Misteri Tangisan Putri Candrawathi dan Brigadir Yosua Saat di Magelang

Berita Nasional

Misteri Tangisan Putri Candrawathi dan Brigadir Yosua Saat di Magelang

Tim detikX - detikSulsel
Rabu, 07 Sep 2022 06:41 WIB
Istri Irjen Ferdy Sambo Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir Yosua
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Peristiwa di rumah Irjen Ferdy Sambo di Magelang masih menyisakan sejumlah misteri. Brigadir Yosua dan Putri Candrawathi sempat menangis di tempat terpisah di rumah Sambo.

Dilansir dari detikX, awalnya Bharada Eliezer dan Bripka Ricky Rizal Wibowo tiba-tiba menerima telepon Putri Candrawathi, Kamis (7/7) sekitar pukul 19.00 WIB. Di ujung telepon, Putri meminta kedua ajudan tersebut segera pulang.

Saat tiba di rumah Sambo, keduanya mendapati sisa-sisa ketegangan yang masih terasa di rumah itu. Ricky melihat S, seorang asisten rumah tangga, menangis di ujung tangga. Sementara itu, Kuat Ma'ruf, sopir sekaligus ART kepercayaan Sambo, berdiri di depan pintu kamar tempat Putri beristirahat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ricky lalu mendengarkan cerita apa yang terjadi dari mulut Kuat. Kuat mengaku sempat melihat Yosua berdiri di tangga. Namun, ketika ia hampiri, Yosua justru berlari menghindar sambil menangis. Selanjutnya Kuat menyuruh S untuk memeriksa kondisi Putri. S mendapati Putri di kamar mandi dengan posisi tergeletak.

Ricky, dalam persidangan etik Sambo yang digelar pada pekan lalu dan materinya didapat, mengatakan sempat bertanya langsung kepada Putri. Namun Putri enggan berterus terang dan justru menanyakan keberadaan Yosua. Ricky pun lalu mengkonfirmasi kepada Yosua, yang sudah pergi ke rumah tetangga.

ADVERTISEMENT

"Ada apa, sih, Yos?" Ricky bertanya. "Nggak tahu, Bang, kenapa Kuat tiba-tiba marah dengan saya?" jawab Yosua. Yosua diberi tahu Ricky bahwa ia dipanggil Putri, namun menolak. Setelah dibujuk, Yosua akhirnya bersedia. Menurut Ricky, Yosua diajak bicara empat mata oleh Putri. Ia tak bisa menguping karena berjaga di dekat pintu kamar.

Kemudian ketika Kuat hendak mengangkat Putri dari kamar mandi bersama S, Yosua tiba-tiba datang. Tanpa diminta Yosua berusaha menjernihkan perkara yang melibatkan dirinya. "Bisa saya jelaskan, Om. Bisa saya jelaskan," kata Yosua seperti ditirukan Kuat saat memberikan kesaksian dalam sidang etik Sambo.

"Di situ saya emosi. Saya turun. 'Ibu kamu apain?' Tapi Yosua malah berlari ke arah dapur lagi. Di situ kan ada meja makan, saya spontan ambil pisau. Saya kantongi pisau itu dan balik lagi ke atas mengangkat Ibu bareng S. Karena S, kan, perempuan, saya bantu (mengangkat) dari belakang," ucap Kuat.

Kuat mengaku sebenarnya dia juga ingin bertanya tentang perbuatan Yosua ke Putri, namun dia tak berani. Putri pun banyak diam sambil terus meneteskan air mata. Putri hanya mengatakan Yosua telah berlaku sadis. Kuat lalu menyarankan agar Putri melaporkan kejadian pada hari itu kepada Sambo.

"Setelah saya ngomong seperti itu, Yosua manggil-manggil saya dari bawah sambil menangis, 'Om... Om....' Yosua lalu berdiri di depan kamar. Saya bilang 'tutup' (pintu). Saya takut dia bawa senjata nembak aja," kata Kuat.

Menurut Kuat, gelagat yang menurutnya tak baik sudah ditunjukkan Yosua pada Senin, 4 Juli, di rumah Sambo. Ketika itu, Putri, yang sedang sakit, berbaring di sofa ruang tamu. Tak berselang lama, Yosua masuk dan sekonyong-konyong hendak membopong Putri untuk pindah ke kamar.

"Lho, kok, di sini? Kalau sakit, nggak di sinilah, di kamar," kata Yosua seperti diceritakan Kuat. Kuat, yang kaget Yosua main angkat tubuh Putri, kemudian menegur. "Lho, ini Ibu, lho. Kamu (Yosua) siapa?" ucap Kuat kepada Yosua. "Saya tidak suka perlakuan Yosua," begitu kata Kuat. Kuat mengklaim Putri juga tidak suka terhadap perlakuan Yosua.

Pascakejadian itu, senjata yang dikuasai oleh Yosua, yaitu pistol HS-9 dan senjata laras panjang, disita oleh Ricky. Putri menasihati Kuat agar tidak ribut dengan Yosua dan menyelesaikan masalah secara baik-baik. Dalam perjalanan pulang ke Jakarta pada 8 Juli 2022, Yosua tidak lagi menyopiri Putri.

Simak Kesimpulan Komnas HAM di halaman berikutnya..

Kesimpulan Komnas HAM

Komnas HAM dalam kesimpulannya menyatakan ada dugaan kuat terjadinya kekerasan seksual yang dilakukan Yosua kepada Putri di Magelang. Dugaan pelecehan seksual yang disebut Sambo 'merendahkan harkat dan martabat keluarga' itu jugalah yang melatari Sambo membunuh Yosua.

Di lain pihak, Komnas Perempuan juga menemukan adanya pelecehan seksual terhadap Putri yang perlu ditindaklanjuti oleh penyidik kepolisian. Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani mengatakan Putri sebelumnya mengaku enggan melaporkan kekerasan seksual itu karena malu dan takut terhadap ancaman pelaku.

"Dalam kasus ini, posisi sebagai seorang istri seorang petinggi kepolisian pada usia menjelang 50 tahun, memiliki anak perempuan, maupun rasa takut kepada ancaman, dan menyalahkan diri sendiri, sehingga merasa lebih baik mati. Ini disampaikan berkali-kali," kata Andy.

Namun pengacara Yosua, Johnson Panjaitan merasa heran terhadap temuan lembaga-lembaga tersebut. Ia mempertanyakan data-data yang diperoleh oleh Komnas HAM dan Komnas Perempuan untuk mengambil kesimpulan itu.

Pasalnya dalam rekonstruksi pembunuhan Yosua yang telah digelar, tidak ada soal pelecehan seksual tersebut. Pelecehan seksual sebelumnya juga bagian dari skenario kebohongan yang dilakukan Sambo.

Di sisi lain Mabes Polri menyatakan temuan dugaan pelecehan seksual tersebut akan ditindaklanjuti. Pendalaman atas kasus itu akan dilakukan berdasarkan pada alat bukti dan fakta-fakta.

"Dan apa pun hasil pendalaman akan didasari fakta dan alat bukti yang ada," kata Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Respons Menteri Pigai soal Usulan Lembaga HAM Jadi Satu Kamar"
[Gambas:Video 20detik]
(hmw/asm)

Hide Ads