- Arti Tarhib Ramadhan
- Perbedaan Tarhib dan Targhib
- Amalan pada Tarhib Ramadhan 1. Memperbanyak Bekal Ilmu 2. Banyak Memohon Kemudahan dari Allah SWT 3. Memperbarui Taubat 4. Berpuasa Sunnah di Bulan Syaban 5. Berdoa 6. Bergembira dengan Kedatangan Ramadhan 7. Tekad Kuat dan Niat Tulus 8. Membersihkan Hati 9. Membayar Qadha Puasa 10. Mempersiapkan Jasmani 11. Persiapkan Keluarga 12. Persiapan Harta
Awal Ramadhan 2025 diprediksi jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025 berdasarkan Hijriah terbitan Kementerian Agama (Kemenag) RI. Menjelang bulan suci ini, umat muslim kerap kali mendengar istilah tarhib.
Meski terdengar familiar, masih banyak yang belum memahami makna sebenarnya dari tarhib. Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin terasa baru atau belum begitu dikenal.
Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut detikSulsel merangkum informasi lengkap mengenai arti tarhib dan contoh amalannya. Simak, yuk!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Tarhib Ramadhan
Menukil laman Universitas Muhammadiyah Riau, tarhib secara etimologis kata tarhib (ترحيب) berasal dari kata fi'il 'ra-hi-ba, yarhabu, rahbun'. Artinya yaitu luas, lapang, dan lebar.
Apabila diartikan dengan lebih luas, fi'il 'ra-hi-ba, yarhabu, rahbun' mengandung arti menyambut, menerima dengan penuh kelapangan, kelebaran dan keterbukaan hati.
Berdasarkan makna dasar katanya, maka tarhib diartikan "menyambut dengan suka cita". Sehingga dalam konteks bulan Ramadhan, tarhib artinya menyambut bulan Ramadhan dengan penuh suka cita.
Penting diketahui, kata tarhib ini disebutkan dengan huruf 'ha' tipis atau dalam bahasa Arab ترحيب. Jika salah menyebut dengan menggunakan 'ha' tebal maka artinya akan berubah menjadi 'mengancam'.
Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, secara garis besar atrhib Ramadhan maknanya adalah menyambut dengan rasa senang datangnya Ramadhan.
Sebagaimana diajarkan Rasulullah, tatkala datang Ramadhan Nabi akan menyampaikannya dengan bersabda:
اتاكم رمضان سيد الشهور فمرحبا به واهلا. جاء شهر الصيام بالبركات فاكرم به من زائر هو ات (الطبرنى)
Artinya: "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, tuan segala Bulan. Sampaikan ucapan selamat datang kepadanya, telah datang bulan Shaum membawa segala rupa keberkatan, maka alangkah mulianya tamu yang datang itu."
Menyambut bulan Ramadhan itu mencakup segala bentuk persiapan fisik, mental, dan spiritual. Yakni dengan meningkatkan pengetahuan tentang Ramadhan serta menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Perbedaan Tarhib dan Targhib
Selain istilah tarhib ada juga istilah targhib yang berkaitan dengan datangnya bulan Ramadhan. Istilah tarhib seringkali disamakan dengan targhib padahal keduanya merupakan dua kata yang berbeda. Masing-masing kata memiliki makna yang berbeda terutama jika merujuk pada bulan Ramadhan.
Mengutip laman Universitas Muhammadiyah Riau, kata targhib ترغيب berasal dari kata dasar raghghiba رغب yang artinya mencintai atau menyukai. Dari pengertian itu, maka targhib berarti suatu tindakan yang membuat seseorang cinta atau suka, jika merujuk pada bulan Ramadhan maka artinya penyukaan terhadap Ramadhan.
Berdasarkan penjelasan di atas, tarhib berarti menyambut bulan Ramadhan, sedangkan targhib artinya penyukaan terhadap Ramadhan.
Amalan pada Tarhib Ramadhan
Tarhib Ramadhan dapat dilakukan dengan berbagai bentuk amalan sebagai persiapan. Berikut ini contoh amalan yang bisa dilakukan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan:
1. Memperbanyak Bekal Ilmu
Melansir laman Rumaysho, umat muslim sebaiknya memperbanyak bekal ilmu tentang puasa Ramadhan menjelang waktunya. mulai dari mengenal hukumnya, sunnah, hingga amalan-amalan yang bisa dilakukan.
Tujuannya agar seseorang mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala dan menghindari larangan-Nya selama bulan suci ini. Maka dari itu, ilmu sangat dibutuhkan umat muslim saat hendak melaksanakan ibadah puasa ini.
Seperti yang dikatakan salah satu ulama yakni Umar bin Abdul Aziz bahwa:
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
Artinya: "Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan."
2. Banyak Memohon Kemudahan dari Allah SWT
Berpuasa bukan merupakan perkara yang mudah. Supaya ibadah berjalan lancar, maka sebaiknya umat muslim senantiasa memohon kemudahan dari Allah SWT sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Untuk memohon kemudahan tersebut, berikut doa yang bisa dipanjatkan:
اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً
Arab Latin: "Allahumma laa sahla illa maa ja'altahu sahlaa, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahlaa"
Artinya: Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah]. (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:255. Dikeluarkan pula oleh Ibnu Abi 'Umar, Ibnus Suni dalam 'Amal Yaum wal Lailah).
3. Memperbarui Taubat
Para ulama menganjurkan untuk bertaubat sebelum memasuki bulan Ramadhan. Dengan harapan, di bulan suci yang akan datang umat muslim bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Untuk bertaubat kepada Allah SWT, umat Islam bisa membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِى أَمْرِى وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّى اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى جِدِّى وَهَزْلِى وَخَطَئِى وَعَمْدِى وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِى
Arab Latin: "Allahummagh-firlii khothii-atii, wa jahlii, wa isrofii fii amrii, wa maa anta a'lamu bihi minni. Allahummagh-firlii jiddi wa hazlii, wa khotho-i wa 'amdii, wa kullu dzalika 'indii"
Artinya: Ya Allah, ampunilah kesalahanku, kejahilanku, sikapku yang melampaui batas dalam urusanku dan segala hal yang Engkau lebih mengetahui hal itu dari diriku. Ya Allah, ampunilah aku, kesalahan yang kuperbuat tatkala serius maupun saat bercanda dan ampunilah pula kesalahanku saat aku tidak sengaja maupun sengaja, ampunilah segala kesalahan yang kulakukan (HR. Bukhari no. 6398 dan Muslim no. 2719).
4. Berpuasa Sunnah di Bulan Syaban
Dikutip dari laman Muslim or id, Menjelang bulan Ramadhan, umat muslim dianjurkan mengerjakan puasa sunnah. Rasulullah SAW sendiri mulai memperbanyak ibadah puasa menjelang Ramadhan di bulan Syaban.
Sebagaimana diriwayatkan Aisyah RA bahwa:
وَلَمْ أَرَهُ صَائِمًا مِنْ شَهْرٍ قَطُّ أَكْثَرَ مِنْ صِيَامِهِ مِنْ شَعْبَانَ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
Artinya: "Saya sama sekali belum pernah melihat rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa dalam satu bulan sebanyak puasa yang beliau lakukan di bulan Sya'ban, di dalamnya beliau berpuasa sebulan penuh." Dalam riwayat lain, "Beliau berpuasa di bulan Sya'ban, kecuali sedikit hari."
5. Berdoa
Menjelang Ramadhan para sahabat Nabi SAW membaca suatu amalan doa, seperti yang disebutkan sebagian ulama salaf:
كَانُوا يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يُبَلِّغَهُمْ شَهْرَ رَمَضَانَ ثُمَّ يَدْعُوْنَ اللهَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ أَنْ يَتَقَبَّلَهُ مِنْهُمْ
Artinya: "Mereka (para sahabat) berdo'a kepada Allah selama 6 bulan agar mereka dapat menjumpai bulan Ramadhan.
Menyadur buku "Kalender Ibadah Sepanjang Tahun" oleh Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut bacaan doa yang bisa diamalkan:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Arab Latin: Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya'baana wa ballighnaa ramadhaana.
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan."
6. Bergembira dengan Kedatangan Ramadhan
Melansir laman Wahdah or id, seorang muslim sudah sepatutnya bergembira dan bersukacita menyambut kedatangan Ramadhan. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW dengan mengatakan:
"Ramadhan telah mendatangi kalian. Bulan yang penuh berkah. Allah memfardhukan kepada kalian berpuasa pada bulan ini. Pada bulan ini (pula) pintu langit dibuka, pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup, dan para setan dibelenggu. Pada bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sesiapa yang tidak memperoleh kebaikannya, maka terhalangi dari kebaikan". (HR Nasai).
7. Tekad Kuat dan Niat Tulus
Persiapan berikutnya yakni meyakinkan diri dengan tekad kuat dan niat tulus untuk beribadah di bulan Ramadhan. Dengan begitu, seseorang akan lebih produktif dalam melakukan ibadah di bulan Ramadhan nantinya.
Tekad dan niat tulus itu juga bisa menjadi sebab datangnya taufik dan kemudahan dari Allah SWT. Sebab Allah SWT Maha Tahu apa yang ada di hati hamba-Nya jika benar bersungguh-sungguh.
8. Membersihkan Hati
Memasuki bulan Ramadhan, sebaiknya seseorang membersihkan hati agar dada yang lapang. Sehingga umat muslim dijauhkan dari sifat dengki dan denda yang merupakan perlakukan tercela.
Sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ [١٥:٤٥]ادْخُلُوهَا بِسَلَامٍ آمِنِينَ [١٥:٤٦] وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُّتَقَابِلِينَ [١٥:٤٧]
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman" Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan". (QS Al-Hijr: 45-47)
9. Membayar Qadha Puasa
Mengutip Almanhaj, apabila terlambat membayar utang puasa, maka seseorang akan terkena denda dengan memberi makan kepada satu orang miskin. Adapun jumlah dendanya sesuai dengan banyaknya hari-hari yang ditinggalkan di bulan Ramadhan.
Meski membayar denda, utang puasa tetap terhitung dan harus dibayarkan setelah bulan Ramadhan. Maka dari itu, sebelum memasuki Ramadhan sebaiknya umat muslim sudah menuntaskan semua qadha puasa Ramadhan.
10. Mempersiapkan Jasmani
Mengutip laman Universitas Andalas, sebelum Ramadhan tiba sebaiknya umat muslim menjaga kesehatan dengan olahraga, menjaga makanan, dan mengonsumsi gizi serta vitamin seimbang.
Selain itu, sebaiknya periksakan kesehatan seperti tensi, gula darah, kolesterol, asam urat, dan lain sebagainya.
11. Persiapkan Keluarga
Bukan cuma diri sendiri yang perlu dipersiapkan. Seorang muslim dapat melakukan persiapan keluarga dengan salat berjamaah, tadarus, serta berkegiatan sosial bersama.
Persiapan ini juga bisa dilakukan dengan sepakat meninggalkan kegiatan tidak penting serta menjauhkan diri dari sumber dosa.
12. Persiapan Harta
Saat sudah dekat bulan Ramadhan, umat muslim bisa mempersiapkan harta untuk bersedekah, infak, dan memberi hadiah Hari Raya Idul Fitri. Jangan sampai harta yang disiapkan digunakan untuk keperluan tidak penting.
Itulah ulasan mengenai arti tarhib Ramadhan serta contoh amalannya. Semoga menambah wawasan!
(urw/alk)