Produksi Beras di Sulsel Diprediksi Turun 45,47 Ribu Ton Imbas Bencana Alam

Produksi Beras di Sulsel Diprediksi Turun 45,47 Ribu Ton Imbas Bencana Alam

Nur Hidayat Said - detikSulsel
Kamis, 07 Nov 2024 20:44 WIB
Ilustrasi beras
Foto: Ilustrasi beras. (Getty Images/surakit sawangchit)
Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyampaikan total produksi beras diprediksi turun sebesar 45,74 ribu ton atau sekitar 1,63% dibandingkan 2023 lalu. Kondisi ini dipicu cuaca ekstrem yang diiringi bencana alam melanda sejumlah wilayah Sulsel pada awal 2024.

"Secara total diperkirakan terjadi penurunan total jumlah produksi beras kita turun sebesar 1,63%," ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto dalam pemaparannya dikutip, Kamis (7/11/2024).

Aryanto mengungkapkan, curah hujan tinggi disertai banjir dan tanah longsor menyebabkan banyak sawah mengalami puso atau gagal panen. Hal itu berdampak pada penurunan luas panen yang selaras penurunan produksi padi dan beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perlu diketahui dan perlu juga diingat bahwa memang di awal tahun 2024 terjadi longsor dan banjir ada di mana-mana sehingga terjadi banyak yang puso, luas panennya untuk tahun 2024 di subround I (Januari-April) cukup dalam (penurunannya)," katanya.

BPS Sulsel mencatat, total luas panen padi 2024 diperkirakan mencapai 949,78 ribu hektare atau mengalami penurunan sebesar 18,01 ribu hektare atau 1,86% dibanding 2023. Luas panen subround I 2024 mengalami penurunan sebesar 89,50 ribu hektare diikuti kenaikan di subround II (Mei-Agustus) dan juga potensi kenaikan di subround III (September-Desember) sebesar 61,45 ribu hektare dan 10,04 ribu hektare.

ADVERTISEMENT

Sementara total produksi padi padi 2024 diperkirakan mencapai 4,80 juta ton atau mengalami penurunan sebesar 79,71 ribu ton atau 1,63% dibanding 2023. Produksi padi subround I 2024 mengalami penurunan sebesar 448,20 ribu ton diikuti kenaikan di subround II dan juga potensi kenaikan di subround III sebesar 271,95 ribu ton dan 96,55 ribu ton.

"Nah, kalau kita lihat produksi padinya juga sama dengan apa yang terjadi pada luas panen. Di subround I turun 27,52%, untuk subround II naik 16,75% dan subround III naik 5,94%. Secara total diperkirakan terjadi penurunan sebesar 1,63%," beber Aryanto.

Di satu sisi, total produksi beras padi 2024 diperkirakan mencapai 2,75 juta ton atau mengalami penurunan sebesar 45,74 ribu ton atau 1,63% dibanding 2023. Produksi beras subround I (Januari-April) 2024 mengalami penurunan sebesar 257,19 ribu ton diikuti kenaikan di subround II dan juga potensi kenaikan di subround III sebesar 156,05 ribu ton dan 55,40 ribu ton.

"Dari produksi padi kita bisa konversikan menjadi produksi beras. Dengan konversi yang sudah dilakukan penghitungannya, maka juga memiliki pola yang sama. Sekitar 27,52% terjadi penurunan di subround I. Di subround II naik 16,75% dan di subround III naik 5,94%," urainya.

Kendati demikian, Aryanto menekankan bahwa prediksi penurunan luas panen serta produksi padi dan beras 2024 merupakan angka sementara. Sebab, untuk Oktober, November, Desember adalah angka potensi.

"Ini merupakan angka sementara karena untuk bulan Oktober, November, Desember adalah angka potensi," ucap Aryanto.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel Imran Jauzi membeberkan pihaknya telah mempunyai beberapa langkah mengantisipasi potensi penurunan produksi beras. Salah satunya percepatan penanaman padi melalui bantuan pompa dari Kementerian Pertanian (Kementan).

"Jadi, memang antisipasi kita, pertama, ada percepatan areal penanaman padi. Bagaimana caranya? Kita mengeluarkan bantuan perpompaan dari Kementerian Pertanian. Kalau pompa-pompa ini semuanya bisa berfungsi semuanya, insyaallah ini bisa membantu percepatan," tuturnya.

Selain itu, lanjut Imran, optimalisasi lahan rawa untuk mendukung produksi padi. Pemerintah daerah juga mendorong petani agar segera menanam setelah panen tanpa menunggu waktu terlalu lama guna mempercepat siklus panen berikutnya.

"Kedua, optimalisasi lahan rawa. Itu lahan rawa 13.648 hektare itu sudah mulai juga menanam terus, panen. Jadi, ada proses percepatan kita menanam. Biasanya, kan, orang setelah panen menunggu dulu sampai biasa satu bulan. Ini sekarang tidak, 14 hari kita minta mereka supaya langsung tanam," jelasnya.

Imran mengakui penurunan luas panen akan berdampak pada produksi padi dan beras. Namun, dengan berbagai upaya yang dilakukan diharapkan penurunan produksi tidak signifikan.

"Kalaupun berkurang saya kira wajar. Tapi, kan, nanti akan di-carry over dengan panen yang kita tambah, toh," terangnya.




(sar/hsr)

Hide Ads