Pengamat ekonomi asal Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA turut mengomentari kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Sulsel 2024 sebesar Rp 49 ribu atau 1,45% menjadi Rp 3,4 juta. Marsuki menilai kenaikan tersebut hanya cukup untuk 2 kali makan sehari.
"Jadi kewajarannya, tentu belum. Karena hanya bisa menutupi belanja makan 2 kali dalam sehari saja. Belum ada pemenuhan kebutuhan lain. Jadi sewajarnya dan itupun paling minimal Rp 75 ribu," kata Marsuki kepada detikSulsel, Rabu (22/11/2023).
Marsuki mengatakan kenaikan UMP ini pada dasarnya untuk medongkrak daya beli dan meningkatkan pola konsumsi masyarakat. Namun, dia menilai kenaikan sebesar Rp 49 ribu itu memang masih relatif terbatas.
"Sehingga pemerintah menganggap mungkin perlu ada kenaikan UMP para pekerja yang cukup dominan mempengaruhi konsumsi, sebesar Rp 49 ribu. Memperhatikan besarnya, memang relatif masih terbatas. Sehingga mungkin dampaknya ke peningkatan daya beli belum memadai," sebutnya.
Dari sudut pandang itu, Marsuki menyebut pemerintah sedang mengupayakan perbaikan ekonomi melalui kenaikan UMP tersebut. Hanya saja, Marsuki juga menilai kenaikan UMP itu beririsan dengan kepentingan pengusaha yang produksinya tidak terlalu tinggi.
"Dari sisi keinginan pemerintah sedikit memberi angin segar harapan, bahwa pemerintah ada perhatian terhadap para pekerja. Sayangnya memang tidak bisa lebih besar. Karena para pengusaha juga berhadapan dengan masalah kurangnya daya produksi mereka karena permintaan konsumsi yang tertekan," paparnya.
"Sebenarnya bisa saja dinaikkan jika memang produsen mau berkorban hingga Rp 100 ribu. Untuk memicu naiknya konsumsi," lanjut Marsuki.
Di satu sisi, Marsuki menuturkan kenaikan UMP ini dapat menggunakan dua indikator, yakni inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga penetapan UMP bisa mengacu dari persentase keduanya.
"Senilai penurunan daya beli akibat inflasi atau sebesar pertumbuhan ekonomi mengiringi kemampuan daya beli. Tapi dari sisi inflasi saat ini sepertinya tidak bisa lagi dijadikan indikator. Karena inflasi sudah relatif rendah," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya...
(ata/nvl)