Renungan Harian Katolik Minggu, 5 Oktober 2025: Jajahan

Osmawanti Panggalo - detikSulsel
Minggu, 05 Okt 2025 08:00 WIB
Ilustrasi (Foto: pompi/Pixabay)
Makassar -

Bagi umat Katolik renungan harian mengajak umat untuk merenungkan bacaan Kitab Suci dan membangun relasi pribadi dengan Tuhan. Renungan Katolik biasanya disertai dengan bacaan dan doa.

Berdasarkan kalender liturgi 2025 yang disusun oleh Komisi Liturgi KWI, 5 Oktober 2025 merupakan Hari Biasa XXVII. Adapun bacaan yang menjadi perenungan hari ini adalah Hab. 1:2-3, 2:2-4, Mzm. 95:1-2,6-7,8-9, 2 Tim. 1:6-8,13-14 dan Luk. 17:5-10

Renungan harian Katolik Minggu, 5 Oktober 2025 ini mengangkat tema "Jajahan" dikutip dari buku Renungan Tiga Titik oleh Andi W. Wibowo. Renungan ini juga dilengkapi daftar bacaan.


Yuk, disimak!

Renungan Harian Katolik Hari Ini, 5 Oktober 2025

Berikut ayat Alkitab yang dapat dijadikan sebagai bahan renungan:

Bacaan I: Hab. 1:2-3, 2:2-4,

Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?

Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku; perbantahan dan pertikaian terjadi.

Lalu TUHAN menjawab aku, demikian: "Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.

Sebab penglihatan itu masih menanti saatnya, tetapi ia bersegera menuju kesudahannya dengan tidak menipu; apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh.

Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.

Mazmur Tanggapan: Mzm. 95:1-2,6-7,8-9,

Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.

Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.

Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun,

pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat perbuatan-Ku.

Bacaan II: 2 Tim. 1:6-8,13-14

Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

Bacaan Injil; Luk. 17:5-10

Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: "Tambahkanlah iman kami!"

Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

"Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!

Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Renungan Hari Ini: Jajahan

"Berapa lama lagi Tuhan, aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak kau tolong? (Hab. 1:2)

Nabi Habakuk hidup dalam abad ke-7 SM, saat raja Nebukadnezar memimpin Babel mengalahkan Asyur dan kemudian menjajah Israel. Kehidupan bangsa Israel bak keluar dari kuali dan jatuh ke dalam api.

Dari jajahan Asyur yang dikenal kejam, menjadi jajahan Babel yang lebih kejam. Nabi Habakuk melontarkan protes. Ia menuduh Allah tidak adil, membiarkan orang jahat merajalela serta tidak memperhatikan penderitaan umat-Nya.

Allah menjawab bahwa Ia akan bertindak dalam waktu yang ditentukan-Nya dan orang benar akan selamat apabila ia teguh dalam imannya. Setelah merenungkan jawaban-Nya, Nabi Habakuk menyadari betapa besar kemuliaan Allah dan mendapatkan kekuatan dalam menjalani penderitaannya. Ia berkata "Engkau memberi aku kekuatan seperti kaki rusa, kakiku Kaukokohkan. Engkau membimbing aku supaya aman waktu berjalan di pegunungan." (bdk. Hab. 3:19).

Kita sekarang tidak hidup dalam penjajahan sebuah bangsa tertentu, tetapi tanpa disadari kita masih hidup dalam penjajahan. Bisa jadi kita dijajah oleh iri hati, kekhawatiran akan masa depan, masalah keuangan, masalah relasi, luka batin, penyakit fisik yang tak kunjung sembuh dan seterusnya.

Apabila kita sudah menderita cukup lama dalam penjajahan itu, kita bisa merasa harapan atau jalan keluar itu tidak ada dan kemudian sama seperti Nabi Habakuk kita pun protes dan menilai bahwa dengan menjatuhkan penderitaan itu atas kita, Allah telah berlaku tidak adil.

Di zaman modern ini, kita tidak mendapat jawaban dari Allah seperti para nabi. Tetapi sesungguhnya Ia tetap peduli dan menjawab segala protes kita melalui firman-Nya.

Seperti yang dikatakan Rasul Paulus, "Sebab Roh yang Allah berikan kepada kita, bukanlah Roh yang membuat kita menjadi penakut. Sebaliknya Roh Allah itu membuat kita menjadi kuat, penuh dengan kasih dan dapat menahan diri." (bdk. 2 Tim. 1:7).

Ia mengingatkan kita akan Roh yang kita terima pada saat pembaptisan. Ia juga mengingatkan kita untuk berani menjadikan penderitaan sebagai saksi bagi Injil-Nya. Semoga dengan mengingat hal ini, kita berani berseru seperti para rasul, "Tuhan, tambahkanlah iman kami!"

Doa:

Allah Bapa, sumber kebijaksanaan, sungguh besar kemuliaan-Mu. Dalam keterbatasan, kami sering kali kami lupa akan jati diri kami dan kehilangan arah.Ampunilah kedegilan hati kami dan bersegeralah menyelamatkan kami. Kami mohon, melalui Roh Kudus, curahkanlah rahmat-Mu atas kami, agar kami dapat kuat dan berani menanggung salib kami masing-masing, sehingga nantinya kami layak untuk masuk dalam Kerajaan-Mu yang abadi. Bunda Maria, bunda kami yang setia dan mulia, doakanlah kami semua anak-anakmu. Amin.

Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

Demikian renungan harian Katolik Minggu, 5 Oktober 2025 dengan bacaannya. Semoga bermanfaat!



Simak Video "Video: Pramono Resmikan Gereja Kalvari Lubang Buaya"

(urw/urw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork