Kasus bocah 10 tahun diduga tewas karena dicabuli hingga dianiaya di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut) sudah 9 bulan lamanya belum terungkap. Ibu bocah malang itu, Heidy Said (34) meminta polisi melakukan autopsi terhadap jenazah korban agar kasus segera terungkap.
"Kami keluarga berunding agar autopsi, supaya terang-benderang kasus ini," kata Heidy, ketika ditemui detikcom, Rabu (14/9/2022).
Heidy bahkan meminta perhatian Presiden Jokowi dan Kapolri terkait kasus anaknya ini agar segera terungkap. Termasuk permintaan keluarga untuk dilakukan otopsi terhadap jenazah korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Heidy juga meminta supaya tim yang melakukan autopsi nantinya harus didatangkan langsung dari Mabes Polri.
"Jadi kami keluarga meminta dengan sangat kepada Presiden dan Kapolri untuk bisa melakukan kebijakan, mengabulkan permintaan kami keluarga untuk kasus anak kami melakukan autopsi dari Mabes Polri," ujarnya.
Heidy menilai salah satu cara untuk mengungkap secara terang-benderang penyebab dari kematian anaknya adalah dengan autopsi.
"Supaya kami keluarga setidaknya mengetahui apa sebenarnya terhadap kasus anak ini. Apakah memang berlanjut atau ada kejanggalan, setidaknya kami keluarga tahu," katanya.
Heidy juga membantah dengan tegas soal dugaan korban tewas karena menderita leukemia.
"Sesuai perjalanan riwayatnya selama bersama dengan kami tidak pernah mengalami gejala leukemia," katanya.
Terpisah Kapolres Manado Kombes Julianto Simanjuntak mengatakan permintaan keluarga agar jenazah korban diautopsi tidak dipersoalkan. Pasalnya itu menjadi hak keluarga.
"Silakan saja, nah itu sudah hampir satu tahun yang lalu apa yang dilihatnya," kata Kombes Julianto.
Kendati begitu pihaknya akan berkoordinasi dengan Tim Forensik, apakah autopsi jenazah korban masih memungkinkan atau tidak.
"Nanti kita akan tanyakan ke dokter ahli forensik apakah masih memungkinkan, atau bagaimana silakan saja," pungkasnya.
(hsr/nvl)