Renungan Harian Katolik Kamis, 20 November 2025: Buah Ketidakpercayaan

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Kamis, 20 Nov 2025 07:30 WIB
Foto: freepik/Freepik
Makassar -

Bagi umat Katolik, renungan harian adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan lewat sabda-sabda-Nya. Lantas apa bacaan dan renungan harian Katolik, Kamis, 20 November 2025?

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, Kamis, 20 November adalah Hari Biasa. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah 1 Mak.2:15-29, Mzm. 50:1-2,5-6,14-15, dan Luk. 19:41-44.

Renungan Katolik 20 November 2025 mengangkat tema "Buah Ketidakpercayaan" dikutip dari buku Inspirasi Pagi (LBI) oleh Yulius Sodah MSC. Nah, artikel ini juga memuat informasi:

  1. Bacaan harian dan berdasarkan kalender liturgi lengkap dengan mazmur tanggapan.
  2. Renungan harian hari ini Kamis, 20 November 2025 lengkap dengan bacaan dan mazmur tanggapan
  3. Kisah orang kudus yang dirayakan hari ini.

Yuk, disimak!


Renungan Harian Katolik Hari Ini 20 November 2025

Sebelum membaca renungan harian hari ini baca terlebih dahulu sabda-sabda Tuhan lewat bacaan hari ini, antara lain:

Bacaan I: 1 Mak.2:15-29

Kemudian para pegawai raja yang bertugas memaksa orang-orang Yahudi murtad datang ke kota Modein untuk menuntut pengorbanan.

Banyak orang Israel datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula.

Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias: "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat saudara.

Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja, sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!"

Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang: "Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda,

namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku terus hendak hidup menurut perjanjian nenek moyang kami.

Semoga Tuhan mencegah bahwa kami meninggalkan hukum Taurat serta peraturan-peraturan Tuhan.

Titah raja itu tidak dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan maupun ke kiri!"

Matatias belum lagi selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein menurut penetapan raja.

Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu.

Petugas raja yang memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan itu dirobohkannya.

Serupalah kerajinannya untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas kepada Zimri bin Salom.

Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein: "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti aku!"

Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya.

Kemudian turunlah ke padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 50:1-2,5-6,14-15

Mazmur Asaf. Yang Mahakuasa, TUHAN Allah, berfirman dan memanggil bumi, dari terbitnya matahari sampai kepada terbenamnya.

Dari Sion, puncak keindahan, Allah tampil bersinar.

"Bawalah kemari orang-orang yang Kukasihi, yang mengikat perjanjian dengan Aku berdasarkan korban sembelihan!"

Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim. Sela

Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!

Berserulah kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku."

Bacaan Injil: Luk. 19:41-44

Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,

kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,

dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

Renungan Hari Ini: Buah Ketidakpercayaan

Belum lama ini, berita tentang penganiayaan dan pembunuhan orang-orang Kristen di Nigeria menjadi viral di media sosial. Kasus-kasus penganiayaan terhadap umat Kristen terjadi juga di beberapa tempat, di mana agama Kristen menjadi minoritas.

Namun, banyak penganut Kristen yang tetap setia mempertahankan iman mereka, meskipun nyawa menjadi taruhannya. Iman mereka tidak goyah meski mendapat banyak cobaan.

Di Indonesia, beberapa komunitas Katolik sering terancam dipersekusi saat beribadah. Namun, mereka tetap setia menjalankan ibadah dalam ketidakpastian. Iman mereka tetap teguh meski mengalami banyak tantangan.

Bacaan pertama (1Mak. 2:15-29) mengisahkan kekuatan iman keluarga Matatias. Matatias dan anak-anaknya tetap setia menjalankan hukum Taurat.

Dia mengajak orang-orang sebangsanya untuk bersikap seperti dia, loyal terhadap hukum Taurat. Dia bahkan rela meninggalkan harta milik untuk meninggalkan kota yang mengancam dan menggoda imannya itu.

Meski ditawari harta dan kehormatan, Matatias tidak mau meninggalkan keyakinannya. Walaupun banyak orang telah murtad dan mengikuti titah raja untuk menyembah berhala, Matatias tetap teguh berdiri di atas imannya.

Dalam bacaan Injil, kisah yang sebaliknya diceritakan oleh Lukas. Yesus menangisi Yerusalem karena kebebalan hati, ketidaksetiaan, dan ketidakpercayaannya kepada Allah.

Yerusalem yang menolak Yesus kehilangan berkat sebagai kota damai sejahtera. Yerusalem akan mengalami kehancuran, tidak saja bangunan fisiknya tetapi juga secara rohani, karena orang-orang Yahudi tidak menerima Yesus.

Kehancuran Yerusalem karena ketidakpercayaan dan ketidaksetiaannya kepada Allah menjadi contoh bagi orang-orang yang menolak Yesus. Umat yang tidak percaya dan tidak setia kepada Allah akan mengalami kehancuran batin, serta jiwa yang tidak damai.

Santo Agustinus pernah berkata bahwa jiwa manusia hanya akan tenang jika beristirahat dalam Allah. Orang yang kurang percaya akan kehilangan pegangan hidup, kehilangan arah, dan mudah goyah.

Mereka yang memilih berjalan sendiri, lepas dari Tuhan, akan kehilangan damai sejahtera dan harapan. Buah dari ketidakpercayaan dan ketidaksetiaan kepada Tuhan adalah kehilangan damai sejahtera, kehilangan saat-saat yang penuh rahmat.

Orang yang tetap setia bertahan sampai pada kesudahan akan selamat.

Kisah Orang Kudus Hari Ini

Santo Feliks dari Valois, Pengaku Iman

Feliks lahir di Valois, Prancis pada tahun 1126 dari sebuah keluarga bangsawan Prancis, dan meninggal di Soissons, Prancis pada tanggal 4 Nopember 1212. Ia bersama muridnya Santo Yohanes dari Malta dikenal sebagai pendiri Ordo Tri Tunggal Mahakudus yang mengabdikan diri dalam karya penebusan para tawanan Kristen dari tangan kaum Muslim.

Konon, semasa mudanya ia suka menolong orang-orang miskin dan sakit. Pakaiannya yang masih bagus sering dihadiahkan kepada para pengemis.

Ia kemudian menjadi rahib di hutan Gandelu di Soissons, Prancis. Salah seorang muridnya ialah Santo Yohanes dari Malta.

Bersama Yohanes, Feliks mendirikan sebuah ordo religius: Ordo Tri Tunggal Mahakudus atau Ordo Trinitarian yang mengabdikan diri pada karya penebusan orang-orang Kristen yang ditawan oleh orang-orang Muslim. Pada tahun 1198, Paus Innosensius III (1198-1216) secara remi merestui pendirian ordo religius itu.

Feliks berkarya di Prancis dan Italia. Ia kemudian mendirikan biara Maturinus, atau Maturin di Paris.

Rumah induk dari ordo itu adalah biara Cerfroid di Soissons, tempat Feliks menghembuskan nafasnya terakhir pada tanggal 4 Nopember 1212. Menurut dugaan banyak orang, Feliks dinyatakan 'kudus' oleh Paus Urbanus IV (1261-1264) pada tahun 1262, namun kebenaran dugaan tentang kanonisasi itu diragukan.

Secara resmi ia dinyatakan sebagai seorang 'santo' oleh Paus Aleksander VII (1655-1667).

Santo Edmund, Pengaku Iman

Edmundus lahir pada tahun 841. Raja Anglia Timur yang beragama Kristen ini dibunuh secara kejam pada tahun-869 oleh tentara Denmark yang kafir, ketika mereka merampok kerajaannya dan menuntut supaya ia murtad.

Itulah renungan harian Katolik Kamis, 20 November 2025. Semoga Tuhan Memberkati!



Simak Video "Video: Pramono Resmikan Gereja Kalvari Lubang Buaya"

(alk/alk)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork