi," sambung Firli.

Prioritaskan Kesehatan Lukas Enembe

Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan pihaknya akan memprioritaskan kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe. Menurutnya, proses hukum saat ini akan tetap memperhatikan kondisi kesehatan tersangka.

Firli awalnya menjelaskan mengenai pemeriksaan kesehatan Lukas yang dilanjutkan dengan proses BAP terhadap tersangka yang telah dikantongi pihaknya. Langkah selanjutnya ialah KPK akan mengkaji hasil pemeriksaan itu.

"Langkah selanjutnya tentu kita akan memperlihatkan kembali hasil pemeriksaan kita, baik itu dari tim penyidik, tim dokter yang kita bawa tadi," kata Firli Bahuri kepada wartawan usai menemui Lukas Enembe di Jayapura, Kamis (3/11).

"Tapi yang paling penting kita tetap memprioritaskan penegakan hukum berjalan dengan memperhatikan kondisi kesehatan," lanjut Firli.

Oleh sebab itu, lanjut Firli, tim dokter independen dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan melakukan pengecekan terhadap kondisi kesehatan Lukas Enembe.

"Karena itu juga IDI akan kerja kembali dengan waktu yang dekat dan IDI yang tentukan tempat dan jadwalnya," tuturnya.

KPK Nilai Lukas Enembe Kooperatif

KPK telah melakukan pemeriksaan terhadap Gubernur Papua Lukas Enembe dengan lancar. Ketua KPK Firli Bahuri menilai Lukas Eneme kooperatif saat dimintai keterangan di kediamannya.

"Proses (pemeriksaan Lukas Enembe) tadi cukup lancar, tidak ada hambatan apa pun, dan beliau sungguh-sungguh koperatif," kata Firli kepada wartawan di Jayapura, Kamis (3/11).

Firli juga menyebut masyarakat Papua menyambut baik kedatangan KPK. Mereka juga dinilai menghormati proses hukum yang dilakukan terhadap Lukas Enembe di kediamannya, di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.

"Rakyat papua sangat menghormati proses hukum yang berjalan sehingga total kurang lebih 1,5 jam di kediaman," ujarnya.

"Saya bersama-sama Pangdam, Kapolda dan Kabinda ke kediaman. Tentu kami ingin ucapkan terima kasih atas nama negara. Di mana ada satu warga betul-betul menghormati proaes hukum itu. Sehingga semua berjalan lancar," imbuhnya.

Pemeriksaan Sudah Cukup

Ketua KPK Firli Bahuri mengungkap pemeriksaan tim KPK ke Gubernur Papua Lukas Enembe terkait kasus suap dan gratifikasi Rp 1 miliar sudah cukup. Pemeriksaan terhadap Lukas berlangsung di kediamannya di Jayapura selama 1,5 jam.

Awalnya Firli menjawab soal jumlah pertanyaan yang dilayangkan tim penyidik terhadap tersangka Lukas Enembe. Firli kemudian mengatakan bahwa jumlah pertanyaan bukan menjadi tujuan utama penyidik.

"Ketika kita meminta keterangan kepada seseorang, bukan jumlah pertanyaan yang diutamakan. Tetapi yang bersangkutan bisa memberikan keterangan sesuai dengan apa yang diinginkan dalam rangka proses peradilan itu sendiri," ujar Firli Bahuri kepada wartawan usai menemui Lukas Enembe di Jayapura, Kamis (3/11).

"Jadi saya kira pemeriksaan tadi sudah cukup," sambung Firli Bahuri.




(hmw/sar)

Hide Ads