Maulid Nabi Muhammad 2024 Tanggal Berapa? Simak Jadwalnya di Sini!

Maulid Nabi Muhammad 2024 Tanggal Berapa? Simak Jadwalnya di Sini!

Yaslinda Utari Kasim - detikSulsel
Sabtu, 03 Agu 2024 20:00 WIB
Ilustrasi kisah Nabi
Foto: Getty Images/REIMUSS
Makassar - Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tradisi umat muslim dari tahun ke tahun. Tanggal perayaannya sendiri ditetapkan dalam kalender Hijriah.

Dengan begitu, setiap tahunnya Maulid Nabi dirayakan pada tanggal yang berbeda-beda dalam penanggalan Masehi. Termasuk di tahun 2024 ini, tanggal perayaan Maulid Nabi perlu dikonversi terlebih dahulu ke Masehi.

Lantas, Maulid Nabi 2024 tanggal berapa?

Nah, untuk mengetahuinya berikut detikSulsel telah menyajikan informasi selengkapnya mengenai jadwal Maulid Nabi 2024. Simak, yuk!

Maulid Nabi 2024 Tanggal Berapa?

Maulid Nabi merupakan perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Melansir buku Sirah Nabi Muhammad oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin malam ke dua belas Rabiul Awal di tahun Gajah.

Dengan begitu, perayaan Maulid Nabi dilaksanakan setiap tahunnya pada tanggal 12 Rabiul Awal. Berdasarkan Kalender Hijriah yang telah dikonversi Kemenag RI, tanggal 1 Rabiul Awal kali ini jatuh pada 5 September 2024.

Sehingga tanggal 12 Rabiul Awal bertepatan dengan hari Senin, 16 September 2024. Peringatan Maulid Nabi ini juga tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tahun 2024.

Berdasarkan surat tersebut, Maulid Nabi 12 Rabiul Awal/ 16 September 2024 ditetapkan sebagai hari libur nasional. Maka, pada Senin, 16 September 2024 masyarakat Indonesia akan menikmati hari libur.

Adapun peringatan ini didahului oleh libur akhir pekan pada Sabtu dan Minggu. Dengan demikian, masyarakat akan merasakan long weekend selama tiga hari.

Berikut rinciannya:

  • Sabtu, 14 September 2024: Libur Akhir Pekan
  • Minggu, 15 September 2024: Libur Akhir Pekan
  • Senin, 16 September 2024: Maulid Nabi Muhammad SAW

Perbedaan Pendapat Tanggal Maulid Nabi Muhammad SAW

Menukil laman Muslim or.id, Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin. Sebagaimana diriwayatkan Abu Qotadah Al-Anshori bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa hari Senin kemudian beliau menjawab:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Artinya: "Hari tersebut adalah hari aku dilahirkan, hari aku diutus atau diturunkannya wahyu untukku." (HR. Muslim no. 1162)

Sementara, tahun lahirnya yakni pada tahun Gajah seperti yang diriwayatkan Ibnu Qayyim berikut:

لا خلاف أنه ولد صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بجوف مكّة ، وأن مولده كان عامَ الفيل

Artinya: "Tidak ada khilaf di antara para ulama bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lahir di kota Mekkah. Dan kelahirannya adalah di tahun gajah."

Sedangkan tanggal dan bulan lahir Nabi SAW masih diperselisihkan oleh para ulama. Beberapa pendapat mengatakan bahwa Rasulullah SAW lahir pada tanggal 8 dan 10 Rabiul Awal.

Namun, pendapat yang masyhur menurut mayoritas ulama yakni pada tanggal 12 Rabiul Awwal. Sementara bulan lahirnya ada yang berpendapat di bulan Ramadhan dan Shafar.

Dikutip dari laman Konsultasi Syariah, Ustaz Ammi Nur Baits mengatakan tanggal lahir Nabi SAW diteliti oleh ulama ahli sejarah Muhammad Sulaiman Al-Mansurfury dan ahli astronomi Mahmud Basya.

Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan bahwa hari Senin pagi permulaan tahun peristiwa penyerangan pasukan gajah dan 40 tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan jatuh pada 20 atau 22 April tahun 571. Hari Senin tersebut bertepatan dengan tanggal 9 Rabiul Awal.

Dengan demikian, pendapat kuat tentang kelahiran Nabi SAW yaitu jatuh pada tanggal 9 Rabiul Awal. Meski begitu, di Indonesia sendiri tradisi merayakan Maulid Nabi SAW jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari laman Kemenag RI, Maulid Nabi berasal dari dua kata dalam bahasa Arab yakni "Maulid" dan "Nabi". Kata Maulid berarti 'kelahiran' sementara Nabi merujuk kepada Nabi Muhammad SAW.

Dengan begitu, dapat dipahami bahwa Maulid Nabi berarti kegiatan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini telah dilaksanakan sejak lama.

Melansir NU Online, perayaan kelahiran Nabi SAW menjadi kebiasaan masyarakat Arab sejak tahun kedua Hijriah. Para ahli sejarah sepakat menyatakan bahwa orang pertama yang menyelenggarakan peringatan ini adalah Sultan Al-Muzhaffar.

Sebagaimana dijelaskan Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi dalam kitabnya berikut:

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ

Artinya: "Orang yang pertama kali mengadakan seremonial itu (maulid nabi) adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Muzhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Dia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Muzhaffari di kaki gunung Qasiyun." (Imam as-Suyuthi, al-Hawi lil Fatawi, [Beirut, Darul Fikr: 2004], juz I, halaman 182).

Sejak saat itu, perayaan Maulid Nabi pun menjadi kebiasaan umat Islam di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri peringatan Maulid Nabi mulai berkembang di masa Wali Songo atau sekitar 1404 Masehi.

Hukum Melaksanakan Maulid Nabi

Disadur dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa hukum perayaan Maulid Nabi adalah Bid'ah hasanah. Yaitu sesuatu yang tidak dilakukan Nabi SAW dan sahabatnya namun memiliki nilai kebaikan yang tidak bertentangan dengan Al-Qur'an dan hadis.

Dengan begitu, Maulid Nabi sah-sah saja untuk dilakukan. Sebagaimana dijelaskan Imam As-Suyuthi berikut:

وَالجَوَابُ عِنْدِيْ أَنَّ أَصْلَ عَمَلِ المَوْلِدِ الَّذِيْ هُوَ اِجْتِمَاعُ النَّاسِ وَقِرَأَةُ مَاتَيَسَّرَ مِنَ القُرْآنِ وَرِوَايَةُ الأَخْبَارِ الوَارِدَةِ فِيْ مَبْدَأِ أَمْرِالنَّبِيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مَاوَقَعَ فِيْ مَوْلِدِهِ مِنَ الاَياَتِ ثُمَّ يَمُدُّ لَهُمْ سِمَاطٌ يَأْكُلُوْنَهُ وَيَنْصَرِفُوْنَهُ مِنْ غَيْرِ زِيَادَةٍ عَلَى ذَالِكَ مِنَ البِدَعِ الحَسَنَةِ الَّتِيْ يُثَابُ عَلَيْهَا صَاحِبُهَا لِمَا فِيْهِ مِنْ تَعْظِيْمِ قَدْرِ النَّبِيْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِظْهَارِالفَرَحِ وَالِاسْتِبْشَارِ بِمَوْلِدِهِ الشَّرِيْفِ.

Artinya: "Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur'an dan kisah-kisah teladan Nabi Muhammad SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu tergolong bid'ah hasanah (sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad SAW yang mulia". (Al- Hawi Li al-Fatawa, juz I, h. 222)

Dilansir dari buku Bahas Cerdas & Kupas Tuntas Dalil Syar'i Maulid Nabi oleh Muhammad Ahmad Vad'aq, Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat bagi alam semesta. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Artinya: "Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS Al-Anbiya': 107)

Dengan begitu, umat muslim dapat mengungkapkan rasa syukur pada hari ini setiap tahunnya dengan memperbanyak ibadah. Anjurannya disandarkan pada hadis tentang puasa Asyura yang dilakukan untuk bersyukur atas peristiwa tenggelamnya Fir'aun dan selamatnya Nabi Musa AS.

Ahli hadis Al-Hafizh Ibnu Hajar membuat kesimpulan umum bahwa Nabi SAW mengingatkan tentang Maulid melalui hadis tersebut.

Itulah ulasan mengenai 'Maulid Nabi 2024 tanggal berapa?'. Semoga menjawab ya, detikers!


(edr/edr)

Hide Ads